Then, I Will

1.1K 126 71
                                    

Seokjin mengaduk-aduk sup kaki babinya dengan tidak berselera. Sebelah tangannya menopang dagu dan pikirannya berselancar ke planet lainnya. Taehyung sedari tadi hanya makan dan sesekali mengalihkan tatapannya pada Seokjin yang kini duduk didepannya.

That's something happens?

"Seokjin?"

Seokjin tidak mendengar dan terus mengaduk supnya.

"Lo pasti nggak sadar kalau kaki babinya udah lari."

"Hah?!!" Seokjin melotot kaget hingga menjatuhkan sendoknya ke lantai.

"Gue bercanda," Taehyung mengulurkan sendok baru untuk Seokjin dengan menarik selembar tissue. Mengusap lembut punggung tangan Seokjin yang terciprat cairan sup berwarna kemerahan itu.

"Gue ngajak lo makan siang, bukan nonton makanan." Taehyung melipat kedua tangannya di atas meja sambil menatap Seokjin dengan penuh pertanyaan di kepalanya.

"Gue cuma sedikit pusing," jawab Seokjin sekenannya kemudian memasukkan sesendok cairan merah itu ke mulutnya. Setelahnya berdesis pelan karena sensasi terbakar yang diterima lidahnya.

"Something happens?"

"Sesuatu seperti apa yang lo maksud?" Seokjin mengangkat sebelah alisnya. Ia seperti menangkap maksud pertanyaan tersirat dari Taehyung.

Taehyung menggeleng pelan lalu kembali mengaduk supnya, "Bukan apa-apa. Lanjutin aja makannya."

Untuk beberapa menit yang berlalu tidak ada obrolan diantara keduanya. Sejujurnya Taehyung ingin menanyakan banyak hal. Hal-hal yang menurutnya penting untuk dijawab Seokjin. Tetapi melihat keadaan Seokjin saat ini, ia rasa bukan waktu yang tepat. Ia takut akan semakin memperparah mood Seokjin dan berakhir perdebatan diantara keduanya.

Suara denting sendok dan sumpit terdengar dari dalam mangkok Taehyung yang sudah kosong. "Jam istirahat sudah lewat satu jam sepertinya, ayo gue anter balik kantor!" Taehyung mengambil beberapa helai tissue dan menyodorkannya pada Seokjin.

Seokjin menerimanya dan mengelap bibirnya yang terasa basah. Ia menggeleng pelan, "Gue mau mampir ke suatu tempat dulu, ada yang harus gue beli." Tolak Seokjin.

"Gue anter aja kesana terus gue balik kantor." Taehyung memencet tombol kecil pada sisi kiri ponselya. Ternyata tidak ada pesan masuk. Ia jadi lebih tenang, berarti sidangnya memang benar-benar tidak ada masalah apapun setelah ketuk palu beberapa jam yang lalu.

"Enggak usah, Tae. Gue cuma pengen beliin kopi buat beberapa orang aja." Seokjin berusaha meghindari tatapan mata Taehyung agar ia tidak ketahuan berbohong.

"Ookey." Taehyung manggut-manggut mengerti. Ia menyampirkan jas hitamnya pada lengan kirinya. Mengulurkan tangan kanannya untuk Seokjin, "Yuk!"

Seokjin menerimanya dengan senyuman kecil. Padahal hanya sebatas berdiri dari kursinya, ia bahkan mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri. Entah hal apalagi, ia akan menerima bantuan-bantuan dari mantan kekasihnya itu. Sepertinya dalam beberapa hal ia selalu meminta tolong pada Taehyung selain Jimin belahan jiwanya.

"If something coming up, then–"

"Call me first! Astaga! Lo harus berapa kali ngucapin mantra itu, hm," sergah Seokjin sambil tersenyum lebar dan mencubit lengan kiri Taehyung dibalik jas yang ia sampirkan.

"I'll be right there as fast I can," Taehyung menyingkirkan anak rambut yang berterbangan di pelipis kiri Seokjin lalu menyelipkannya kebelakang telinga. Membuat Seokjin sedikit berjengkit karena rasa geli yang ia terima.

"Lo jadi bikin gue sungkan minta tolong kalau gitu," Seokjin terkekeh pelan.

"Seokjin." Taehyung menatapnya dengan begitu tajam.

Never Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang