Udah lengkap ceritanya 👌💯
[Tahap revisi]
***
Perjuangan seorang Lakeswara untuk mendapatkan hati Thea. Lakeswara Prawija seseorang yang selalu cuek tentang gadis kini bisa bertekuk lutut dihadapan Thea.
Thea Gabriella Anatasya, gadis manis yang s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
»»--⍟--««
Thea mengerjapkan matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar berwarna biru muda yang ditatap nya beberapa detik. Dia bangun dari tidurnya kemudian memegang kepalanya yang merasa nyut-nyutan. Matanya menyelidik kesegala ruangan-merasa sedikit heran dengan tempat asing ini.
Matanya membola ketika sadar dia tidak berada di dalam kamarnya, tangannya membuka selimut dan lebih kagetnya lagi dia sudah tidak memakai baju tadi malam. Dimana Sweater dan celana jeansnya? Dan kenapa dia sudah memakai piyama ini?
"Haah, ini gak mungkin kan?" Thea menggelengkan kepalanya untuk mengingat apa yang terjadi tadi malam.
Dan nihil, dia tidak mengingat apapun dan berakhir dengan kepalanya yang semakin sakit.
Ceklek!
Kenop pintu bergerak pertanda ada orang yang ingin masuk kedalam dan dengan cepat Thea menutup dirinya dengan selimut-reflek melakukan itu. Dia juga menutup matanya rapat, berpura-pura seperti orang yang sedang tidur.
"Kenapa gue sembunyi coba? Dasar bodoh," rutuknya dalam hati.
"Thea," panggilan dari seseorang yang dikenalinya membuat Thea membuka selimutnya perlahan.
"Udah bangun," ujar orang tersebut.
"Swara lo... " Thea terkejut pada pakaian yang dipakai Swara.
Swara tersenyum tipis lalu menatap dirinya sendiri, "oh ini, lo jangan salah paham. Dan tenang aja Bianca yang gantiin baju lo kok, soalnya lo tadi malam ganas banget."
"Ha, ganas? Terus kenapa piyama kita kayak piyama pasangan sih?" Thea bingung dengan ucapan Swara. Pikirannya tidak bisa mengingat apapun yang membuat kepalanya tambah sakit.
Swara duduk di pinggir kasur kemudian mengacak rambut Thea, "jadi gini, biar gue ceritain semuanya.... "
Flashback on...
Pada saat itu Swara dan Thea sudah sampai di apartemen milik Swara, dan Bianca pun sudah berada di sana.
"Kok lo gak bawa dia pulang? Are you crazy?!" marah Bianca, dia benar-benar tidak habis pikir dengan isi otak Swara yang hanya dipenuhi rumus itu.
"Dia gak mau, gue juga gak ngapa-ngapain dia. Gue gak tau harus jelasin gimana sama kakaknya," jelas Swara yang membuat amarah Bianca meredup. Bianca juga berpikir ini adalah salahnya sehingga semua jadi seperti ini.
Thea yang hanya duduk diam memperhatikan tiba-tiba berdiri. "Panas banget sih disini."
Dia mengipas-ngipasi wajahnya dengan kedua tangannya kemudian mulai.........