42. My Miracle

38 3 0
                                    

Stay ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»--⍟--««

Kini Thea dan Swara berada dipinggir pantai, duduk di tempat dimana mereka pertama kali kencan. Tempat yang begitu romantis dan menyimpan banyak kenangan menurut Swara.

Matahari terbenam kini menjadi objek yang mereka perhatikan sejak sampai ditempat ini, seakan tidak ingin hari berlalu begitu cepat.

"Thea," panggil Swara tapi masih melihat matahari terbenam.

"Kenapa?" tanya Thea dengan kondisi yang sama, masih melihat matahari terbenam.

Swara terdiam beberapa detik kemudian tersenyum simpul, "besok kita nikah dong."

"Hah?! Cepet amat. Belum siap gue," ucap Thea sambil menghadap Swara, dia begitu kaget.

"Kan undangnnya udah disebar, pakai nama kita berdua lagi," ucap Swara pelan, apa adanya.

"Kita juga masih sekolah, apa gak papa?" tanya Thea sedikit berbisik, dia tampak khawatir.

"Undangannya cuma disebar sama keluarga dekat, jadi gak bakal ada yang tau." Jawab Swara sambil menatap Thea, memberikan tatapan hangat dan memenangkan.

"Lo lupa sama persyaratan yang gue ajuin." Thea membuka satu persatu jarinya-menghitung. "Lo harus kaya, punya kerjaan sendiri. Bisa hidup mandiri dan bisa biayain gue," lanjutnya.

Swara mengangguk karena dia mengingat itu, Thea pernah berkata seperti itu saat mereka pertama kali kencan.

Thea merubah wajahnya yang tadi terkejut berubah menjadi tersenyum lalu dengan semangat memeluk Swara, "nggak pa-pa deh, yang penting lo ada disisi gue."

Swara tertawa lalu membalas memeluk Thea, dia mengusap pelan rambut Thea yang sudah menjadi pendek itu. Mereka melepaskan pelukan mereka lalu saling menatap satu sama lain.

"Lo tambah manis Thea, lo buat gue tambah jatuh cinta."

Thea tersenyum lebar sambil meneliti Wajah Swara, alis hitam yang lebat, hidung mancung dan rahang kokohnya terpahat indah menggambarkan Swara. Sepersekian detik kemudian dia cemberut lalu menutup wajah Swara dengan kedua tangannya.

"Kenapa?" tanya Swara kaget.

"Kenapa sih lo ganteng banget, kan jadi banyak yang naksir sama lo." Lanjut Thea sambil cemberut.

Tawa Swara pecah, dia menggengam tangan Thea lalu membiarkan Thea menyentuh kedua pipinya. Ditutupnya kedua matanya, Swara merasakan sensasi yang begitu nyaman saat Thea menyentuhnya. "Gue suka sentuhan lo."

"Gue suka suara lo, tawa lo, wajah lo.... Gue suka lo Thea. Gue cinta lo Thea!" ucapnya diakhiri dengan sedikit berteriak.

Thea melirik kesegalah arah-melihat apakah ada orang yang mendengar teriakan Swara tadi, dia begitu malu sekarang. Sedangkan Swara masih menutup matanya dengan kedua tangan Thea yang masih memegang pipinya. Swara mendekat kemudian melingkarkan tangannya pada pinggang kecil Thea-mendekapnya dengan erat, Thea membalas melingkarkan tangannya di leher Swara yang membuat Swara menempelkan wajahnya dipundak Thea.

PACARAN YUK! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang