°78°

8.8K 1.3K 25
                                    

"Kenapa kau menangis?"

Mei Yue menghentikan tangisannya sejenak. Ia segera mendongak ketika mendengar suara, yang sangat tidak asing itu, memenuhi rungu.

"T-tuan Putri...?"

Benar, itu Putri Mei Yue.

Putri Mei Yue tidak berubah, sejak pertama kali pertemuan mereka di alam bawah sadar. Dia selalu hadir dengan hanfu putih bersih, berpenampilan anggun, dan tatapan yang hangat.

Mei Yue tetap pada posisi berlutut, namun kini kedua telapak tangannya menyatu didepan dada, menyerupai posisi memohon, atau lebih tepatnya meminta pengampunan.

"Tuan Putri, aku... aku tidak bermaksud untuk bekerja sama dengan Dewa Yin! Semuanya terjadi begitu saja, tolong percayalah!"

Meskipun Yin Long adalah seorang dewa sekaligus paman biologisnya, tapi ia takut Putri Mei Yue tidak dapat menerima semua ini. Dan jika itu terjadi, mungkin ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

"Maafkan aku! Harusnya aku membunuh mereka dengan tanganku sendiri, tapi Dewa Yin... dia—"

Grep!

Mei Yue tidak melanjutkan ucapannya, kala Tuan Putri memeluk tubuhnya erat, membuat tangisan gadis itu kembali pecah.

"Akulah yang seharusnya meminta maaf. Karena aku terlalu lemah, kau jadi menderita dan menanggung semuanya sendirian. Maaf, ya..."

Tuan Putri semakin mengeratkan pelukannya, sedangkan Mei Yue masih menangis terisak. Pelukan itu sangat hangat dan membuatnya merasa nyaman, inilah yang ia butuhkan ketika berada di masa-masa sulit seperti sekarang.

"Terima kasih karena sudah bertahan. Kau sudah berusaha sangat keras hingga sampai ke titik ini."

Tak lama setelah berkata demikian, Tuan Putri melepaskan pelukan mereka dengan paksa. Raut wajah sang Tuan Putri langsung berubah gelap, bahkan sampai membuat Mei Yue merinding.

"Kau ingin semua ini berakhir, bukan?" tanya Tuan Putri dengan nada datar, sambil mencengkram erat kedua bahu Mei Yue, membuat empunya meringis pelan. "Kalau kau ingin mengakhiri ini, kau harus mengalahkan Yin Long, atau menyegel kekuatan gelap miliknya."

"T-tetapi... untuk menyegel kekuatan gelap, dibutuhkan kekuatan suci milik Dewa Langit, 'kan? Kita tidak memiliki kekuatan seperti itu, jadi bagaimana caranya?" tanya Mei Yue tidak mengerti, cengkraman di bahunya sudah terlepas.

Tuan Putri terdiam sejenak. Meskipun raut wajahnya tidak berubah, ia terlihat ragu-ragu dengan apa yang ingin dikatakannya.

"Kumohon, katakanlah..." pinta Mei Yue lirih.

Putri itu menghela nafas pelan, lalu menjelaskan, "Sebenarnya selain menggunakan kekuatan suci, ada satu cara lagi yang dapat digunakan untuk menyegel Dewa Yin."

"B-benarkah?!"

Mei Yue terkejut, rupanya masih ada cara lain. Disaat yang sama ia juga penasaran, kira-kira cara macam apa yang dimaksud Tuan Putri? Pikirnya bertanya-tanya.

Tuan Putri itu mengangguk kecil. "Benar. Caranya adalah dengan menggabungkan dua kekuatan, atau dua jiwa yang saling berlawanan."

•••

Pria itu membuka mata perlahan, rasa sakit yang luar biasa langsung menghujam tubuh lemahnya ketika mencoba bangkit dari posisi telentang.

"... an!"

Pria tersebut kembali memejamkan mata dan mengerutkan kening, kepalanya terasa berdenyut hebat ketika suara yang samar-samar itu memasuki indera pendengarannya.

"Tuan! Tuan FengYin!"

Matanya terbuka sempurna, diliriknya seorang pria berpenampilan mencolok dengan rambut merah menyala bak api. Ah, sepertinya ia mengenali pria ini.

"Xifeng..." panggilnya dengan suara pelan dan lemah, bahkan hampir tak terdengar.

"Tuan, syukurlah kau sudah sadar!" seru Xifeng bahagia dan penuh syukur, ia kira tuannya itu tidak akan bangun lagi untuk selamanya.

FengYin melirik kearah para Hewan Roh yang berkumpul mengelilingi sebuah bola kristal, sedari tadi mereka memantau Yin Long yang masih mengambil alih tubuh Mei Yue.

"M-Mei Yue... d-dia..."

Begitu mengingat Mei Yue, dia langsung berusaha bangun dan berniat menyusul gadis itu. Namun, kondisi tubuhnya yang sekarang sangat tidak memungkinkan untuk pergi ke sana. Tidak, jangankan pergi, untuk sekedar bangun saja rasanya sangat sulit dan sakit. Yin Long benar-benar kejam, karena telah membuat keadaannya menjadi seperti ini.

"Tuan, jangan bergerak!" cegah Xifeng, menahan tubuh FengYin agar tetap berbaring. "Mari kita pulihkan tubuhmu terlebih dahulu."

FengYin menurut, ia mulai fokus memperbaiki aliran energi, yang berantakan seperti benang kusut, dalam tubuhnya. Selanjutnya, ia mengumpulkan energi spiritual untuk memulihkan luka-luka ditubuhnya.

Dari samping, Xifeng menggenggam tangan FengYin sambil menyalurkan energi spiritual guna mempercepat pemulihan tubuh sang tuan.

Tak lama kemudian, pemulihan selesai. FengYin sudah bisa bangun dari posisi telentang, dan bahkan sudah bisa berdiri meskipun dengan bantuan Xifeng.

Sebelumnya mereka adalah bawahan Yin Long, jadi sudah pasti mereka menerima kekuatan gelap. Karenanya, pemulihan dapat dilakukan dengan cepat. Ternyata kekuatan seperti itu ada untungnya juga, jika digunakan untuk hal yang benar.

Tiba-tiba, Ya Jun datang menghampiri mereka dengan nafas yang tersengal-sengal, sepertinya Elang Es berwujud manusia itu habis berlarian.

Sebenarnya, sejak tadi Ya Jun berada di ruangan Kolam Titah. Di Dunia Bawah ini, Kolam Titah adalah perantara untuk menyampaikan perintah dari para Dewa. Dan sebuah perintah baru saja turun, itu sebabnya ia buru-buru datang kemari.

"Baru saja turun perintah dari Dewa Langit," ungkap Ya Jun, berhasil membuat mereka yang ada disana terkejut sekaligus tegang. "Kita diperintahkan untuk membantu Mei Yue melawan Tuan Besar, setelah kebangkitan dimulai."

FengYin tersenyum miring, meskipun tidak paham dengan "kebangkitan" yang dimaksud, tapi dalam hati ia senang karena sepertinya Yin Long akan segera dikalahkan.

Berbeda lagi dengan para Hewan Roh lain, mereka justru dilanda kebingungan dan merasa bimbang.

Masa iya, mereka harus melawan Dewa yang sudah membesarkan mereka?

•••

"Caranya adalah dengan menggabungkan dua kekuatan, atau dua jiwa yang saling berlawanan," tutur sang Tuan Putri, membuat Mei Yue membulatkan matanya tak percaya. "Kau harus menggabungkan kedua jiwa itu, agar dapat bersatu dan seimbang didalam tubuhmu."

"Itu mustahil!" seru Mei Yue, matanya menunjukkan keputusasaan yang dalam. "Didalam diriku ini hanya ada Jiwa Yin Murni, bagaimana mungkin aku bisa melakukan hal seperti itu?!"

Terdiam sejenak dengan raut wajah yang masih menggelap, sang Putri tiba-tiba menunjuk tangan Mei Yue yang terkulai. "Mungkin... benda yang ada di tanganmu itu bisa membantu."

Benda?

Mei Yue refleks menunduk, seketika terkejut mendapati benda tersebut tiba-tiba berada ditangannya.

***

Hayolohh, benda apakah itu?

Saya tau kalian kesel, udah updatenya lama, sekalinya update pendek pula :D

Maafkan saya, karena saya sedang hibernasi 😴

Btw, kira² gimana ya ending cerita ini?
Hm, aku juga ga tau karena masih bingung dan belum sempat ngetik, hehe 🙏🏻

[✓] The Reincarnation Mission Of The Yin GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang