Hari berganti menjadi minggu. Dan sekarang tepat satu bulan setelah surat resign milik Seokjin berada diatas meja kerja Hoseok. Membuat Hoseok bimbang untuk segera memproses surat itu atau tidak. Dengan jelas Seokjin mengatakan bahwa ia mengundurkan diri. Denda karena pengunduran dirinya melanggar kontrak kerjapun sudah dibayarkan penuh dan telah diterima perusahaannya. Namun, ia mendapatkan perintah mutlak dari Jungkook bahwa kepergian Seokjin dianggap sebagai cuti. Bahkan kalau perlu bisa dikategorikan cuti hamil saja agar bisa diulur sampai ia bisa menemukan manusia itu dan menyeretnya kembali ke J Constructions. Membuatnya pusing karena harus mengatur cuti panjang atas nama karyawan bernama Kim Seokjin. Jungkook sudah menetapkan tekadnya, niatnya begitu kuat. Ia akan menemukan Seokjin bagaimanapun caranya. Ia bahkan bersumpah akan mengorek inti bumi jika tidak bisa menemukan Seokjin di permukaannya.
Jatuh cinta memang membuat semua orang hilang akal.
Hoseok kembali mengingat dirinya kembali. Ketika ia kehilangan Kim Namjoon. Ketika Namjoon melepaskan genggaman tangannya. Ketika Namjoon berjalan pergi meninggalkannya. Ia menyadari, hatinya ternyata telah jatuh begitu dalam hingga saat ini tidak tahu caranya kembali. Lukanya perlahan memudar, namun kenangan tak pernah berhenti berputar. Memenuhi hatinya yang enggan beranjak, hingga sesak selalu menjadi kawannya.
Hoseok terkekeh pelan. Mengasihani dirinya yang masih terbelenggu perasaan sesal.
Hingga lamunannya terganggu karena suara dering di ponselnya. Getaran pada ponselnya begitu kuat hingga membuat benda pipih itu berputar diatas mejanya. Ia meletekkan surat pengunduran diri milik Seokjin kembali di dalam lacinya.
"Ada apa Yoon?"
"Lo mau makan diluar nggak? Gue sumpek banget."
"Okay tunggu diparkiran aja. Naik mobil gu–"
"Pakai mobil gue aja! Kan gue yang ngajakin."
"Oh okay!"
Setelah itu ia menghela napas pelan dan mendorong lacinya kembali. Merapikan kertas-kertas dan buku diatas mejanya. Lalu meraih ponsel dan dompet didalam tasnya. Ia tersenyum pada beberapa orang didalam ruangan itu dan pamit pergi untuk makan siang.
Disinilah mereka berdua duduk, di sebuah restauran daging sapi korea yang paling terkenal di Seoul. Hoseok mengikuti langkah kaki Yoongi yang berjalan semakin kedalam di tempat itu. Ia hanya diam dan terus mengikuti Yoongi hingga sebuah pintu terdorong ke dalam dan Yoongi menyuruhnya masuk.
"Tumben banget kita makan di private room kek gini! Apa karena bonus udah cair nih?!," ledeknya dengan senyuman lebar, duduk didepan meja panjang dan bersila.
"Gue lagi pusing banget. Pengen ngabisin duit bawaannya." Ia meneguk segelas air dari botol panjang bening yang terbuat dari kaca.
"Cih! Sok banget sekarang karena udah punya apartemen baru!" sekali lagi ledek Hoseok ikut menuangkan botol air itu ke dalam gelas didepannya. Meneguknya hingga benar-benar tetes terakhir.
Dua pelayan masuk dan membawakan beberapa piring yang begitu lebar dengan irisan daging diatasnya. Ada beberapa makanan pendamping yang juga mereka bawa. Meja itu benar-benar penuh dengan makanan hingga membuat Hoseok membola dan benar-benar tidak menyangka temannya yang satu ini akan mentraktirnya sebanyak itu. "Woah!" setelah itu ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Sebelum semua ini habis. Kita nggak balik ke kantor." Ucap Yoongi penuh percaya diri. Melepaskan kancing jasnya dan menyimpan jasnya tepat disampingnya duduk bersila.
Bilik pintu milik mereka berdua belum tertutup rapat karena minuman yang mereka pesan belum sampai. Hingga keduanya menangkap suara gaduh tak jauh dari tempat mereka duduk. Suara yang familiar untuk keduanya. Membuat Hoseok dan Yoongi mengangkat wajahnya dari panggangan yang sudah menyala dan hampir dipenuh daging-daging diatasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Meet Again
RomanceMungkin dulu kalo gue setuju sama Appa buat ngga tinggal di kostan, gue ngga bakal ketemu sama dia. Kim Seokjin, mahasiswa baru yang bertemu dengan Jeon Jungkook mahasiswa seni rupa tahun ketiga yang menempati kamar disebelahnya. Jeon Jungkook yang...