1.Keluarga Desmon

13.4K 893 55
                                    

" kata orang harimu tergantung pagi mu. Jika kamu bahagia di pagi hari maka energi positif yang akan kamu dapatkan seharian itu, sedangkan jika pagi mu sudah buruk maka harimu akan ikut buruk ".
~Aciel Ian Desmon
.
.
.
.

"Pyarrrr"
Suara itu telah menggema terlebih dahulu daripada ayam jago yang biasa menjadi alarm.

" Apaan sih dek pagi buta gini udah ribut aja" ucap bunda yang masih berjalan di tangga menuju sumber suara.

"Ini ni Bun kak Ian nih nggk ngebolehin aku bikin susu sendiri" balas Ailen dengan sedikit air mata yang jatuh.

" Adek...kan kakak ngelarang itu pasti ada sebabnya. Coba tanya ke kak Ian kenapa nggk ngebolehin adek" timpal Bunda

"Gini lho Bun, inikan masih pagi. Adek juga bikin susu pas masih ngantuk. Nanti kalo adek kena air panas gimana?" Jawab Ian selagi membersihkan pecahan gelas tersebut.

" Tuhkan dek... maksud kakak itu baik. Udah sini kak biar bunda aja"....
" Nggk usah Bun, ini juga udah mau selesai. Sekalian aja Bun". Tolak Ian dengan lembut.

Ailen yang merasa bersalah akan tetapi masih terhalang rasa kesal pun akhirnya meminta maaf pada kakaknya itu, setelah itu menghilang bak terbawa angin.

Yaaa seperti inilah pagi hari si bungsu di keluarga Desmon. Suka marah tapi juga suka merasa bersalah. Maunya sih di manja tapi mau bilangnya....

Jangan bingung ya..disini Ian itu Aciel. Nama panggilan sayang gitu lhoh.. hehehe...kata Bang Bian Aciel itu kaya nama cewek padahal kan yang ngasih nama itu bang Bian juga. Dulu itu kata bunda Abang maunya adek perempuan malah yang lahir Aciel. Kan namanya belum disiapin jadi Aciel aja. Gitu sih cerita bunda asal usul nama Aciel jadi Ian.

Pagi ini para anak bujang disibukkan denga urusannya masing-masing.
Rama yang notabennya sebagai ayah tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.
Sedangkan Laura tengah memasak sarapan yang di bantu mbak Mina, asisten rumah tangga bunda yang hanya ada saat pagi sampai sore saja. Bunda itu mandiri makanya nggk perlu asisten rumah tangga yang 24 jam stay di rumah.

Kini lantai 2 rumah tersebut tengah ribut menampilkan para bujang yang sibuk sendiri. Ada Aarav yang sibuk siap-siap untuk berangkat koas, maklum lah ia masih koas baru yang harus disiplin. Calon dokter harus tepat waktu ya kann.
Rumah ini mungkin akan sepi tanpa suara tinju dari Arlo yang setiap pagi menggema di halaman belakang, yang senantiasa menjadi musik penyemangat pagi. Pria itu masih kuliah semester 6, mengambil jurusan Marketing Management untuk meneruskan bisnis sang ayah tercinta.

Ada pula sosok laki-laki tampan yang tengah mengemasi barang-barang yang akan di bawa ke kampus. Namanya Abian anak Jurnalistik yang masih menginjak semester 2. Memiliki tampang ganteng membuat dia banyak di sukai kaum hawa tapi tak ada satupun yang tersangkut dihatinya. Ya mungkin hanya Bunda semanta wanita dalam hatinya kini.

Wahhh...rasanya nggk afdol nih kalo pagi ini nggk ada pertempuran antara Ian dan Ailen. Tapi apalah daya yang pagi tadi aja belum kelar urusannya dengan bunda masa mau nambah lagi... Kini mereka tengah berada di meja makan dan telah berpakaian rapi.
Ya...memang mereka satu sekolah tapi beda kelas Ian yang dua tahun lebih tua dari Ailen duduk di bangku kelas XII sedangkan Ailen masih kelas X.

Tapi kalian jangan salah lho...Ian itu sebenarnya orangnya dewasa banget...hanya saat di rumah aja dia manja sama kakaknya...maklum lah dia termasuk maknae dalam keluarga Desmon.

Waktu telah menunjukkan pukul 06.30 sudah waktunya untuk sarapan.
Semua orang berkumpul di meja makan. Hanya sekedar sarapan bersama yang bisa membuat mood mereka baik.
" Ayah...adek mau ikut olimpiade bahasa Indonesia lho..." Ucap Ailen dengan senyum yang mengembang.
" Lho kapan dek? Dimana tempatnya? Kok baru ngasih tau ayah sekarang?" Balas Rama.
" Empat hari lagi yah...maaf yah baru sempet. Ayah aja jarang ketemu adek, gimana adek bisa bilang".
" Ya udah.maaf ya adek...ayah bisa kok, nanti ayah temenin ya" jawab Rama menutup pembicaraannya dengan si bungsu.

Tak lama semua anggota keluarga Desmon telah berkumpul di meja makan. Mereka saling berbincang dan bercanda, ada yang menjaili Ailen sampai minta ampun ada juga yang hanya diam tanpa kata.

Pukul 07.00 seluruh anggota keluarga telah pergi. Kini rumah sepi hanya menyisakan mbak Mina seorang.
"Ting tong...."
Tampa banyak kata mbak Mina segera membukakan pintu.
"Maaf dengan siapa?"
Yang dilihat mbak Mina adalah seorang laki-laki ber- jas tengah berdiri di depan rumah Keluarga Desmon.
" Permisi mbak, saya mau memberikan berkas milik tuan Rama" ucap pria tersebut
" Iya pak, biar saya taruh di meja tuan Rama" balas mbk Mina setelah itu menaruh berkas tersebut di meja Tuannya itu.

Kini hari semakin siang dan Bunda baru saja pulang. Bunda hanya bekerja setengah hari karena toko kuenya sudah banyak karyawan, beliau hanya mengawasi karyawan nya.
"Siang Bu, tadi ada utusan kantor yang datang untuk mengantar berkas bapak, berkas nya sudah saya taruh di meja bapak" ucap mbk Mina sambil memberikan teh kepada bunda.
" Iya mbk, makasih ya" balas Bunda dengan senyum manisnya
"Oh ya mbak, nanti tolong bikin makanan kesukaan anak-anak ya mbak. Terutama kesukaan Aciel sama Ailen ya" lanjut Bunda setelah itu berlalu meninggalkan mbk Mina.

🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚


Trrriiingggg....triinggg
Bel istirahat telah berbunyi kini Aciel tengah duduk dengan buku di genggamannya netranya terus tertuju pada lembar buku yang terus berganti.
"Kak Ian!!!makan dulu yuk. Dari tadi di perpus Mulu, ntar sampai rumah di marahi bunda baru tau lho" ucap Ailen dengan tangan yang merangkul di pundak Ian.
"Lepas ilen!! Jangan ganggu gue lah..ntar kalo gue udah laper gue bisa makan sendiri kok!!"jawab Ian dengan tangan yang sibuk melepas pelukan adiknya itu.

"Kak kenapa sih sekarang jadi pendiam, dulu kakak nggk gini lho? Apa karna tuntutan dari ayah ya?"

"Nggk kok Len, kakak nggkpapa, kamu makan siang dulu ya. Kakak mau nyelesain bacaan ini dulu" jawab Ian sedikit menjauh dari adiknya.
"Iya kak, kalo kakak mau cerita aku siap dengerin kak" balas Ailen sambil melangkah keluar perpustakaan.

"Andai Lo jadi gue Len..mungkin Lo bakal ngelakuin hal yang sama" monolog Ian di dalam hatinya.

🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚
.
.
.
Okay chapter ini sampai disini dulu...
Kira-kira dari ini ada yang bisa nebak nggk siapa tokoh utamanya?
Kritik dan saran dipersilahkan ya...
Tapi ingat ya...
Yang membangun ...
.
.
Terimakasih ya
Udah nyempetin buat baca ini...
Salam hangat dari ~Kinm....

Untuk Senja ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang