15. Bagian Kehidupan

3K 405 26
                                    

*typo mohon diingatkan ya✌️
.
.
.

"Untuk saat ini kamu boleh lelah, tapi ingat lawanmu tak pernah lengah"
~UntukSenja
.
.
.
.

🌚🌚🌚🌚🌚🌚

"Gas, Lo bawa mobil kan?" Tutur Abian kala hawa dingin menyerbu raga, dirinya ingat jika harus menemui sang kakak di RS namun hal itu sempat ia urungkan karna hujan yang turun tanpa aba-aba.

"Hmm...bawa, mau nebeng?" Balas Bagas yang sedari tadi menggelendot di pohon dekat gazebo.

"Anterin gue ke RS"

Segera Bagas menatap lawan bicaranya itu, tak biasanya sang sahabat minta di antar ke Rumah Sakit. Waktu sakit aja mati-matian nolak masa nggak Kenapa-napa mau ke sana.

"Ha? Nggak salah mau ke Rumah Sakit?"

"Iya, nggak usah gitu juga dong lihatnya!"

Dengan cepat Bagas mengalihkan pandangannya, " Eh... Enggak. Ngapain ke sana?"

"Mau nemuin Mas Aarav" dingin Abian.

Bagas hanya ber-oh ria mendengar penuturan sahabatnya itu. Jika itu alasannya tak heran jika Abian akan seringkeluar masuk Rumah Sakit. Tapi bukan karena sakit ya.

Tak butuh waktu lama mereka segera menuju mobil Bagas yang terletak lumayan jauh dari tempatnya saat ini. Karena tak ada pilihan, ya sudahlah main air sedikit tak apa kan? Rintik hujan tak begitu deras begitu pula jejak yang mereka tinggalkan tidak cepat namun berirama dengan ribuan bulir hujan yang mengenai tanah.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya mobil yang mereka tumpangi telah sampai di depan Rumah Sakit tempat sang kakak bekerja.

"Gas, gue duluan" senyumnya kembali terukir disertai lambaian tangan tanda akhir perjumpaan.

" Okay, siyap. Tiati Kuy jangan kaya si Rai yang kerjaannya galau mulu" goda Bagas, memang sahabat itu kadang sifatnya bertolak belakang dengan diri kita.

"Lhah, iye... Iye..."

Bayangan mobil yang kian menjauh menjadi pemandangan terakhir bersama sang sahabat hari ini. Terasa singkat jika dilalui bersama.

Kini netranya tak lepas dari pintu masuk Rumah Sakit, ia benar-benar dibuat bingung tak karuan. Pasalnya Abian tak cara mencari sang kakak, apakah tanya ke resepsionis atau langsung ke ruangannya? Tapi dimana ruangan Masnya itu. Dasar Abian!! Kaya anak ayam kehilangan induknya.

"Duh, Mas Aarav lagi ngapain sih? Gue juga ngapain nurutin omongan dia buat kesini! Ahh... Abian bego banget sihh!!" Gerutu Abian yang semakin menjadi.

Aarav tak bisa di hubungi begitu pula dirinya saat ini yang nampak seperti gelandangan baru. Tubuh tak terlalu berisi, wajah kusam dan kumel, serta sepatu dan pakaian yang sedikit basah lalu ditambah lagi dirinya berdiri di pinggir jalan sambil celingak-celinguk membuatnya benar-benar mirip gelandangan.

20 menit, 30 menit, sampai akhirnya 45 menit Abian terdiam dalam lamunan. Kakinya sudah ia tekuk guna menjaga tubuhnya agar tak limbung, sungguh lelah walau hanya berdiam diri. Jika Abian berpikir, dia akan melihat sosoknya nampak seperti orang bodoh.

Untuk Senja ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang