Udah lengkap ceritanya 👌💯
[Tahap revisi]
***
Perjuangan seorang Lakeswara untuk mendapatkan hati Thea. Lakeswara Prawija seseorang yang selalu cuek tentang gadis kini bisa bertekuk lutut dihadapan Thea.
Thea Gabriella Anatasya, gadis manis yang s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
»»--⍟--««
"Tapi lo bukan orang lain."
Thea hanya mendengus sambil mengunyah bakso terakhirnya.
Tiba-tiba saja Swara terkejut lalu menutup mulutnya. "Gila, gue udah cium lo."
Seketika Thea terkejut dan ingin melempari Swara dengan sendok yang ada di tangannya. "Jangan sembarangan bicara ya."
Swara masih terdiam sambil memegang mulutnya. "Ini kedua kalinya gue nyium lo."
"Gi-"
"SIAP NONA MUDA!! PERUT KITA SAKIT."
Thea yang ingin memaki seketika dibuat terkejut oleh teriakan kedua bodyguardnya. Thea menatap Swara yang sekarang sedang mengedipkan satu matanya.
"Pergi aja ke toilet."
Seketika mereka lari kocar-kacir mencari toilet.
Swara bangkit dari duduknya lalu berdiri di belakang Thea untuk membawanya. Dia mendorong kursi roda Thea dengan kencang.
Thea tidak takut, dia malah tersenyum karena saking serunya. Swara berhenti ketika sampai di belakang sekolah.
"Gue gak pa-pa," Thea berdiri dari duduknya membuat Swara menggenggam tangannya.
"Masuk, ini markas gue. Kita bolos ya," ucap Swara.
Thea mengernyit keheranan sehingga membuat Swara menyatukan jari telunjuk juga jari tengahnya di dahi Thea. Jari lentiknya itu dilebarkan jarinya untuk menyentuh alis lebat Thea.
"Jangan gitu," ucapnya.
Sedangkan Thea hanya diam menatapnya dengan datar. "Lepasin tangan gue."
"Kalau lo gak pegang tangan gue saat lo masuk ada laser yang bakal nyelakain lo."
"Lo bohong, ya, liat ini hanya ada dinding. Gak ada apa-apa."
Swara mendekatkan tangannya di dinding, dia menempelkan tangannya beberapa detik sehingga suatu ruangan terbuka. Thea hanya bisa mematung takjub.
"Wah!"
"Ayo masuk," Swara menarik tangan Thea masuk. Hingga dinding di belakang mereka kembali seperti awal.
"Gimana bisa?" tanya Thea.
"Gak tau, direktur di Sekolah ini memang pintar dan kaya. Tapi gue lebih pintar sih. Gue retas ruangan ini sehingga gak ada yang bisa masuk selain gue."
Sekarang Thea dibuat lebih terkejut, papanya membuat sebuah ruangan kayak gini. Pokoknya setelah pulang dia akan bertanya pada papanya. Ruangan ini seperti sebuah apartemen, ada kasur kingsize, kulkas, sofa, TV, kamar mandi, lemari bahkan dapur. Memang papanya tau cara menghamburkan uang, teknologi seperti ini pasti menghabiskan dana yang begitu banyak.