Mei Yue mengerjab pelan, menetralkan cahaya yang masuk ke retinanya. Setelah matanya terbuka sempurna, yang pertama kali ia lihat adalah warna putih.
Mei Yue mengubah posisinya menjadi duduk, lalu menatap ke sekitarnya. Sesaat kemudian, kerutan muncul di dahinya.
Tempat apa ini? Tanyanya dalam hati. Tempat ini seluruhnya berwarna putih. Bahkan ia tidak bisa membedakan mana lantai, atap, dan dinding. Mungkin tempat ini tidak memiliki semua yang telah disebutkan.
Gadis itu mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi.
Saat itu ia meminum arak yang awalnya dilarang oleh Yi Fei. Kemudian kepalanya sakit, dan batuk darah, setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
Mei Yue mengacak-acak rambutnya, frustasi. "Aish, aku tidak bisa mengingatnya dengan baik," keluhnya. Di detik selanjutnya, ia menjentikkan jari. "Tunggu dulu! Apa itu artinya aku sudah mati karena keracunan? Ah, tidak mungkin, 'kan?!" Gadis itu mengerang frustasi.
"Kau sudah bangun."
Mei Yue tersentak kaget ketika suara itu mengalun di telinganya. Suara itu... Itu adalah suaranya sendiri. Dia tidak mungkin salah dengar, 'kan?
Dengan cepat ia berbalik, didapatnya sesosok gadis berpakaian putih. Gadis itu memiliki wajah yang sama persis dengannya.
Tunggu dulu, apakah itu Putri Mei Yue?
"Kau..." Mei Yue tak mampu berkata-kata, lidahnya mendadak kelu.
Sosok yang diyakini sebagai Putri Mei Yue itu tersenyum. Senyumnya terlihat begitu lembut, dan menawan.
"Aku adalah kau, dan kau adalah aku."
Mata Mei Yue berkaca-kaca. Entah mengapa rasanya ia ingin menangis saat ini.
Secepat kilat, Putri Mei Yue memeluk erat gadis itu. Gadis yang merupakan bagian dari jiwanya yang terpisah. Gadis yang ia percayai untuk menyelesaikan semuanya.
"Agen Mei, apa kabar?" Tanyanya dengan berbisik tepat ditelinga Mei Yue.
Tangis Mei Yue pecah seketika.
"Jangan menangis, kau kuat," bisik Putri Mei Yue lagi, lalu melepaskan pelukannya.
Mei Yue mengelap wajahnya yang basah karena air matanya sendiri. "Kau membuatku dalam kesulitan," keluhnya pada sang Putri didepannya itu.
Putri Mei Yue terkekeh pelan. "Bagaimana rasanya hidup menjadi diriku?" Tanyanya.
"Sama rumitnya dengan kehidupanku yang di masa depan," jawab Mei Yue sejujur-jujurnya. "Oh, iya, tempat apa ini? Mengapa aku bisa ada disini?" Tanya Mei Yue setelah teringat dengan pertanyaan yang sejak tadi ada di kepalanya.
"Saat ini, kita berada di alam bawah sadar. Aku yang memanggilmu kesini, karena ingin menyampaikan sesuatu," jawab Putri Mei Yue.
"Memangnya apa yang ingin kau sampaikan?" Tanya Mei Yue penasaran.
"Kau tahu, 'kan, tentang buku Rahasia Yin Yang milik ibu?"
Mei Yue mengangguk.
"Buku itu adalah kunci untuk mendapatkan dunia. Di buku itu bertuliskan cara untuk menyatukan kedua jiwa yang saling berlawanan, yaitu jiwa Yin dan jiwa Yang. Jiwa Yin adalah sisi gelap seseorang, sedangkan jiwa Yang adalah sebaliknya. Dengan menyatukan kedua jiwa itu, seseorang akan mendapatkan kekuatan untuk menggenggam dunia," jelas Putri Mei Yue panjang kali lebar sama dengan luas.
"Jadi, itu sebabnya banyak yang mengincar buku itu," ujar Mei Yue. Ia menatap sang Putri serius. "Tapi, bukankah buku itu disembunyikan oleh Permaisuri Yue?"
"Benar. Tapi, buku itu hilang tepat setelah ibu menyembunyikannya."
"Apa? Bagaimana bisa?"
Putri Mei Yue menggeleng samar. "Aku juga tidak tahu," jawabnya. Setelah itu, ia tiba-tiba tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aneh sekali rasanya bicara seserius ini pada diri sendiri," katanya.
"Ah, benar juga," balas Mei Yue kikuk.
Sesaat kemudian, mereka tertawa bersama. Oh, mereka terlihat seperti saudara kembar.
"Oh, ya. Aku ingin tanya," kata Mei Yue setelah tawanya reda.
"Apa?"
"Bagaimana kau bisa tiada?" Tanya Mei Yue hati-hati, takut menyinggung perasaan Putri itu.
"Oh, itu..." Lagi-lagi Putri Mei Yue tersenyum kikuk. "Saat itu, aku tidak sengaja mengatakan sesuatu yang menyinggung Permaisuri An. Jadi aku dihukum dengan di kurung di Istana Barat selama tiga hari tanpa makan dan minum." Ia menjeda, kemudian kembali melanjutkan, "Ketika dibebaskan dari istana Barat, aku mendapat hukuman tambahan, yaitu di pukul dengan papan sebanyak lima puluh kali—"
"Apa? Lima puluh kali?! Yang benar saja!" Mei Yue berseru, tak percaya.
Putri Mei Yue terkekeh, lalu kembali melanjutkan ceritanya yang sempat dipotong oleh Mei Yue. "Aku berusaha membela diri, membuktikan bahwa aku tidak bersalah. Tapi, yang kudapat adalah tamparan yang sangat keras. Saat itu tubuhku belum siap untuk menerima tamparan tersebut, akhirnya aku jatuh, dan kepalaku terbentur batu yang ada di lokasi kejadian. Saat itu juga, 'kan aku memang sudah sekarat," sambungnya disertai dengan senyum getir.
Tidak beres. Tidak mungkin tubuhnya selemah itu, dan lagi tidak mungkin dia mati begitu saja, batin Mei Yue, namun ia tidak mengungkapkan apapun. "Saat itulah kau meregang nyawa?" Tanyanya kemudian. Yang ditanya hanya mengangguk saja. "Memangnya siapa yang menamparmu?" Tanyanya lagi.
Putri Mei Yue tidak langsung menjawab. Ia menarik nafas dalam-dalam, kemudian mengeluarkannya perlahan-lahan. "Orang yang menamparku adalah Yang Mulia Raja Huang Tian," jawabnya dengan ekspresi yang sangat serius.
Mei Yue melotot lebar. Sungguh? Apa benar Raja yang melakukannya? Ini tidak bisa dimaafkan, pikirnya.
"Lalu, apa yang dilakukan oleh Putra Mahkota, Pangeran Yi Fei, dan Pangeran Su Yu?" Gadis itu kembali bertanya.
Putri Mei Yue menunduk dengan tangan yang terkepal. Tatapannya berubah sendu, namun ia paksakan untuk tetap tersenyum.
"Apa yang kau harapkan? Mereka sudah membenciku sejak awal. Bahkan aku matipun, mereka tidak mungkin peduli," ujarnya.
"Seberapa lemahnya dirimu? Sampai-sampai mereka sangat membencimu begitu," balas Mei Yue dengan nada suara yang meninggi.
"Seorang Putri atau Pangeran yang lemah, dan tidak memiliki kekuatan, tentu adalah aib bagi kerajaan."
"Kau bukan aib kerajaan!"
"Tapi memang begitulah kenyataannya!"
Mei Yue memejamkan matanya sejenak, menahan emosinya agar tidak meledak. Cerita yang ia dengar dari Putri Mei Yue ini benar-benar membuatnya ingin memukul apapun sebagai pelampiasan amarahnya.
Untuk alasan yang tidak masuk akal seperti itu, mereka membenci Putri Mei Yue sampai ke tulang.
"Jika mereka membencimu, apa kau juga membenci mereka?" Tanyanya.
Putri Mei Yue menggeleng. "Tentu saja tidak," jawabnya, lalu menyunggingkan senyum tulusnya.
"Putri Mei Yue, hatimu itu terbuat dari apa?"
Mei Yue sangat salut dengan kebaikan, dan ketulusan sang Putri itu.
"Aku tidak bisa membenci mereka."
"Kenapa?"
"Karena, bagaimanapun juga mereka adalah saudaraku."
"Saudara? Omong kosong, tidak ada saudara yang seperti itu!"
***
Nih, yang minta up
Mon maap aku up-nya malem:v
Ini aja udh di suruh tidorrBtw, part ini kurang nguras emosi, ya?
Ga, ga!!!
Malah sama sekali g emosi menurut aku🤧🤧🤧Dah lah...
Malam, all🌌
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] The Reincarnation Mission Of The Yin God
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] [TAMAT-PART LENGKAP] ༺༻༺༻ Setelah kecelakaan itu, hal yang tak terduga terjadi. Mei Yue yang merupakan agen rahasia terlempar kemasa ribuan tahun yang lalu. Dan, Jiwanya menempati tubuh seorang putri yang lemah sehingga dias...