Setelah berputar hampir tiga kali akhirnya Jiminnya menghentikan mobilnya di depan rumah bertingkat empat yang memiliki pagar berwarna hitam. "Cowok banget pagernya pake warna item. Catnya warna abu-abu lagi. Feeling gue nggak enak ini sama nasib Seokjin kalau lama-lama ngekost disini,"
Setelah memencet bel tiga kali ada seorang lelaki yang lebih tinggi darinya dengan tubuh penuh otot mengenakan singlet hita dan celana pendek berwarna hijau.
Jimin sempat merasakan wajahnya memanas.
Unch hot.
"Terima kasih ya, Mas, udah dibukain," tersenyum semanis mungkin sambil mengikuti langkah lelaki tersebut untuk masuk.
Bugh.
"Aduh!" Jimin merasakan hidungnya hampir patah karena menabrak punggung lelaki tersebut.
"Sorry sorry! Gue lupa kunci pager lagi. Bisa kena omel Choi Ahjussi,"
Lelaki tersebut berjalan kembali kearah pagar dan mengunci pagar. Jimin masih berdiri didepan pintu menunggu lelaki tersebut kembali. "Park Jimin," Jimin mengulurkan tangan kanannya dengan tersenyum.
"Kim Namjoon. Lo bukan anak kost sini ya?" balas Namjoon menjabat tangan Jimin kemudian membukakan pintu untuk mereka.
"Iya, Mas. Katanya tadi sih di lantai tiga kamarnya."
"Jadi punya temen si cunguk," Namjoon bergumam sehingga Jimin tidak begitu mendengar apa yang ia ucapkan.
Tiba-tiba mereka berdua mendengar teriakan dari lantai atas. Spontan Namjoon berlari menaiki anak tangga dengan cepat, diikuti oleh Jimin yang merasa asing dengan tempat tersebut.
Brak.
"Seokjin!" Jimin berlari mendekati Seokjin yang terduduk di lantai dengan bathrobe berantakan.
"Lo abis ngapain anak orang, Kook?" Namjoon menoleh Jungkook yang masih terkejut ditempatnya tanpa berpindah sedikitpun,
Napasnya memburu, tubuhnya terhuyung dan berhasil ditangkap oleh Namjoon, "Makin pusing kepala gue, Joon, bantuin gue ke kamar dong,"
Setelah kepergiaan Jungkook dan Namjoon, Jimin membantu Seokjin menenangkan diri. Membuatkan teh hangat dan memberi pakaian ganti untuk Seokjin. "Lo diapain? Pokoknya lo nggak boleh nananinu sebelum gue ya!"
Seokjin menatapnya sinis, "Dalam sehari gue udah denger kata nananinu dua kali ya. Sekarang gue mau penjelasan, emang si nananinu itu apaan?!"
Jimin menatap penuh selidik, "Lo bener nggak tahu artinya?"
"Gue kalau tahu nggak bakal tanya lo bego,"
"Dahlah lupain aja! Lo tadi hampir diperkosa?" Jimin mengalihkan pembicaraan, dirasa temannya tersebut masih naif dan polos. Mungkin belum saatnya Seokjin mengerti. Nanti biar dia sendiri yang menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri.
"Kagaklah bego! Tadi gue abis mandi entah dari mana munculnya tiba-tiba udah didalem kamar aja itu orang." Bercerita sesekali meminum teh hangat buatan Jimin.
Jimin manggut-manggut mengerti. Diam memandang cangkir teh yang masih mengepul mengeluarkan uap panas di udara. Bergelut dengan pikirannya. Seokjin yang menangkap diamnya sahabatnya tersebut menoleh. Menatap bingung. Biasanya Jimin sedih cuma karena dua alasan, kartu kredit yang tiba-tiba diblokir appanya atau... Min Yoongi.
"Gue putus, Jin."
Hampir aja Seokjin tersedak. Bola matanya melotot tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar barusan, "Lo nggak usah bercanda,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Meet Again
RomanceMungkin dulu kalo gue setuju sama Appa buat ngga tinggal di kostan, gue ngga bakal ketemu sama dia. Kim Seokjin, mahasiswa baru yang bertemu dengan Jeon Jungkook mahasiswa seni rupa tahun ketiga yang menempati kamar disebelahnya. Jeon Jungkook yang...