Bag 52

129 18 3
                                    

Vote & Commentnya jangan lupa ya...





mungkin kalian bertanya tanya dimana Beomgyu dan ryujin bukan?

ya, disinilah mereka. berdiri di depan sebuah rumah yang lumayan besar, saling bertukar pandang, apakah mereka akan menekan bel rumah itu? atau tidak.

tapi tentu mereka berpikir, orang di dalam rumah ini harus tau apa yang terjadi.

Beomgyu sebagai lelaki, akhirnya memberanikan diri untuk menekan bel rumah itu.

tak lama, keluarlah seorang wanita paruh baya yang sangat cantik dari dalam rumah itu.

"Halo ada yang bisa saya bantu? mengapa dua anak muda yang cantik dan tampan ini malam malam ke rumah saya?"ujar wanita itu ramah.

Beomgyu dan Ryujim kembali saling bertukar pandang.

apakah ini alamat yang benar?
apakah ini alamat dari Chaeryeong?

jadi begini.

Alasan mengapa ibu Chaeryeong tidak datang ke pemakaman gadis itu adalah karena, beliau tidak bisa dihubungi.

Ya, itulah alasannya. Mereka semua berusaha menghubungi ibu Chaeryeong dengan nomor ponsel yang sudah lama mereka dapat dari Taehyun.

tapi nomornya tidak aktif.

dan kata Taehyun, Di ponsel Chaeryeong malah tak ada nomor tersebut.

Chaeryeong sudah hapal nomor ponsel ibunya di luar kepala. Dan gadis itu lebih memilih untuk menghubungi ibunya lewat telpon umum.

ngomong ngomong,di rumah Chaeryeong masih ada pesawat telepon. tentu Chaeryeong akan menghubungi nomor rumahnya, walaupun pada akhirmya ibunya akan mengatai dan menghina gadis itu. ibunya akan menghujat dan mencaci maki gadis itu.

tapi bukannya marah,gadis itu malah tersenyum. Chaeryeong mengatakan, bahwa ia sengaja menghubungi ibunya hanya untuk memastikan beliau masih hidup dan bernafas.


ya, mendengar suara ibunya saja sudah cukup buat Chaeryeong.

kembali ke cerita,

Beomgyu dan Ryujin saling bertuiar pandang lagi lalu tersenyum malu malu.

"kalau begitu silakan masuk dulu. disini dingin."

beomgyu hendak masuk,namun Ryujin dengan cepat menahan tangan namja itu.

saat beomgyu menoleh pada gadis itu, ryujin menggeleng kecil seolah memberi isyarat jangan masuk.

"hehehe kami hanya ingin bertemu dengan anak perempuan anda." ujar Ryujin tersenyum kearah wanita itu.

wanita itu balas tersenyum lalu masuk ke rumahnya untuk memanggil anaknya.

"ada apa?"tanya beomgyu penasaran.

"perasaanku tak enak ketika kita mau masuk ke rumah ini. dan 1 hal yang sangat aneh, kenapa dia mengangguk saat aku bilang mau bertemu anak perempuannya. dua anak perempuannya kan sudah tidak ada" baru saja Ryujin menyelesaikan pembicaraannya, wanita itu datang.


dengan sebuah boneka dengan wajah merah yang tampak begitu menakutkan.

di dada boneka itu,tertancap paku dan sebuah kertas yang bertuliskan Chaeyeon.


ok. mereka mengerti sekarang dimana letak kegilaan wanita itu.

"hai Kak Chaeyeon"ujar Ryujin sambil melambai kecil kearah boneka itu.

wanita itu tersenyum pada ryujin.

"Chaeyeon juga membalas hai"ujar wanita itu.

"ngomong ngomong, apa tujuan kalian kesini?"tanya wanita itu masih dengan senyum ramahnya.

"e... e... emmm"Beomgyu tampak bingung mau mengatakan apa.

"kami ingin menyampaikan kabar duka"ujar Ryujin cepat.

tanpa ragu,Ryujin memberitahu semua hingga wanita itu terdiam.

"anda ibu Chaeryeong kan? sadarlah. sekarang anak yang paling kau benci itu sudah meninggal. Kami permisi"ujar Ryujin sambil menarik tangan Beomgyu menjauh dari sana.



wanita yang bernama Im Yoon-ah itu segera menutup pintu rumah besarnya.

segera jatuh terduduk dibalik pintu itu.





Rasanya dadanya sakit.

ada apa ini?

rasanya sangat sesak.



hingga akhirnya, air mata meleleh keluar dari kedua mata wanita itu.


" a.... apa... apa yang sudah terjadi.. akh... a..aku pasti bermimpi kan?"

Yoon-ah terdiam beberapa lama. membiarkan air mata meleleh dari matanya.


"Cha...Chaeryeong.. hiks... maafkan eomma...oh putriku... hiks"gadis itu terus meratapi wajah manis dari anak perempuan termudanya itu.

jika kalian ingin tau, Yoon-ah tidak gila. itu sebabnya di tak pernah masuk rumah sakit jiwa.

kalian masih ingat dengan pembunuhan Chaeyeon, dan bagaimana dengan kasus yang ditutup begitu saja?

Yoon-ah berhasil meyakinkan pihak persidangan dan menyuap mereka dengan sejumlah uang.


bagaimana dengan Chaeryeong yang diusir dan Dicaci maki saat menelpon?

Itu hanya sandiwara Yoon-ah. padahal dia selalu menahan tangis saat mendengar suara gadis kecilnya itu.

dia hanya pura pura gila. dia juga tau Chaeyeon sudah meninggal dan sudah mengikhlasakan.

Yoon-ah selalu kasar ke Chaeryeong juga punya tujuan sendiri.


dia ingin anak gadisnya itu membencinya.

dia ingin ketika dia mati, Chaeryeong tertawa puas di depan makamnya.

dia ingin Chaeryeong dapat menjalani hidup tanpa mengingat ngingat ibu biadabnya ini.

dia ingin chaeryeong menjadi dewasa dan dapat hidup bahagia.






tapi...







kenapa gadis itu malah pergi lebih dulu darinya? bahkan dengan cara mengerikan seperti itu?
























wanita itu tak lagi bisa hidup sekarang..





















Yoon-ah tersenyum sambil memandang foto keluarganya yang sedang tersenyum bahagia.

suaminya yang sedang merangkul dirinya dan Chaeyeon yang sedang tersenyum juga. dan Chaeryeong yang tampak berada di gendongan punggung suaminya yang juga tersenyum sangat manis.




wanita itu masuk ke dalam kamarnya sambil membawa foto itu.




tersenyum sambil bergumam.


"aku akan menyusul kalian. kita akan berkumpul kembali.."




















***


"Beomgyu!! ibu Chaeryeong meninggal!!"ujar Ryujin.













Duh. perasaan, konflik keluarga Chaeryeong gak kelar kelar ya... wkwkwk

Vote and comment!!! ❤❤❤❤

You Are A MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang