*
*
*
*
*
Mark termenung, menatap tubuh bagian belakangnya yang membiru gelap akibat pot yang mengenai tubuhnya beberapa jam yang lalu.
Lebam itu benar-benar terlihat kontras dengan warna kulit tubuh Mark yang putih bersih. Mark mengingat kembali pemeriksaannya beberapa menit yang lalu bersama Dokter Jung, dan apa yang dikatakan Dokter Jung mengenai kondisinya.
"coba buka bajumu.."
Mark membuka bajunya otomatis, dan memunggungi Dokter Jung.
"Apa ini sakit?" Tanya Dokter Jung menyentuh bagian lebam itu.
Mark merintih, "ya, cheokeom.." (iya, sedikit)
Dokter Jung menghela nafasnya, "berbaliklah," Mark mengikuti perintahnya. "Sekarang buka mulutmu.." Mark menurut. "Okey, maaf, aku akan memeriksa matamu.."
Dokter Jung memeriksa sebagian besar wajah, indra, dan tubuh dari Mark. Pemeriksaan yang tak biasanya dilakukan. Mark seperti sedang memeriksa kesehatan yang biasa dilakukannya 1 tahun sekali karena tuntutan dari agensi.
"apa keluhanmu saat ini..? Apa yang kau rasakan saat ini..?"
Pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulut Dokter Jung membuat Mark mengernyit heran namun ia tetap menjawab.
"Nyeri pada punggungnku yang seperti terbakar, sangat sakit.. Seperti tak biasanya.. Kadang sendiku ikut merasakannya juga.."
"Apa pernah seperti ini sebelumnya?"
Mark mengangguk, "Sekitar sebulan lebih yang lalu, aku pernah terbentur dinding sangat keras.. Tapi tak separah saat ini lebamnya.."
"Sakitnya sama?" Dokter itu bertanya sambil mencatat sesuatu
Mark menggeleng, "Tidak, itu hanya nyeri biasa dan hanya 3 hari setelahnya aku baikan bahkan lebamnya menghilang.. Ini lebih sakit dari yang kuduga.."
"Apa benturannya tadii cukup keras?"
"Ya, potnya sedang dan mengenai punggungku.. Kukira akan luka dan berdarah karena terbentur keras pot itu.."
Dokter Jung menghela nafasnya agak berat, "Aku tak dapat memastikan saat ini karena aku takut salah mendiagnosis.. Tapi, ini lebam yang takbiasa.. Kelopak matamu pucat, begitupun bibir dan lidahmu.. Kau harus memeriksanya dan cobalah untuk meronsen.. Agar memastikan apa yang terjadi."
Mark terdiam, mencermati.
"Aku bukan ingin menakutimu.. Kau seorang idol, aku mengenalmu karena anakku adalah penggemar groupmu.. Jadi, agar lebih baik kedepannya cepat-cepatlah untuk memeriksanya, ini ada surat rujukan untukku kerumah sakit besar di seoul.."
Dokter Jung memberikan sepucuk surat rujukan pada Mark yang langsung ia baca.
"Itu semua kutulis tanda dan gejala apa yang kau rasakan saat ini, nanti jika kau diperiksa, bicaralah dengan jujur apa yang kau rasakan.. Dan semoga dugaanku salah.."
"Apa ini sangat parah? Apa yang dokter Jung duga tentang lebam ini..?" Tanya Mark yang mulai terdengar nada kawathir.
Dokter Jung tersenyum dan mengusap pundak pemuda itu, "Aku tak bisa sembarangan mengatakannya, jika kau ingin tahu datanglah kerumah sakit rujukanku. Disana ada temanku, aku akan menghubunginya nanti jika kau kesana. Aku sendiri yang merujukanmu padanya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERLASTING ( MARK Lee & Kim YERI)
Fanfic#1 #AESPA 23/09/21 #2 #MARKRI 23/09/21 #3 #Nctdream 25/09/21 #2 #Idollife 28/09/21 -Sejauh mana takdir bermain diantara kita, aku hanya percaya pada takdir- Mark Lee Kim Yerim Genre : Idol Life Bahasa : Baku Latar : Seoul, Korea Selatan / Kanada...