3 2 - First Date

519 88 57
                                    

tembus 300 yg baca! {•O•}
jujur si seneng bgt kalo ada yg nambah baca walopun cm 1, itu udh kek heboh sendiri :'v

ya entah itu kepencet atau emang beneran baca idk (ಡ ͜ ʖ ಡ)

kalo beneran baca ya haleluyaa
kalo kepencet ya smoga keterusan

tehee^^

LOVE U ALL <3

💨💨💨

"Ren, tolong beliin kopi, dong."

Masih ingat kesaktian Bu Sri? Sehabis istirahat kedua ini jam kimia dimulai. Aku terkekeh melihat Vera yang terlihat mengantuk lalu beranjak ke kantin sendirian.

Jarang sekali aku tidak mengantuk. Mungkin karena hatiku masih senang sekali jadi tidak ada waktu untuk lesu.

Selepas memesan dua kopi dingin, aku menatap ke sekeliling kantin yang tidak seramai saat istirahat pertama.

"Rega?" gumamku bertanya-tanya melihatnya makan sendirian. Oh, iya. Dia istirahat pertama tadi ulangan susulan, ya?

Aku menerima pesananku yang sudah jadi lalu memutuskan untuk menghampirinya untuk sekadar menyapa.

"Hai, Rega!" sapaku riang. Dia tampak tersentak membuatku mau tak mau tertawa.

"Kalo nyapa, kalem dikit napa?" tanyanya sewot diselipi nada bercanda. Aku masih tertawa lalu duduk di hadapannya.

"Lo tadi ulangan susulan, ya?" tanyaku mengangkat topik. Dia mengangguk.

"Padahal gue laper banget. Kan bisa, ulangan susulan di jamnya gurunya atau paling gak istirahat kedua. Kejem banget emang."

Aku tertawa lagi mendengarnya mengadu nasib lalu tiba-tiba tersadar.

"Eh! Ini gue di sini gapapa?" Aku langsung bangkit berdiri. "M-maksudnya, takutnya ntar-"

"Gapapa, gapapa." Rega terkekeh sebentar, mengerti apa yang kumaksud. "Fanya gak masuk kok."

Aku akhirnya kembali duduk perlahan. Kok dia bisa tahu? Apa mereka serum-

Ck, apasih. Teknologi, woi! Ngirim pesanlah!

Iya juga. Dasar nethink.

"Kenapa dia gak masuk?" tanyaku sebagai ganti pertanyaan "kok tau dia gak masuk?".

"Sakit katanya," jawab Rega beberapa detik kemudian. Aku ber-oh ria lalu termenung sejenak.

Percakapanku terakhir dengan Rega itu apa, ya? Setelah labrakan itu, dia minta maaf sambil bertanya jika aku-

Oh, iya. Menjaga rahasia, ya?

"Emm, tentang yang kemarin," kataku akhirnya memutuskan untuk membahasnya. "Gue bisa kok, jaga rahasia."

Rega terdiam sejenak lalu sepertinya dia teringat.

"Gue ngomong gitu, ya?" tanyanya kemudian. "Hahaha, anggep aja gue asal ngomong. Lupain aja, ya."

"Tapi, beneran kok!" Aku langsung menyahut. "Maksud gue, kalo lo beneran butuh a secret keeper, gue bersedia. Lo bisa cerita apa aja, gue gak akan-"

"Iya, Ren. Iya," potongnya sambil terkekeh geli. Aku meringis, menyadari aku terlalu bersemangat sampai terkesan memaksanya.

Keadaan yang hening membuatku termenung lalu teringat akan sesuatu.

Loh, sekarang kan bukan cuma Rega yang sudah berpemilik? Aku juga sudah!

Biasanya jika aku baca di novel, usahakan jangan berlama-lama berduaan dengan lawan jenis lain untuk menghargai perasaan pasangan kita sekaligus menghindari rasa curiga.

WiFi [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang