Seokjin menghela napas beratnya sekali lagi. Udara dingin diluar tidak membuatnya berpindah untuk mencari benda yang dapat melapisi tubuhnya yang hanya terbalut kaos oversize putih tipis dan celana pendek yang tidak mampu menutupi seluruh pahanya.
Pikirannya masih jauh melayang. Kembali ke masa lalu, dimana ia memulai seluruh kesalahan. Sekali lagi, malam ini hal yang sama terulang. Ia menyakiti Kim Taehyung yang selalu berada disisinya. Seseorang yang selalu dengan cepat membantu bahkan menghiburnya jika mendapatkan masalah. Kini ia menyadari, sumber pemecah masalahnya memiliki masalah lain yang selalu sama. Dirinya.
Ia menyalahkan dirinya sendiri karena memulai hubungan baru dengan Taehyung waktu itu, disaat mereka berdua bertemu di gedung milik Park. Mengawali semuanya baik-baik saja seperti tidak terjadi apapun sebelumnya. Yang membuatnya terus memungkiri bahwa perasaan yang dimiliki Taehyung tidak pernah berpindah tempat. Persis sepertinya.
Hal yang sangat disayangkan kini adalah ia harus bersiap diri bahwa Taehyung akan menjauhinya. Tidak–mungkin menghilang dari hidupnya. Setelah beberapa kali ia terus menyakitinya. Namun, ia merasa keputusan yang telah ia buat kali ini adalah yang paling tepat. Agar Taehyung mendapatkan rumah yang layak. Rumah yang lebih baik, bukan dirinya yang selalu menanti nama yang sama.
Ia menghembuskan napas beratnya sekali lagi. Matanya masih tertuju pada jalanan kota yang masih ramai oleh kendaraan. Lampu-lampu yang gemerlap terang dan beberapa kebisingan seperti klakson dan suara kucing atau anjing yang ikut meramaikan tengah malamnya.
Wajah Jungkook yang kesal beberapa waktu yang lalu mengusir bayangan sedih Taehyung karena keputusannya. Ia masih berhutang janji pada Jungkook. Untuk kesana dan mengambil kopernya. Sebenarnya dia tidak begitu memerlukan koper maupun isinya, karena memang hanya beberapa baju saja yang ada didalam sana. Yang membuatnya berat adalah Jungkook yang mungkin menunggunya dan bersiap untuk mengucapkan hal-hal yang tidak ingin ia dengar sekarang.
Kepalanya menoleh kesamping kiri. Lampu dibalkon sebelah rumahnya itu masih menyala keduanya, disisi kanan dan kiri. Menandakan memang sang tuan rumah belum tidur. Karena hal yang sangat ia hapal diluar kepala adalah Jungkook yang selalu tidur dengan mematikan lampu di rumahnya, kecuali lampu yang berada di kamar mandi.
GREP.
Ia memegang kuat tepian balkon dengan kedua tangannya. Dan dalam waktu kurang dari lima detik saja, kedua kakinya sudah melambung tinggi di udara dan mendarat dengan sempurna di balkon rumah Jungkook. Ia menghembuskan napas berkali-kali, jantungnya masih berdebar kuat karena merasa tidak akan berhasil untuk melompat. Namun, nyatanya dalam sekali coba ia bisa berhasil. Ia kini meragukan Jungkook yang pernah tersangkut disana. Ia mulai merasa janggal dengan tingkah konyol tetangga unitnya itu.
Tangan kanannya memegang daun pintu yang berbentuk cekung ke dalam. Jari-jarinya masih diam disana, bimbang untuk menariknya dan masuk ke dalam. Ia merasa bukan waktu yang tepat untuk berada disana sekarang. Ia mungkin akan mendengar hal-hal buruk tentang Taehyung dari bibir Jungkook. Dan itu membuatnya tidak nyaman.
GREK.
Sebelum ia sempat mendongak untuk mencari tahu siapa yang telah menggeser pintu kaca itu, benda yang begitu keras menghantam tubuhnya. Membuatnya sedikit berjengkit karena terkesiap. Dua buah lengan telah merangkul pinggangnya dengan sempurna. Ujung-ujung rambut hitam legam berayun tertiup angin dan menyapu wajahnya membuat geli. Udara hangat benar-benar terasa diceruk leher kirinya. Mendusalkan hidung bangir itu dan menghirup aroma tubuhnya hingga membuat tubuhnya bergidik geli.
"What took you so long?" suaranya terdengar merengek dan gesekan ujung hidung itu semakin menekan dan menajalari seluruh leher bagian kiri hingga belakang telinga Seokjin. Membuat Seokjin meremas kaos abu-abu itu kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Meet Again
RomansaMungkin dulu kalo gue setuju sama Appa buat ngga tinggal di kostan, gue ngga bakal ketemu sama dia. Kim Seokjin, mahasiswa baru yang bertemu dengan Jeon Jungkook mahasiswa seni rupa tahun ketiga yang menempati kamar disebelahnya. Jeon Jungkook yang...