10. Satu Pinta Dua Rasa

3.5K 445 49
                                    

* play musiknya dan rasakan sensasinya.

Typo mohon dimaafkan 🥺

🌚🌚🌚

" Untuk kamu yang sedang lelah, tolong ingatlah jika lelahmu sekarang akan menjadi bahagiamu nanti".

~Untuk Senja
.
.
.
🌚🌚🌚🌚

Hening pagi telah terganti dengan mentari yang membawa sorakan ayam jago. Sejuknya udara tak terasa tengah menembus ke dada. Ditambah rasa kantuk yang belum memudar setelah sang empunya membuka mata.

" Aaahhoomm... Dingin banget deh pagi ini" sambutan pagi dari Abian yang bisa dibilang keluhan, dirinya baru saja terbangun dari dunia mimpi. Rasa dingin menghantamnya untuk segera menghangatkan diri sebelum membeku dalam lelapnya. Masih dilantai dengan pintu yang setia terkunci.

" Sial!!. udah jam enam aja.. mana belum sholat lagi, pasti kena ceramah deh!! Yakin gue!!" Gerutunya yang tak henti.

Tubuhnya mulai bangkit untuk bersih-bersih, tak pergi ke kampus pagi ini karena kelasnya nanti siang. Setelah selesai membersihkan diri Abian membawa kakinya untuk turun ke lantai dasar. Namun hal tak terduga kembali menimpanya, pintu kamarnya terkunci dari luar. Abian sudah menduga siapa pelakunya, sangat yakin jika orang ini tega melakukan hal sedemikian rupa kepada sang adik.

"Doggggh...dogghh" suara pintu di gedor.
" Woyyy...bukain dong..sialan gue laper nih!!!" Hanya hening yang menjawab.

"Sial Lo!! Arlo!!! Bukain woyy!!" Pekiknya keras tanpa embel-embel Abang. Mungkin jika rumah mereka tidak besar suara gaduh ini pasti terdengar sampai ke telinga tetangga.

" Gue bunuh Lo Arlo!!! Bukain !! Sialan Lo!! Pagi-pagi bikin emosi!!"

Hal seperti ini biasa terjadi jika Abian mengunci kamarnya dari dalam. Arlo sangat benci hal itu apalagi saat ia akan membangunkan sang adik untuk sholat subuh, rasanya ingin mendobraknya. Alih-alih melakukan hal tersebut Arlo lebih memilih mengunci Abian dari luar.

Masih terekam dengan jelas di ingatan Arlo tentang kejadian lima tahun silam yang menimpa sang adik. Abian  ditemukan tak sadarkan diri di lantai kamarnya dengan pintu yang masih terkunci dari dalam, dengan wajah pucat dan badan yang dingin membuat seisi rumah kalut setengah mati. Sejak saat itulah Abian dilarang mengunci pintu kamar. Namun Abian tetaplah Abian yang bandel, larangan itu bagaikan angin berlalu. Dirinya masih setia mengunci pintu dari dalam dengan dalih ingin fokus belajar.

" Diem Lo!! Dasar bandel banget jadi adek!! Nurut dikit kenapa sih!!" Bentakan Arlo terdengar kian menakutkan kala pintu dibuka kasar.

" Lo kenapa sih?? Biasa aja kali!! Biarin gue ngelakuin apa yang gue mau!!" Abian pun tak ketinggalan berpacu emosi.

" Terserah!! Tapi kalo terjadi sesuatu sama Lo jangan pernah minta bantuan gue!!!" Pekiknya keras. Tanpa disadari kata-kata itu tertanam dalam di dada Abian.

Abian yang semula bersemangat untuk sarapanpun kini sudah tak memiliki selera berkat perkataan Arlo. Entah mengapa abangnya itu seperti mengutuk dirinya.

" Bang!! Woy!!" Tepukan tangan Ian menderat di pundak tegap Abian.

" Ehhh iya dek. Kenapa?" Seketika lamunannya luntur entah kemana.

Untuk Senja ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang