6. Suka dalam Duka

4.3K 515 36
                                    

* Hay...kali ini author balik lagi nihhh..
Ada yang nunggu nggk? Oh ya, mau cerita dikit nih!
Nggk tau kenapa akhir-akhir ini author ngerasa gamon Mulu entah sama apa..kalian juga nggk sih?
Hehehe...maafkan author yang random ini ya friends 😁😁

* Typo mohon diingatkan 🤗

🌚🌚🌚🌚🌚🌚

"Terimakasih telah menjadi ada dalam ketiadaan jiwa ini. Untuk kamu Si Pengagum Senja"

~pengamat senja


.
.
.
.
.

Kini mentari masih bersinar, teriknya pun juga lebih panas. Tanpa sadar sang surya lah yang menjadi saksi bisu semua suka dan duka hidup ini. Begitu pula Abian, aduan sakit telah kerap ia lontarkan. Tak ada yang mendengar, cukup dia dan Tuhannya lah  yang tau.

Sudah 2 hari berlalu setelah kejadian hari itu, dan kini sang tokoh utama  belum juga beraktivitas normal di kampusnya. Iya, Abian absen beberapa hari, badannya belum terlalu sehat untuk keluar ditambah lagi sang kakak yang overprotektif kepadanya.

"Duhh, enak banget hidup gue. Pagi-pagi udah disiapin teh, kaya pangeran aja gue. Hehehe" keluh Bian  dengan senang hati.

" Andai tiap pagi begini, wwihhhhh rasanya ehhhmmm manteb banget" lanjutannya lagi.

"Woyyyy!! nggk usah mimpi Lo, dah siang juga. Mimpi tu yang berfaedah dikit Napa buat kenyataan," ucap Ian yang dibumbui satu cubitan kecil mendarat tepat di perut sang kakak.

Bian yang berada di dunia halunya seketika langsung sadar saat rasa nyeri menghantam perutnya.
" Dihhh! Napa lu? Sirik amat liat gue. Iya..iya..gue tau kok kalo gue paling ganteng" balasnya menggoda.

" Auah..Bang, ngomong sama Lo bikin otak gue geser."

Tangan yang sedari tadi memegang perutnya kini ia rangkulkan ke pundak sang adik. Dengan gemasnya Bian mulai mencubit  pipi putih Ian.

Tak salah jika Bian gemas dengan adik pertama nya ini. selain lucu, Ian adalah satu-satunya anak di Keluarga Desmon yang memiliki kulit putih bersih bak susu. (Hehehe, author jadi gemes bayanginnya)

" Udahhh bangg!! Fisik Lo itu masih sakit tapi kenapa jailnya nggk ikut sakit juga sihh!!!" Kesal Ian yang membuat Bian kian giat mencubit pipinya.

Satu pukulan ringan dengan sengaja didaratkan Ilen pada Abang terganteng nya.
" abanggg!!!" Rengek Ilen.

Seketika Ian melepaskan rangkulan sang kakak, kemudian bergeser ke sofa sebelah Bian yang tersekat meja kecil di tengahnya.

" Duhhh! Adek gue paling ganteng. Cini cayang, apacihh manggil abangnya kok kaya gitu? " balas Bian dengan nada imut yang sedikit meledek.

" Abang kenapa nggk ajak aku?"

" Ajak kemana? Kan dari tadi Abang disini aja"

"Pelukan kaya kak Ian" rengeknya lagi yang semakin menggemaskan.

"Ini kenapa sihh semua pada manja ke Abang hmm?? Kenapa?"

" Jadi Bang Bian nggk mau peluk Ilen?" Balasnya didudukung raut wajah memelas.

Mana mungkin Abian menolak permintaan sang adik bontot apalagi wajah Ilen yang benar- benar merah setelah bermanja dengannya.

Untuk Senja ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang