°35°

26.9K 3.7K 102
                                    

"Nah, bagaimana? Cantik, 'kan?"

Peiyu mematut penampilannya didepan cermin. Dia tidak tahu bahwa tuannya sangat pintar berdandan atau mendandani orang. Tidak hanya dirinya yang di dandani oleh Mei Yue, tetapi semua pelayan yang bekerja di paviliun ini pun juga di dandani oleh tuannya itu.

"Tuan Putri, apa tidak masalah kami berdandan seperti ini?" Tanya Peiyu. Takutnya, orang lain malah akan menganggap mereka aneh. Bahkan mungkin, para pelayan lain akan iri dengan mereka.

"Jangan khawatir. Hanya orang yang bosan hidup, yang akan berani mencibir," ucap Mei Yue santai, tetapi itu membuat para pelayan bergidik ngeri.

Ia menangkup wajah cantik dayang setianya itu. "Peiyu kecilku ini harus bisa menarik perhatian banyak lelaki," ujarnya, membuat dayang muda itu mengangguk kaku sambil menyembunyikan senyumnya yang malu-malu.

•••

Su Yu berhenti mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya, ketika rombongan Mei Yue tiba. Yang menarik perhatiannya adalah para pelayan yang berjalan dibelakang gadis itu. Mereka tampak menggunakan pakaian seragam baru, dan juga sedikit berdandan.

Diantara para pelayan itu, yang paling mencolok adalah Peiyu. Dayang muda itu terlihat sangat cantik, meskipun hanya memakai riasan wajah yang tipis.

Pandangan semua orang tertuju pada mereka, termasuk juga Yi Fei. Pria itu menepuk jidatnya pelan. Astaga, apa pesta ini begitu spesial? Sampai para pelayan pun di dandani olehnya.

"Bodoh," gumam Yuwen sambil menggeleng samar.

"Bukankah itu Putri Mei Yue?"

"Iya, benar. Itu Putri Mei Yue."

"Astaga, lihatlah betapa cantiknya dia."

"Aku jadi jatuh cinta padanya."

"Para pelayannya juga terlihat cantik."

"Bukankah ini agak berlebihan, ya?"

"Mau bagaimana lagi? Putri Mei Yue yang sekarang bisa berbuat sesuka hati, 'kan?"

"Oh, jadi rumor itu benar? Putri Mei Yue mendapatkan kasih sayang dari Raja?"

"Cih, dia mendapatkan kasih sayang dari Raja, lalu memangnya kenapa?"

"Sstt, kau tidak tahu, ya? Putri Mei Yue yang sekarang tidak lagi lemah. Dia sangat menakutkan!"

"Jangan bicara yang tidak-tidak, atau kita akan kehilangan kepala!"

Kira-kira begitulah beberapa komentar para tamu undangan yang masih dapat didengar oleh Mei Yue. Cih, benar-benar bosan hidup, ya? Batinnya.

"Putri Mei Yue!"

Merasa namanya dipanggil, Mei Yue segera menoleh ke sumber suara. Di dapatnya Xinxin yang duduk di tempat para keluarga bangsawan sambil melambaikan tangan kearahnya. Ah, ternyata keluarga Chao juga di undang.

Seketika suasana hatinya membaik. Mei Yue balas melambaikan tangannya sambil tersenyum manis. Yi Fei dan Su Yu yang melihat senyum manisnya melongo, tak percaya. Sungguh? Mereka tidak salah lihat, 'kan? Mei Yue? Tersenyum manis seperti itu? Ini keajaiban! Sebelumnya, mereka tidak pernah melihat gadis iblis itu tersenyum semanis itu. Benar-benar cantik.

"Apa?" Tanya Mei Yue ketus, membuat kedua saudaranya itu tersadar. "Mengapa kalian menatapku seperti itu?" Tanyanya lagi, masih dengan nada yang sama.

Yi Fei dan Su Yu geleng-geleng kepala, salah tingkah.

"Lihatlah, adik-adikmu itu orang yang aneh," ujar Raja. Yuwen yang berada disampingnya hanya mengangguk, setuju. Mereka memang aneh. Termasuk Yuwen, dia juga sama anehnya dengan mereka.

Pesta ulang tahun Yuwen, sang Putra Mahkota, sepertinya adalah pesta paling mewah yang pernah diadakan oleh Raja Huang. Makanan dan arak terbaik disajikan, penari dan pemain kecapi berbakat datang untuk menghibur para tamu undangan.

Pangeran dan Putri dari kerajaan tetangga telah tiba. Termasuk pula Hong Ling, dan FengYin yang merupakan tamu istimewa dari kerajaan Ming, dan kerajaan Zhang. Oh, satu lagi, Yuan dari kerajaan Dong sepertinya juga di undang.

Dong Yuan duduk di kursi tamu, mata tajamnya menatap penuh iri dan benci kepada Hong Ling, yang duduk berdekatan dengan Su Yu. Hanya Tuhan yang tahu seberapa besar kebenciannya terhadap Putri Kesepuluh Kerajaan Ming itu.

Mei Yue yang baru menyadari bahwa FengYin juga datang ke pesta ini, menggerutu dalam hati. Mengapa harus bertemu dengan pria ini lagi, lagi, dan lagi?

FengYin tersenyum manis kepada gadis itu yang malah menatapnya sinis. Sayang sekali, andai saja gadis itu juga turut tersenyum, pasti dia akan terlihat sangat cantik.

Hohoho, Putra Mahkota Kerajaan Zhang ini tidak melihatnya saja tadi saat gadis itu tersenyum sangat manis kepada Xinxin. Jika melihatnya, mungkin dia akan pingsan saat itu juga.

Karena senyuman Mei Yue benar-benar manis sekali. Semanis gula, atau mungkin lebih manis lagi.

Huanran bergidik ngeri, melihat kakaknya yang senyum-senyum sendiri, seperti itu. Jangan-jangan kakaknya kerasukan.

"Kak, jangan membuatku takut. Kau ini tersenyum pada siapa?" Tanyanya.

"Tersenyum pada calon istriku," jawab FengYin tanpa mengalihkan tatapannya dari Mei Yue.

Huanran mengikuti arah pandang kakaknya itu, di lihatnya Mei Yue yang sedang menatap kakaknya sinis. Jadi Mei Yue, gadis yang membuat kakaknya tergila-gila? Wanita dengan tampang galak seperti itu, bagaimana bisa kakaknya menyukainya?

"Kak, apa itu sungguh Putri Mei Yue yang kau ceritakan?" Tanyanya yang hanya dibalas anggukan oleh FengYin. Melihat respon dari kakaknya tersebut, membuatnya berdecak, "Ckckck, setelah menikah, aku khawatir kau akan jadi budak istri. Lihat, sekarang saja kau sudah menjadi gila."

FengYin langsung menoleh, dan menatap tajam adiknya itu. Apa Huanran baru saja mengatainya gila? Tapi, gila karena cinta tidak apa-apa, 'kan? Lagi pula, kurangnya kegilaan cinta itu tidak normal.

Eh, apa benar begitu?

Lagi-lagi Huanran dibuat takut oleh kakaknya. FengYin, pria itu masih menatapnya dengan tatapan ingin membunuh. Tentu saja dia takut. Ia tahu betul tabiat pria ini yang selalu saja membunuh orang kapanpun dia mau. Memang keterlaluan, tapi yang namanya kebiasaan, pasti sulit untuk dihilangkan atau dihentikan. Apalagi itu adalah kebiasaan yang buruk.

***

Aku ngetik apa sih?!

Au ah, mao nugas lagi! *Nugas teross_-

[✓] The Reincarnation Mission Of The Yin GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang