Jungkook menyumbang udara hangat dipagi hari ini. Helaan napas berat dari dalam hati. Ia masih belum ingin melepas seatbeltnya, kedua tangannya masih memegang kemudi dengan sempurna. Ia bahkan tidak mengindahkan dimana ponselnya berada, tidak ingin terinsterupsi oleh pesan-pesan yang akan membuat paginya semakin buruk.
Mereka benar-benar masih bersama.
Perasaan sesak kembali menghimpit ruang hatinya. Napasnya terasa berat. Tetapi ia harus menerima kenyataan bahwa mereka berdua masih bersama, pikirnya. Kini tekad dan niatnya goyah. Ia tidak ingin mengganggu hubungan orang lain. Namun, ini Seokjin.
Tekad kuatnya kembali ke korea adalah untuk satu nama. Orang yang sama yang selalu hadir di mimpinya karena tertekan rindu yang tak terbalaskan. Setiap harinya yang mengharuskan sabar untuk ia telan bulat-bulat. Inginnya pertama kali sungguh sederhana.
Ingin sekadar menggenggam kedua tangannya.
Jika peluk dan ciuman terlalu berlebihan maka ia hanya menginginkan genggaman tangan hangat dari telapak tangan lebar dan jari-jari lentik milik sang pujaan.
Setelah terdengar bunyi benda padat yang saling menghantam dengan kuat. Jungkook menekan tombol kunci mobilnya dan menimbulkan suara bip dua kali. Mengecek sebentar handphonenya dan membuat kedua bola matanya terkejut.
Ada beberapa pesan disana, dari sang pujaan yang bernama Kim Seokjin.
Senyumnya dengan spontan terangkat tinggi dengan degup jantung yang tak kalah sengit.
Namun, sedetik kemudian ia sadar bahwa pesan-pesan itu mengenai perihal pekerjaan.
Bodohnya, ia lupa bahwa Kim Seokjin adalah asisten merangkap sekretarisnya.
Bibirnya berubah menjadi setengah lingkaran yang menekuk kebawah. Pundaknya turun dan ia jadi tidak bersemangat kembali.
Memasukkan kembali ponselnya, ia beranjak pergi dari tempat parkir yang begitu luas. Sebelum ia melangkah, ia menyadari sebuah mobil yang berdiri tepat disebelah miliknya. Ia jelas mengenal mobil ini. Tetapi karena perasaan ragu yang kuat, ia akhirnya berjalan cepat kedepan mobil itu. Memeriksa plat mobil, dan benar itu milik Kim Seokjin.
Bukannya dia dianterin Taehyung tadi? Terus kenapa mobilnya terparkir disini?
Menggaruk pelipisnya yang tidak gatal dengan rambut panjangnya yang masih acak-acakkan karena belum sisiran membuat anak-anak rambut itu bergoyang karena angin pagi ini.
Atau Seokjin justru yang nganterin Taehyung?!!
Dengan langkah cepat ia menuju gedung tinggi tak jauh dari tempatnya berdiri.
Pintu didepannya terbuka begitu dia sampai dengan jarak satu meter untuk menjangkau pintu yang terbuat dari kaca yang berdiri begitu tinggi. Ia tidak memperdulikan orang-orang yang menghentikan aktifitasnya untuk sekedar melihatnya berjalan memasuki lobby dan berjalan menuju lift khusus untuknya.
Sempat terdengar bisik-bisik mengenai dirinya. Rambutnya yang acak-acakkan itu justru memberikan kesan sexy dari yang ia dengar. Bahkan ia mendengar dengan sangat jelas bahwa namanya dielu-elukan karena tampan dan menawan.
Setelah pintu itu tertutup rapat. Ia melihat bayangan dirinya yang tidak begitu jelas di dinding lift. Ternyata kancing atas kemejanya terbuka tiga. Pantas saja dadanya sedikit terlihat dari sana hingga membuat beberapa orang kepayahan.
Tetapi, pagi tadi ada yang tidak terganggu sama sekali dengan penampilannya.
Kim Seokjin, namanya.
Apa gue nggak lebih sexy dari Kim Fuck*ng Taehyung?
Dengan langkah tergopoh-gopoh Jungkook melangkah cepat setelah pintu lift terbuka belum sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Meet Again
RomanceMungkin dulu kalo gue setuju sama Appa buat ngga tinggal di kostan, gue ngga bakal ketemu sama dia. Kim Seokjin, mahasiswa baru yang bertemu dengan Jeon Jungkook mahasiswa seni rupa tahun ketiga yang menempati kamar disebelahnya. Jeon Jungkook yang...