part 31

6.7K 697 49
                                    

Sesampainya mereka dirumah sakit ia bergegas membawa adik nya.

"Dokter!!! Cepat periksa adik saya" Teriak ersan

Dokter pun dengan cekatan memeriksa erlan.

"Maaf silahkan tunggu diluar" Kata dokter Hendrick.

"Saya gak bisa meninggal kan adik saya bajingan" Amarah ersan sambil mencengkram kerah dokter Hendrick.

"Bos, sebaiknya kau tenang dulu, biar dokter tangani erlan, kau tak mau kan erlan kenapa kenapa, biar dokter Hendrick periksa" Tegas Rio.

Ersan langsung melepaskan secara kasar.

"Periksa adik ku, jika kau buat kesalahan sedikit saja, ku tebas kepala mu hari ini juga" Tegas ersan, dokter Hendrick hanya mengangguk, dan kembali kedalam ruangan erlan.
______________________

Di masion, erd sedang melakukan persiapan untuk menghancurkan Javier.

Ia melihat banyak pasukan yang ia bawa.

"Ingat jangan ada yang ceroboh, ingat strategi yang aku berikan" Tegas erd kepada bodyguard nya.

Mereka semua mengangguk dan mereka mengendarai mobil dan mengikuti arah tuan mereka.

Mereka kini tengah memasuki kawasan hutan, sesampainya di masion Javier. Yang ia lihat hanyalah kekacauan

Erd yang melihat itu lantas marah, ia berfikir kemana erlan dibawa.

"Arghhhhhhh"teriak erd.

" Cari seisi masion ini "perintah erd.

" Baik tuan"mereka semua berpencar, tapi hasilnya nihil tak ada satu pun manusia didalam masion.

"Maaf tuan di masion ini kosong hanya ada pecahan dan banyak bercak darah tuan" Kata bodyguard itu.

Erd menggeram, fikiran nya berkecamuk.

"Aarrghhhhhh erlan!!! " Teriak erd seperti orang gila, para bodyguard yang melihat itu hanya bisa diam tidak bisa melakukan apa apa.

Tak lama setelah itu ponsel erd berbunyi.

"Hm"

"...... "

"Dimana"

"....... "

Erd menggeram marah dan matanya memerah.

"Daddy akan kesana"

"Kalian kembali ke masion, Tomi kau ikut aku"

"Baik tuan" Kata Tomi.

Kini erd masuk kedalam mobil itu bersama Tomi. Ia duduk di kursi belakang sedangkan Tomi didepan menyetir

Pikiran erd kosong, air mata nya menetes, ia mengusap nya secara kasar dan meraup mukanya dengan kedua telapak tangan.
Dan menghembus nafas secara kasar.

Selama 30 menit mereka sampai di rumah sakit. Ia dapat melihat ersan yang tampak kacau. Tapi tak mengurangi kadar ketampanannya.

"Boy" Panggil daddy dingin. Ersan mengangkat kepalanya menghadap erd, muka ersan tampak kacau dengan mata mengalir deras, ia seperti terlihat lemah.

"Dad.. " Panggil ersan parau, erd yang melihat anaknya seperti itu merasa sesak di dada, percayalah dinginnya erd bukan berarti tak perduli terhadap anak sendiri.

"Sudah lah boy, erlan pasti akan sembuh" Kata erd dengan kebimbangan.

Ceklek

"Bagaimana" Tanya erd.

Erlangga PutraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang