°56°

16.8K 2.4K 186
                                    

Assalamu'alaikum

Kalian nungguin aku ngga?

Ih, ngga mau, ngga suka

Gelayy

Sinting, skip 🚮

Oh ya, cuma mau ngasih tau, kalo di chapter ini bakal ada banyak kata 'dia'.

Pusing kalean? Bodo amat.g🚮

***

Ruangan beraroma lemon itu dalam keadaan sunyi. Mei Yue sedang menyantap makan siangnya, sedangkan ketiga pengawal pribadinya tidak ada yang berani bersuara. Bahkan Chyou yang biasanya banyak omong kosong pun, kali ini hanya diam.

Ekspresi Mei Yue sangat dingin dan serius. Mereka bahkan tanpa sadar menahan nafas, takut mengganggu gadis itu. Tuhan tahu rencana macam apa yang sedang di rancang oleh tuan mereka saat ini.

Setelah menyelesaikan kegiatan makan siangnya, Mei Yue akhirnya membuka mulut seraya berdiri dari duduknya. "Bawa aku ke sana."

Chyou mengerutkan keningnya, dan bertanya dengan bingung, "Kemana?"

Si bodoh ini!

Jianheeng, dan Shilin segera menatap teman mereka itu dengan tatapan membunuh. Apa pria ini menginginkan kematian? Sedangkan yang ditatap mengangkat satu alisnya tinggi, dalam hati bertanya-tanya, apa yang salah dari pertanyaan ku? Bukankah kita perlu bertanya kemana Tuan Putri ingin pergi? Jika tidak, kita tidak akan tahu!

Mendengar pertanyaan ini, Mei Yue berbalik, menatap mereka dengan dingin. Ada sedikit kilatan kejam melintas di mata itu, mungkin karena suasana hatinya yang memburuk.

Di tatap seperti itu, membuat mereka segera tertunduk dalam dan tanpa sadar menahan nafas lagi. Akhir-akhir ini, tuan mereka memang dalam suasana hati yang buruk. Satu kesalahan, maka dia akan menghitungnya menjadi seratus kesalahan. Akankah gadis itu melenyapkan mereka sekarang?

Lama sekali sampai Mei Yue menjawab dengan dingin. "Ke tempat mayat pelayan itu."

Tentang mayat pelayan itu baru saja dilaporkan padanya kemarin, jadi hari ini ia harus bertindak cepat dan mengorek informasi sebanyak mungkin. Mei Yue hanya berharap, semoga mayat pelayan tersebut belum dipindahkan dari gudang.

Ketiga pengawal itu diam-diam menghela nafas lega. Mereka kira, mereka akan mati. Sungguh melegakan.

Jianheeng segera menggenggam tangannya di depan dada. "Biarkan bawahan ini menunjukkan jalannya," katanya dengan sopan.

Mei Yue tidak menjawab sepatah katapun, hanya membiarkan pria itu memimpin jalan.

Mereka melewati banyak jalan rahasia di istana untuk menuju gudang lama yang terletak di belakang kediaman Selir Fu. Akan mencurigakan jika mereka mengendap-endap, tetapi mengambil jalan yang biasa dipakai. Mereka bisa di curigai memiliki niat jahat. Ckckck, itu jelas bukan ide bagus. Untungnya, ketiga prajurit itu cukup pintar untuk mengambil jalan rahasia. Semenjak di perintahkan untuk menjadi pengawal pribadi Mei Yue, mereka sering melakukan hal-hal licik.

Tak patut.

Saat sampai di depan gudang itu, mereka memasang ekspresi jijik masing-masing. Gudang ini kelihatannya memang sangat tua, dan sudah lama tidak terpakai.

Tidak ingin membuat tuannya menunggu, Shilin segera mengambil langkah untuk membuka pintu gudang tersebut. Sebenarnya, pintu itu terkunci dengan kunci khusus. Tapi bagi Shilin, ini sama saja dengan kunci biasa.

"Tuan Putri, ini gudangnya. Mayat pelayan itu masih ada di dalam sana," katanya dengan sedikit ngeri.

Mei Yue mengangguk saja. Dia melangkah masuk ketika pintu itu terbuka.

[✓] The Reincarnation Mission Of The Yin GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang