END Of Min Yoongi and Park Jimin

1.1K 116 10
                                    

Seokjin duduk bersila dengan tangannya yang sibuk memasukkan segala bentuk mainan Manse yang tergeletak dilantai. Beberapa menit yang lalu mereka berdua bermain di ruang tamu dengan TV LED hitam berukuran 65 inch yang didepannya diletakkan karpet berbulu yang lembut berwarna navy dan ada sofa panjang setelahnya. Meskipun rumah yang menyambung dengan klinik gigi tersebut termasuk dalam kategori sederhana, ternyata didalam lantai dua tersebut begitu luas dengan tiga kamar tidur, ruang tamu, dapur yang termasuk meja makannya, dan bahkan ada sudut baca tak jauh dari kamar mandi luarnya. Hebat sekali ya keluarga ini bisa mengatur tempat dengan sesempurna ini.

"Ehem!" Seokjin mendongak. Mendapati Jungkook berdiri disamping sofa dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya.

Jungkook diabaikan. Ia berjalan mendekat, dan berdiri tepat didepan Seokjin, "Maaf," ucapnya pelan.

Seokjin diam memandangi kaki Jungkook, "Gue minta maaf soal mobil lo," tambahnya lagi karena melihat tidak ada respon dari Seokjin.

"Mobil..." Seokjin masih menunduk menatap kaki Jungkook.

"Gue udah habis akal. Itu satu-satunya cara yang terpikir biar lo mau ngomong lagi sama gue." Sahut Jungkook agak sedikit kesal.

"Itu mobil-" tunjuk Seokjin pada kaki Jungkook dan mendongakkan kepalanya menatap Jungkook.

"Huaaa!!!" tiba-tiba terdengar teriakan histeris. Sedetik kemudian berganti dengan tangisan yang begitu kencang.

Manse yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan eommanya bermaksud untuk kembali menghampiri Seokjin, atensinya teralihkan pada sebuah benda yang terlihat meminta pertolongan dibawah sebuah kaki besar diatasnya, "Red hiks," Manse duduk tersungkur disamping Seokjin melihat mobil mainannya yang berwarna merah sudah hancur. Terlihat dua rodanya sudah terlepas.

Jungkook terkejut, ia melotot kaget dengan mulut terbuka lebar. Ia buru-buru mengangkat kaki kanannya dan duduk bersimpuh didepan Manse, "Gue bisa jelasin,"

"Tadi siang kau sudah menghabiskan satu kotak coklatku, dan aku memaafkanmu karena Appa mengatakan besok akan membelikannya lagi tiga kotak. Tapi kali ini aku tidak akan memaafkanmu," jawabnya sambil sesenggukan masih dengan air mata yang terus mengalir.

Seokjin menutup mulutnya rapat, ia sungguh ingin tertawa. Apalagi apa yang baru saja dikatakan oleh bocah yang umurnya hampir tiga tahun tersebut. Kenapa anak ini begitu pintar, apa karena Appanya dokter dan Eommanya seorang Jaksa?

Manse memunguti bagian-bagian mobil merah mainannya dengan tangan kecilnya. Bajunya sudah berganti piama berlengan panjang berwarna biru yang memiliki motif dinosaurus abu-abu dan kaos kaki berwarna abu-abu yang melapisi kedua kaki kecilnya. Ia mengarahkan tangannya ke Seokjin, "Kakak, lihat yang terjadi pada Red. Dia sudah meninggal hiks," adunya masih menangis dan sesenggukan.

Sungguh Seokjin ingin memakan bocah tiga tahun ini, begitu lucu meskipun sedang menangis, "Apa dia tidak bisa diperbaiki?" tanya Seokjin pada Jungkook yang merasa bersalah.

"Gue keluar sekarang beli mobil kek gini tiga, oke?!" Jungkook memegang kedua pundak Manse dan berucap dengan sungguh-sungguh.

"Mungkin untukmu ini mobil mainan yang bisa didapatkan dimana saja, tetapi untukku ini hadiah istimewa dari haraboeji," jawabnya sambil menghapus ingusnya yang justru menyebabkan ingus tersebut merata ke pipinya.

Jungkook tercengang dengan apa yang baru saja ia dengar, ia menoleh Seokjin yang kemudian menatapnya sambil tersenyum, "Bodoh," ucapnya tanpa suara.

Manse menggeser pantatnya dan duduk di pangkuan Seokjin. Akhirnya ia menghidupkan TV dan menonton acara cartoon yang ditampilkan pada layar TV 65 inch tersebut. Seokjin membelai kepala Manse dengan lembut, "Sudah ya menangisnya, Kakak temani menonton TV," ucap Seokjin sambil tersenyum.

Never Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang