16. Keluarga

2.9K 417 31
                                    

* Slide 2 dan play musiknya!!
.
.
.

Flashback

Senja telah menunjukkan hari semakin gelap. Namun hal itu membuat semangat Arlo untuk pulang lebih membara. Ingat akan adik yang selalu setia menanti kepulangannya membuat Arlo tak sabar membelikan makanan kesukaan adik-adiknya.

Hari ini sangatlah panjang, pasalnya Uncle Hari, adik sang ayah tiba-tiba meminta Arlo untuk bertemu. Terdengar sangat urgent namun ternyata hanya membicarakan saham perusahaan.

Kalian bingung kan? Sama Arlo juga bingung mengapa tiba-tiba membahas hal seperti itu. Dan hasil akhirnya adalah semua aset milik sang ayah telah berubah kepemilikan menjadi miliknya.

Jangan pikir Arlo langsung menerima hal itu, dia menolak tapi Uncle memaksa dengan dalih permintaan Rama. Membingungkan memang, tapi surat dari Rama membuat Arlo menerima tanggung jawab yang besar ini.

Matahari semakin bersembunyi, langkahnya juga kian mendekati pintu rumah yang masih tertutup rapat.

"Assalamualaikum, Arlo pulang" seru Arlo dari pintu utama yang menampakkan dirinya.

Sunyi, itulah gambaran keadaan rumah saat ini. Karena tak mau berpikir panjang ia langsung menuju kamar sang adik. Entah mengapa rasanya sangat rindu.

Pyarr...
Suara barang pecah  terdengar nyaring dirumah yang sepi ini.
Namun suara tangis seseorang kembali menyerang pendengaran Arlo.

Hingga tiba-tiba kedua adiknya menarik Arlo sampai masuk kedalam kamar.

"Aduh dek bentar, kenapa sih narik mas kaya gitu?" Tanya Arlo yang seketika membuat adiknya itu ketakutan.

Mereka hanya terdiam dan menunduk, tanpa berani menatap Arlo yang sedang bertanya.

"Mas...hiks...mas, ayah...hiks... bunda..." Dengan terengah-engah Ilen berkata hal demikian.

Suara barang jatuh kembali terdengar, namun kini kian nyaring di tambah Mbak Mina yang berteriak sekencang mungkin.

Tanpa menghiraukan kedua adiknya Arlo turun ke lantai dasar dan menyaksikan hal terburuk baginya.

Rama yang sudah berulangkali main tangan, baru kali ini Arlo melihat kedua orang tuanya bertengkar hebat.

"Saya udah muak dengan kebohongan kamu!! LEBIH BAIK KITA PISAH!!!" Pekik Rama.

"AKU JUGA SUDAH LELAH SAMA KEMAUAN KAMU!!! AKU BISA URUS ANAKKU SENDIRI!! PERGI YANG JAUH KAMU DAN JANGAN PERNAH TEMUI ANAK AKU!!!" emosi Laura kian menjadi, tanpa ia sadari ketiga anak mereka menyaksikan hal tersebut.

"Bunda..." Segera Arlo merengkuh sang bunda yang sudah bergetar dihadapan ayahnya.

"Bunda tenang ya, ada Abang disini"

Rama hanya memincingkan matanya tanda tak suka adegan melow ini.
"Bunda kamu itu terlalu lemah, cuma bisa nangis!!" Belum selesai Rama berbicara satu pukulan sudah mendarat di wajah Rama.

"JAGA SOPAN SANTUN KAMU ARLO!!! KAMU LUPA SIAPA SAYA??"

"CIHH!!! EMANG LO PERNAH AJARIN GUE SOPAN SANTUN?? INI YANG LO MAKSUD?" Ditunjukkannya tangan sang bunda yang sudah berwarna keunguan.

"INI HAH?? MUKUL PEREMPUAN ITU BANCI!! LO BUKAN BOKAP GUE!!!BAJINGAN!!!!!" Kali ini Arlo memang sudah kelewatan tapi Rama juga tak jauh berbeda bahkan lebih parah.

Untuk Senja ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang