Udah lengkap ceritanya 👌💯
[Tahap revisi]
***
Perjuangan seorang Lakeswara untuk mendapatkan hati Thea. Lakeswara Prawija seseorang yang selalu cuek tentang gadis kini bisa bertekuk lutut dihadapan Thea.
Thea Gabriella Anatasya, gadis manis yang s...
Hallo semuanya 👋 Apa kabar? Harus baik ya. 😇 Sehat selalu semuanya 😇 Jangan lupa vomentnya. 🙃
Selamat membaca!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
»»--⍟--««
Swara dan Thea sekarang sedang menikmati waktu berdua sambil memandangi pemandangan laut yang memantulkan bayangan bulan, terlihat sangat romantis. Taman yang berada di pinggir laut itu menjadi tempat yang mereka berdua setujui untuk kencan pertama mereka. Tempat yang jauh dari keramaian dan suasana malam yang begitu indah, akan menjadi tempat memori indah mereka.
Dibalik suasana yang begitu romantis tertutupi rasa canggung diantara keduanya. Pasalnya ini adalah kencan pertama untuk keduanya, mereka hanya sesekali melirik. Swara sangat ingin untuk merangkul Thea tapi rasa dia urungkan membuat suasananya lebih canggung lagi.
Swara menatap pelan Thea yang berada disampingnya. "Thea, bulannya indah ya," ia membuka topik.
Thea menatap Swara lekat. "Iya, tapi lebih indah mata lo."
Telinga Swara merah-dia malu, apa Thea sekarang sedang menggombali nya. "Thea lo belajar gombal dari mana."
Thea terkekeh kemudian memiringkan wajahnya masih dengan tatapan matanya yang tidak lepas dari manik hitam legam milik Swara. "Gue lagi gak mood bicara omong kosong, gue jujur. Mata lo indah."
Swara terkekeh kecil lalu mengelus pelan puncak kepala Thea. "Mata lo juga gak kalah indah. Mata yang jernih tapi menyembunyikan berbagai hal, gue suka mata lo."
"Salah, gue suka semua hal yang ada di diri lo." Lanjutnya.
Thea tersenyum menunjukkan gummy smile miliknya. "Lo lebih gombal Swara."
"Kok kita gak pakek aku-kamu, biar kayak pasangan yang lain gitu."
"Gak mau ah, gue geli sendiri. Kita kan beda sama pasangan yang lain, kita ini Swara dan Thea."
"Iya kita ini Swara dan Thea." Swara tersenyum sendu menatap Thea. "Thea, lo beneran suka sama gue? Gue bukannya ragu, tapi lo kelihatan beda. Gue takut lo hanya terpaksa mau pacaran sama gue."
Thea terdiam sejenak, ia menghela napas dan menghadap kedepan-menatap bulan.
"Swara, walaupun gue gak nunjukin kalau gue suka dan sayang sama lo tapi gue beneran sayang sama lo. Setiap hari gue selalu kangen sama lo, pengen ketemu lo. Selalu lo yang gue pikirin, apa ini berarti gue gak suka sama lo?"
"Gue suka dan sayang sama lo."
Swara membawa tangannya untuk menggenggam kedua tangan Thea. "Makasih, makasih udah mau suka dan sayang sama gue."
"Nggak, lo gak perlu berterima kasih, semua ini pilihan. Lo yang pilih gue, kejar gue dan gue juga memilih untuk terima lo dan biarin lo disamping gue."