#39 : Harry's Bestfriends

7.2K 660 12
                                    

Taylor benar-benar mengabaikan Harry selama seharian ini, membuat Harry merasa bersalah walaupun, dia tak tahu apa kesalahannya. Taylor hanya diam saja, menuruti semua yang Harry perintahkan kepadanya. Taylor juga menyelesaikan pekerjaan dengan tenang. Biasanya, Taylor pasti bertanya kepada Harry, jika dia tidak mengetahui apapun. Tapi, kali ini, dia hanya diam saja.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul lima sore dan Taylor menyadari itu. Taylor merapikan peralatannya dan segera bangkit berdiri, menghadap Harry. Taylor masih mencoba menghindari tatap mata dengan Harry. Dia tidak mau luluh begitu saja pada pria itu. Akhir-akhir ini, Taylor seringkali memikirkan Harry dan menurut Taylor, itu adalah sesuatu yang kurang baik.

"Sudah pukul lima dan..."

"Duduk." Harry memotong ucapan Taylor dengan tatapan tajamnya. Taylor masih berdiri dan menggeleng. Gadis itu menundukkan kepala, benar-benar tak mau menatap Harry saat ini.

"Taylor Swift, tatap aku saat kita sedang bicara." Perintah Harry, tegas. Taylor menarik nafas dan menghelanya perlahan, sebelum mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap Harry. Menatap mata hijau indahnya.

"Sekarang duduk dan jelaskan apa yang terjadi denganmu." Harry kembali memerintah. Taylor menarik kursi dan duduk di sana. Berusaha untuk tenang, Taylor menjawab, "tidak terjadi apapun denganku. Bukankah kau bisa melihatnya dengan jelas?"

"Kau mengabaikanku." Harry melipat tangan di atas meja. Taylor menundukkan kepala.

"Kau menghindariku." Harry menambahkan. Taylor tak tahu harus berkata apa.

"Kau bahkan tak mau menatapku dan kau tidak banyak bicara hari ini." Harry menyandarkan punggungnya dan memejamkan mata sekilas. "Aku benci diperlakukan seperti ini olehmu. Aku lebih menyukai kau yang banyak bicara dan ceria, seperti biasanya. Apa yang terjadi padamu?" tanya Harry, nadanya terdengar sangat khawatir. Taylor diam.

"Jika kau marah padaku karena aku meninggalkanmu terlalu lama di ruangan ini, tanpa melakukan apapun, baiklah. Aku minta maaf. Aku tak akan mengulanginya lagi, aku janji." Harry berujar dengan sungguh-sungguh. Taylor masih diam dengan kepala yang tertunduk.

Harry menatap gadis yang duduk di hadapannya itu dengan lemah. Harry tak pernah merasa selemah ini di hadapan seorang gadis tapi, Taylor benar-benar menyiksanya hari ini, dengan perubahan sikapnya hari ini. Ini untuk pertama kalinya, Harry meminta maaf dengan sangat kepada seorang gadis.

"Harry," Akhirnya, setelah lama diam, Taylor buka suara. Harry masih menatap Taylor dengan tatapan mendalam. Taylor mengangkat wajahnya, menatap Harry. "Kau tidak salah apapun dan seharusnya, aku yang meminta maaf padamu. Jika sikapku hari ini membuatmu kurang nyaman, maaf. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku."

"Apa kau sakit?" tanya Harry cemas. Taylor menggeleng. "Aku tak merasa sakit sedikitpun. Aku tak tahu kenapa aku bersikap seperti ini. Mungkin, moodku memang sedang tidak berada dalam kondisi yang baik."

Harry mengangguk, mencoba mengerti. "Aku tahu bagaimana untuk membuat moodmu lebih baik." Harry memasang senyuman tipis.

"Bagaimana caranya?" tanya Taylor.

"Tunggu di sini, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Sebentar lagi selesai. Setelah itu, aku akan mempertemukanmu dengan beberapa orang yang mungkin bisa membuat moodmu membaik." Harry menjawab. Taylor mengangkat sebelah alisnya, penasaran.

*****

"Hei, tunggu! Aku tidak mau ikut masuk ke dalam sana jika kau tidak menjawab pertanyaanku!" Taylor menahan lengan Harry agar tak masuk ke dalam sebuah kafe yang bernuansa alam. Harry menghentikan langkahnya dan menoleh kepada Taylor. Harry memberikan Taylor senyuman. "Kau bilang, moodmu sedang buruk, kan? Aku akan membuat moodmu sedikit membaik."

No ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang