Jungkook berusaha memaksimalkan seluruh pekerjaannya dihari senin hingga jumat. Weekendnya selalu disibukkan untuk pergi kesana-kemari mencari informasi tentang Kim Seokjin. Namun, tak jarang ia menemukan jalan buntu. Beberapa kenalan ataupun rekan kerja Kim Corp yang pernah ditemui Seokjin, memberikan jawaban yang hampir sama. Tidak pernah melihat Seokjin beberapa bulan terakhir. Membuatnya semakin kesal dan hampir putus asa. Meskipun kakeknya adalah seorang komisaris kepolisian Seoul, ternyata itu membuat jalannya semakin berliku. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan apakah Kim Seokjin diculik atau pergi dengan seseorang karena sebuah paksaan. Dengan jelas bahwa Seokjin pergi atas kemauannya sendiri. Jelas bahwa Seokjin pergi untuk menyembuhkan diri.
Beberapa laporan orang hilang yang ia sampaikan di beberapa kantor polisi dicabut oleh kakeknya. Kakeknya meminta maaf pada setiap cabang kepolisian yang menerima laporan. Meminta maaf atas keributan yang disebabkan oleh cucunya yang di mabuk cinta.
Hal yang paling belum bisa ia terima sekarang adalah Eommanya yang sebelumnya membantunya dengan sangat dalam semua hal yang berhubungan dengan Seokjin, kini seolah lepas tangan dan tak ingin ikut campur. Ia tidak bisa memaksa, karena memang Ji Hyun pernah menyampaikan untuk selanjutnya itu tergantung padanya. Bagaimana usahanya untuk merengkuh Seokjin kembali padanya.
Ternyata ia gagal, meraih seseorang yang berada tepat didepannya.
Ia berdiam diri didepan televisi yang menyala. Menampilkan sebuah acara yang tidak bisa merebut atensinya dari sebuah kain berwarna putih ditangannya. Ia tahu hal yang dilakukannya sekarang bisa disebut sebagai byuntae, karena ia dengan sengaja menyimpan celana dalam berwarna putih itu tanpa berniat untuk mencucinya. Bau yang samar-samar hampir menghilang.
Jungkook merasakan hatinya semakin sesak setiap harinya. Perasaan menyesal terus saja membuntuti setiap langkahnya. Menyalahkan dirinya karena tidak segera menggenggam kedua tangan Seokjin erat. Ketika seseorang itu berada disekelilingnya, ia jadi lupa bahwa ia bisa pergi kapan saja. Dan ketika seseorang itu selalu berada didepannya dengan jarak yang begitu dekat, membuatnya lalai bahwa ia bisa pergi kemanapun tanpa ucapan sampai jumpa. Tanpa memberitahunya pergi kemana dan kapan akan kembali pada dekapannya.
Rindu yang begitu mencekik kembali dirasakannya,
Kali ini lebih sakit, karena kebodohannya,
Kali ini membuatnya lebih sesak, karena penyesalan yang dibuatnya.
Jungkook menghela napas berat dan menyimpan kembali celana dalam putih itu pada kotak abu-abu polos diatas meja. Sebelum memasukkan benda yang terbuat dari kain itu, ia menghirup sekali lagi baunya. Ia meletakkannya dengan penuh kehati-hatian seolah-olah itu barang yang akan pecah atau bahkan menjadi butiran debu jika asal-asalan. Beberapa hari yang lalu ia memaksa pemilik gedung untuk memberinya ijin membuka unit disebelahnya. Dengan ancaman akan meminta orang lain untuk merusak akses pintu unit disebelahnya jika tidak diinjinkan. Akhirnya pemilik gedung itu menyetujui, setelah mengetahui latar belakang keluarganya dan tentunya dengan sejumlah uang yang mampu mengubah pikirannya.
Hal pertama yang ia lihat saat masuk ke dalam unit itu adalah sosok Seokjin yang tersenyum padanya dengan apron melapisi tubuh bagian depannya. Berdiri didepan pintu dan meregangkan kedua tangannya. Setelah menikmati imajinasinya, ia menunduk dan mengerjap pelan. Bayangan itu menghilang. Kakinya melangkah lebih dalam. Melepaskan sepatunya dan membuka kancing jasnya. Melonggarkan dasinya sambil mengenakan sandal lantai berwarna putih yang berada di disudut depan pintu. Kakinya melangkah dengan perasaan sedih yang beberapa bulan terus mendekam memenuhi hatinya. Ia melepaskan jas dan dasinya. Membuka tiga kancing atas kemejanya. Matanya terus menelisik ruangan itu. Hampir terlihat debu disemua tempat. Meskipun tempat itu masih rapi, namun debu memenuhi permukaan setiap barang dan sudut ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Meet Again
Roman d'amourMungkin dulu kalo gue setuju sama Appa buat ngga tinggal di kostan, gue ngga bakal ketemu sama dia. Kim Seokjin, mahasiswa baru yang bertemu dengan Jeon Jungkook mahasiswa seni rupa tahun ketiga yang menempati kamar disebelahnya. Jeon Jungkook yang...