3. Berangan

5.3K 596 7
                                    

" selamat datang untuk takdir yang akan datang semoga aku memiliki takdir baik hari ini"

~Abian Reza Desmon

Hari ini adalah hari yang sangat dinanti keluarga Desmon.
Mengapa tidak semua hasil kerja keras di umumkan hari ini.

Bagaimana tidak?? Hari ini nilai bang Arlo diumumkan, Mas Aarav akan tes untuk ikut ujian, Ailen yang akan ikut olimpiade matematika. Ailen memang pintar di segala mapel dulu dia sudah masuk olimpiade bahasa Indonesia tapi karena olimpiade matematika masih kosong makanya guru mengganti Ailen untuk ikut olimpiade matematika saja dan karena itu ayah senang bukan main sampai-sampai ayah menyewa 1 restoran bintang lima untuk makan malam.

Sedangkan untuk Ian hari ini dia ikut lomba debat, kalo Bian? Dia hari ini mau ngeliput berita bunuh diri. Nggk ada yang spesial sih buat Bian, ya karena tiap hari dia ngeliput berita di lapangan.

Kiini Semuanya tengah menjalankan rutinitas pagi yaitu sarapan. Tanpa terkecuali.

"Ayah...ayah jadi kan nemenin adek olimpiade hari ini??" Tanya si bungsu yang memecah hening di meja makan

" iya adek...nanti ayah anter ya...jam 8 kan?"

"Iya yah" balas Ilen dengan senyum mengembang di bibir mungilnya itu.

"Ian kamu ikut olimpiade juga kan? Ayah anter sekalian aja ya?"

" Nggk usah yah. Tempatnya beda sama adek nanti malah telat adiknya"

" Ohh... Ya udah biar dianter bang Arlo aja ya?"

" Iya yah nggkpapa" jawab Ian yang sedikit kecewa, andai ayahnya tau jika Ian ingin dipaksa supaya diantar ayah.

Kini semua telah berangkat menuju tujuan masing-masing. Ayah dan Ailen telah berangkat 10 menit yang lalu sedangkan bang Arlo dan Ian baru 5 menit yang lalu berangkat.

" Dek Lo gue anter aja ya? Masa kemarin Lo pulang jalan kaki! Ntar kalo udah pulang chat aja biar gue jemput" ucap Aarav pada Bian yang sedari tadi membolak balik novel ditangannya.

" Nggk usah mas gue bawa motor sendiri aja"

" Nggk ada. Kalo gue bilang nggk boleh ya enggak. Lo jangan keras kepala" balas Aarav sedikit meninggikan suaranya

"Iya..iya mas!! Nggk usah ngegas juga kali mas" pungkas Bian.

Dalam perjalanan tak ada yang membuka pembicaraan Bian yang sibuk dengan novel dan Aarav sibuk dengan kemudinya.
Tak lama mobil pun berhenti di depan kampus adiknya.
" Mas gue cabut dulu ya. Ntar agak malem pulangnya tapi tenang aja nggk Sampek jam sepuluh kok"

" Iya...ati-ati Lo..sini dulu!"
Kemudian Bian mendekat dan

"Cup" satu kecupan Aarav mendarat tepat di kening Bian.

" Ihhh!!!! Apaan sih Lo..homo ya?" Kesal Bian pada kakak tercinta nya itu.

" Jaga diri Lo baik-baik, inget masih ada gue yang sayang sama Lo" ledeknya sambil menatap netra sang adik.

"Dah sana masuk keburu telat ntar" lanjut Aarav kemudian melajukan kendaraan mewahnya.

" Andai ayah kaya Lo mas, mungkin gue udah bahagia dari dulu" monolog Bian pada dirinya sendiri.

🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚

Terik mentari mulai memanas, kini binarnya telah tepat di atas kepala. Waktu makan siang pun telah tiba, saat ini Abian tengah duduk di kantin fakultas nya.

Untuk Senja ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang