#40 : Liam and Kate

7.1K 638 7
                                    

Hari ini hari Minggu, hari libur lagi untuk Taylor. Hari ini, Jasmine mengajak Taylor melakukan kegiatan 'gadis' sebelum malamnya nanti, Harry akan menjemput Taylor untuk makan malam di rumahnya, bersama sang Ibu, Anne.

Taylor dan Jasmine berjalan berdampingan di sebuah mall. Keduanya sesekali memasuki toko yang menjual pakaian yang keduanya inginkan. Sudah sekitar dua jam mereka berada di mall. Jasmine sudah memegang dua totebag sementara Taylor baru memegang satu.

"Ke mana lagi kita?" tanya Jasmine, dengan nada sangat ceria. Sama seperti Taylor, Jasmine tidak begitu mempunyai banyak teman di sini. Kebanyakan temannya berada di Doncaster, tempatnya lahir dan tumbuh berkembang.

"Aku tak tahu. Terserah kau saja," Taylor menjawab pasrah. Keduanya menghentikan langkah. Taylor menatap Jasmine dengan tatapan heran. Jasmine tampak tengah berpikir keras sebelum akhirnya, sebuah senyuman muncul di bibirnya.

"Taylor! Bagaimana dengan salon? Sepertinya kau butuh gaya rambut yang baru!" Tanpa menunggu komentar Taylor, Jasmine sudah membawanya menuju ke salah satu salon yang berada di mall tersebut.

Sesampainya di mall tersebut, Jasmine segera meminta Taylor duduk di salah satu kursi, memanggil sang penata rambut sambil melihat-lihat daftar gaya rambut yang ada di sana.

"Aku mau kau ubah gaya rambutnya seperti ini," ujar Jasmine seraya menunjuk salah satu gaya rambut yang ada di daftar. Taylor mengernyit. Jasmine tak meminta persetujuannya sama sekali dan si penata rambut langsung beraksi, tanpa memperdulikan protes Taylor. Jasmine terkekeh dan memilih untuk duduk santai, di dekat Taylor, sambil memanggil karyawan salon yang lain untuk men-creambath rambutnya.

Setelah hampir satu jam, akhirnya selesai. Taylor berdiri, di depan cermin seraya menatap gaya rambut barunya yang dipilihkan Jasmine. Tidak begitu buruk, kelihatannya. Bedanya mungkin, rambut Taylor tidak mempunyai panjang yang rata, seperti sebelumnya. Poni Taylor juga tidak lagi poni yang rata. Sekarang, poninya adalah poni yang dapat disingkirkan, ke arah kiri.

"Aku yakin, Harry pasti menyukai gaya rambutmu yang baru," Jasmine ikut bangkit berdiri dengan rambutnya yang sudah lebih baik dari sebelumnya. Taylor menatap Jasmine. "Dia tak akan memberi komentar apapun, Jas. Kau tahu sendiri dia seperti apa. Dia tak akan peduli." Ujar Taylor. Jasmine terkekeh. "Kau benar. Nah, lebih baik kita pulang sekarang. Harry akan menjemputmu untuk makan malam jam 7, kan? Sekarang sudah jam setengah 6. Kau punya sedikit waktu untuk berdandan."

Taylor mengangguk dan keduanya pun berjalan ke luar dari salon tersebut setelah membayar biaya salon mereka.

Saat tengah berjalan bersama Jasmine, ke luar dari mall, langkah Taylor terhenti saat melihat sosok yang sudah hampir seminggu belakangan tak ditemuinya, tengah berdiri di salah satu gerai makanan.

"Kau ke tempat parkir duluan, Jas. Ada sesuatu yang harus kuselesaikan," ujar Taylor sebelum melangkah meninggalkan Jasmine, menuju ke tempat orang itu berada. Jasmine menatap punggung Taylor sekilas sebelum mengedikkan bahu dan berjalan ke luar dari mall, menuju ke tempat di mana mobilnya terparkir.

"Liam!"

Taylor menepuk pelan pundak pria yang tengah memunggunginya tersebut. Pria bertubuh kekar itu berbalik dan terkejut saat mendapati Taylor di hadapannya. Ya, pria itu memang Liam. Liam Payne.

"Taylor?" Liam tampak tak yakin jika yang ada di hadapannya saat ini adalah Taylor, Taylor Swift temannya di Styles Enterprise.

"Hei, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Taylor, tanpa basa-basi. Liam mengernyit sebelum berjalan ke luar dari kerumunan orang yang ada di gerai makanan tersebut. "Kau sendiri? Apa yang kau lakukan di sini?" Liam bertanya balik.

"Shopping bersama salah satu teman baruku." Taylor menjelaskan seraya mengangkat totebag belanjaannya. Liam tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Bagaimana denganmu?" Taylor balas bertanya. Liam baru saja hendak menjawab sampai sebuah suara membuat perhatiannya dan juga perhatian Taylor teralihkan.

"Liam!"

Liam dan Taylor menoleh bersamaan, mendapati seorang gadis cantik berambut brunette tengah berjalan hingga akhirnya sampai di hadapan mereka. Gadis itu tampak menatap Taylor dengan bingung sebelum menatap Liam dengan penuh tanda tanya. Liam menarik nafas, menghelanya perlahan sebelum berjalan mendekati gadis itu dan merangkulnya, membuat Taylor semakin heran.

"Taylor, perkenalkan. Ini Kate. Kate, ini Taylor, rekan kerjaku yang pernah kuceritakan padamu." Liam memperkenalkan Taylor dan Kate.

Kate menyunggingkan senyuman ramah sebelum mengulurkan tangannya sambil berkata, "hai, Taylor. Liam bercerita banyak tentangmu. Senang bertemu denganmu secara langsung."

Taylor tersenyum canggung dan menjabat tangan Kate tersebut. "Senang bertemu denganmu juga, Kate. Semoga Liam menceritakan hal-hal yang baik saja tentangku." Kate terkekeh mendengar ucapan Taylor sebelum akhirnya, keduanya saling melepaskan jabatan tangan masing-masing.

"Liam, aku tak melihatmu di kantor seminggu belakangan. Kupikir, kau ada tugas di luar kota. Sekarang, aku melihatmu di sini," Taylor beralih kepada Liam. Liam tersenyum tipis. "Aku mengundurkan diri dari Styles Enterprise." Taylor membulatkan matanya. "Apa? Mengundurkan diri? Kau bercanda, kan?" Taylor menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.

"Tidak, aku serius. Aku sudah bukan lagi karyawan di Styles Enterprise sejak beberapa hari lalu. Aku sudah menyerahkan surat pengunduran diriku dan Harry sendiri yang menandatanganinya." Liam menjelaskan. Taylor mengernyit. "Harry tak berkata apapun kepadaku, tentangmu." Liam mengedikkan bahunya.

Taylor mengerucutkan bibirnya. "Padahal, kau satu-satunya temanku di sana. Sekarang, kau tidak ada lagi di sana dan aku akan selalu makan siang sendiri." Taylor menghela nafas. Liam terkekeh seraya mengeratkan rangkulannya pada Kate. "Kau tidak sendiri, Taylor. Kau pikir, aku tak tahu apa yang terjadi di antara kau dan Harry? Well, semoga kau berhasil dengan pria itu." Taylor ikut terkekeh.

"Di mana sekarang kau bekerja, Li?" tanya Taylor mengalihkan pembicaraan tentang Harry tadi.

"Aku membantu orangtua Kate membangun ulang perusahaan travel mereka." jawab Liam, seraya melirik Kate yang tersenyum. Taylor mengangguk sebelum memberikan Liam senyuman menggoda. "Maksudmu, membantu mertuamu membangun ulang perusahaan mereka?"

Liam terkekeh dan Kate hanya menundukkan kepala, merona.

"Bisa dibilang begitu," Liam mengedip.

"Jangan lupa mengundangku ke pernikahan kalian," Taylor balas mengedip. Liam menganggukkan kepala. "Tentu saja. Kau akan menjadi orang pertama yang masuk daftar orang yang akan kuundang. Kau sudah kuanggap seperti adikku sendiri, Tay."

"Senang mendengarnya. Oh, ya, maaf harus menganggu waktu kalian. Sepertinya aku harus pergi. Temanku menunggu di tempat parkir. Senang bertemu kalian berdua. Sampai bertemu lagi," Taylor melambaikan tangan sebelum berbalik dan bergegas menuju ke tempat parkir, tempat di mana Jasmine menunggunya.

-----
Pic : Liam and Kate (Sophia)

No ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang