Mobil Harry berhenti tepat di salah satu taman rekreasi terbesar di Inggris. Taylor mengernyit. Harry benar-benar serius tentang ucapannya tadi, untuk melupakan masalah kantor dan bersenang-senang.
"Kita akan bersenang-senang di sini," Harry berujar seraya melepas sabuk pengamannya. Taylor masih menatap Harry, tak yakin. "Kau serius? Maksudku, bukankah sedang banyak pekerjaan di kantor? Kenapa kita bersenang-senang sekarang? Kenapa tidak lain waktu saja?"
Harry tersenyum dan bergerak mendekati Taylor. Harry membantu Taylor melepaskan sabuk pengamannya sambil menjawab, "aku mau bersenang-senang sekarang. Bukan lain waktu dan bukankah kau tahu, aku selalu mendapatkan apa yang aku mau? Jadi, ayo!"
Keduanya pun ke luar dari mobil. Harry meraih tangan Taylor, menggenggamnya erat sambil berjalan menuju ke lokrt. Harry membeli dua tiket masuk untuknya dan Taylor, sebelum mengajak Taylor masuk ke dalam. Taylor belum pernah ke taman rekreasi itu sebelumnya, mengingat dia baru beberapa bulan berada di London.
Sebelum menuju ke salah satu wahana, Harry membawa Taylor ke sebuah gerai pakaian. Harry membeli dua kaus, dengan motif yang sama namun, warna yang berbeda. Taylor mengernyit, heran. Untuk apa Harry membeli kaus?
"Kita tak mungkin bersenang-senang dengan pakaian seperti ini, Taylor." Harry menjelaskan, seakan dapat membaca pikiran Taylor. Harry menyodorkan kaus berwarna merah muda kepada Taylor sementara, dia memegang kaus berwarna biru tua. Kaus mereka sama-sama mempunyai gambar di bagian depan berupa origami. Bedanya, kaus Harry bergambar kapal kertas sementara, Taylor berupa bunga kertas.
Taylor mengganti pakaian terlebih dahulu, di dalam mobil Harry, baru kemudian Harry. Setelah mengganti pakaian, mereka baru benar-benar mencari permainan yang akan mereka mainkan.
"Harry! Ayo, ke sana!" Taylor menarik tangan Harry seraya menunjuk ke arah beberapa kuda yang tampak tengah bersiap, menunggu seseorang datang untuk menaiki mereka. Di tiap kuda, ada seorang dengan pakaian koboi yang berdiri di sampingnya.
Keduanya sampai di sana dan tanpa basa-basi, Taylor dengan ceria berkata kepada salah satu koboi jika dia ingin menaiki kuda tersebut. Koboi itu dengan senang hati mempersilahkan Taylor untuk menunggangi kudanya. Harry menatap wajah Taylor yang sangat bahagia. Harry tersenyum tipis sebelum berbicara pada koboi yang lain dan meminjam kuda koboi itu.
Kemudian, kuda Taylor mulai berjalan pelan di sebuah tanah lapang yang disediakan untuk berkuda. Harry juga mulai memberi aba-aba untuk kudanya agar berjalan cukup cepat, sehingga dapat mengimbangi kuda yang Taylor naiki.
"Aku tak tahu jika kau bisa berkuda," ujar Harry, dengan suara cukup keras supaya Taylor bisa mendengarnya. Taman rekreasi itu memang cukup ramai.
"Dulu, nenekku memelihara seekor kuda. Namanya Bonny dan nenek mengajariku bagaimana cara berkuda sampai akhirnya, Bonny dijual dan aku mulai berhenti berkuda." Taylor menjelaskan. Harry mengalihkan pandangannya ke depan. Kuda yang Taylor naiki berwarna putih dan kuda yang Harry naiki berwarna hitam.
Setelah satu keliling lapangan, para koboi mulai menghentikan langkah kuda mereka. Harry, tanpa ragu dan tanpa cemas segera melompat turun dari kuda, mengabaikan tangan koboi yang dipinjam kudanya oleh Harry. Harry hanya berkata, "terima kasih," kepada koboi tersebut sebelum melangkah menghampiri Taylor yang masih duduk di atas punggung kudanya.
"Biar aku yang membantunya turun," ujar Harry kepada koboi yang hendak membantu Taylor turun. Harry berdiri di dekat kuda yang Taylor naiki sambil mengulurkan tangannya di hadapan Taylor. Taylor menggigit bibir bawahnya sebelum berkata, "aku baru sadar jika kuda ini sangat besar. Bonny tidak sebesar ini."
Harry terkekeh. "Tidak bisa turun, eh?" goda Harry. Taylor mengerucutkan bibirnya. "Bukan tidak bisa! Hanya, kesulitan. Duh, apa koboi itu tidak mempunyai tangga kecil supaya aku bisa turun?" ujar Taylor, masih mengabaikan tangan Harry yang terulur padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Control
FanfictionMungkin semua tahu. Tak ada yang dapat mengontrol seorang Harry Styles, sebelum Taylor Swift datang dan mengubah segalanya.