5. Bunuh Diri?

60 12 0
                                    

Selamat Membaca!!

Selamat Membaca!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»——⍟——««


Thea diantar oleh Papanya, padahal Thea bisa saja diantar oleh supir. Tapi Papanya meminta dengan wajah imut kepadanya.

"Nanti papa malah nih."

Bahkan sekarang dia harus duduk di kursi roda dengan bodyguard yang menjaganya kemana-mana.

Thea menghembuskan napasnya kasar. "Papa, ini berlebihan."

"Kamu udah janji sama Papa kalau mau ikutin semua permintaan Papa."

Tadi malam Thea diinterogasi oleh Papa dan Mamanya diruang keluarganya bahkan Theo memanas-manasi agar Pak Bolot segera dipecat sekaligus guru BK yang ada. Dan karena itu Thea membujuk mereka agar mengasihani Pak Bolot dan guru yang lainnya agar diberi kesempatan.

"Iya Papa, yaudah pulang aja sana." Thea mengangkat tangannya seperti mengusir

Pasha mengelus pelan puncak kepala Thea. "Papa mau antar kamu sampai kelas."

Thea menggerutu kesal. "Papa mau buat semua orang tau kalau aku anak Papa."

Kalau Kakek tau dia bakal marah Pa.

Pasha menatap Thea dengan sendu. "Kamu kok gak suka kalau orang tau kamu itu anak Papa."

Thea tersenyum tipis lalu menatap mata ayahnya itu. "Aku udah bilang alasannya. Aku gak mau temen-temen aku tiba-tiba dekat dan sok kenal karena tau kalau aku itu anak Papa. Gak diungkapin juga aku tetap anak Papa kan?"

Pasha menghela napas lalu mengecup puncak kepala Thea. "Yaudah sana pergi masuk little tigernya Papa.

Setelah itu dua bodyguard yang berbadan besar itu bersama Thea masuk dan meninggalkan Pasha diluar sekolah. Baru saja Thea masuk ke dalam, bisik-bisikan yang tidak nyaman didengar.

"Wih, Thea ada bodyguard bro."

"Tau gak tadi gue liat dia keluar sama om-om. Gak mungkin kan Thea orang sekaya itu sampai dia naik mobil keluaran terbaru."

"Iya juga, tapi dia memang orang kaya."

"Tadi om itu cium dia tau gak sih."

"WOY, KALAU MAU BICARA SAMA GUE TUH DISINI. Beraninya cuma bisik-bisik aja kalian," Thea berteriak kemudian mengangkat jari tengahnya di udara.

Mereka yang melihat dibuat kaget karena teriakan Thea, mereka pun pergi karena tidak mau berurusan dengannya

"Dasar setan, cuma berani bisikin hal yang negatif aja," lanjut Thea.

Bodyguard yang di belakang mencoba untuk menurunkan tangan Thea. "Nona, tuan mengawasi."

Seketika Thea dibuat pucat, dia menurunkan tangannya kemudian tersenyum kikuk. "Hehe, jalan deh Om."

PACARAN YUK! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang