39. Capek

18 3 0
                                    

Hallo semuanya apa kabar?
Udah lama banget gak publis cerita ini soalnya lagi sibuk belajar nih

Stay ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊 ya teman-teman

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»--⍟--««

Thea sekarang sedang memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan kelasnya. Dia berhasil lari dari Swara dan sekarang kembali terjebak dalam mata pelajaran yang tidak disukainya selain pelajaran matematika, yaitu fisika. Hal yang berhubungan dengan angka dan lain-lain, benar-benar tidak disukai oleh gadis pemilik gummy smile itu.

Thea hanya menatap kosong ke depan dan tangan kanannya menumpu pipinya, terlalu malas untuk menyimak hingga kedua matanya kini hampir tertutup.

"Thea!"

"Thea!"

"Thea!" panggilan ketiga dari Pak Danu berhasil membuat Thea tersadar dari lamunannya.

"Iya Pak!" jawab Thea sedikit berteriak karena kaget.

Pak Danu menggeleng sambil berdekap dada menatap Thea, "kalau seperti ini Thea, harusnya kamu tidak usah masuk tadi."

Thea menunduk dalam, "maaf Pak."

"Kamu saya hukum untuk berjemur dilapangan sampai mata pelajaran berikutnya."

Mata Thea membulat mendengar hal apa yang akan dialaminya, dia sangat sial hari ini. Dengan pasrah dan tanpa penolakan Thea bergegas keluar dari sana.

Saat sampai dilapangan Thea hanya diam sambil sesekali mengusap keringatnya yang begitu cepat bercucuran. Lihat saja cuaca dipagi menjelang siang ini, matahari begitu terik hingga Thea dapat merasakan panas di sekujur tubuhnya.

"Lo gak pa-pa?"

Thea menoleh kearah suara dengan wajah kaget, dia menghela napas kasar ketika wajah Swara menatapnya dengan sedikit tersenyum. Bukan hanya itu, dia bahkan membawa payung yang berwarna merah muda yang digunakannya untuk menghalau matahari agar tidak mengenai Thea.

"Ngapain lo disini, pergi sana!" ucap Thea ketus tanpa menjawab pertanyaan Swara yang menurutnya tidak penting untuk dijawab.

"Panas, matahari disiang gini gak baik untuk kesehatan. Harusnya lo tau itu," jelas Swara. Dia sudah selesai mengobati Naufal dan sekarang ingin berbicara dengan Thea. Bahkan sekarang Thea tidak mau membalas pesannya.

Thea melirik singkat kearah Swara, dia masih menatap lurus ke depan. "Ini hukuman gue dan gue harus terima, pergi sana!"

"Thea, lo tau kan kalau gue sayang banget sama lo. Gue nggak mau nikah sama Angel, Thea .... tapi Kakek lo itu licik banget, sampai lo aja gak mau berjuang karena takut gue dan keluarga gue kenapa-napa." Pungkas Swara lalu mengelus pelan puncak rambut Thea.

PACARAN YUK! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang