"Jim, gue mau meninggal!" teriaknya pada handphone yang ia tempelkan ditelinganya.
"Lo kenapa, Jin?! Jangan bikin gue panik! Gue kesana tunggu!"
Bip.
"Lah dimatiin," Seokjin memperhatikan layar handphonenya. Benar Jimin memutuskan sambungan telepon mereka. Ia masih diatas tempat tidurnya dan berguling-guling kesana kemari. Sungguh ia merasakan perutnya seperti terisi puluhan kupu-kupu.
Dia membayangkan kembali apa yang baru saja terjadi siang tadi. Bagaimana bisa justru membiarkan dirinya hanyut begitu saja dalam ciuman pria yang baru saja ia temu tiga kali bahkan yang dua kali tanpa sengaja.But, it's sweet.
Ucapnya dalam hati sambil memegang bibir bawahnya. Dulu dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa akan melakukan ciuman pertamanya setelah resmi berpacaran dan menjalani lima kali kencan. Tetapi hal yang ia sudah rencanakan tersebut gagal total dikarenakan tetangga kamarnya yang bahkan menciumnya tanpa permisi. Namun, kenapa ia justru menikmatinya? Menutup mata bahkan merasakan jantungnya berdesir dengan cepat.
Brak.
"Seokjin!" benar sekali Jimin muncul setelah lima belas menit ia memutuskan sambungan telepon mereka.
"Lo bisa nggak sih ketok pintu dulu?" cibir Seokjin sembari mengubah posisinya menjadi duduk bersila diatas tempat tidurnya."Katanya hampir meninggal? Tapi masih sehat-sehat aja lo tai," Jimin memukul kepala Seokjin karena baru sadar bahwa telah dikerjai Seokjin.
"Jim, gue mau cerita sesuatu tapi kayaknya jangan sekarang deh," Seokjin masih ragu untuk berbagi kepada Jimin. Dia merasa hal ini memang sesuatu untuknya, tetapi bisa jadi untuk Jungkook merupakan hal biasa.
"Apasih bikin penasaran aja!" Jimin menatap Seokjin dengan penuh rasa curiga.
"Ntar deh. Janji nanti kalau udah sedikit lebih jelas gue bakal ceritain,"
Seokjin mendengar helaan napas dari bibir Jimin yang kemudian merebahkan dirinya dengan melipat kedua tangannya sebagai bantalan kepala."Jin, Yoongi akhir-akhir sering nyamperin gue," Seokjin terdiam mendengarkan. Hubungan mereka berdua sudah dua tahun lebih, bagaimana mungkin bisa berpisah semudah itu.
"Terus lo gimana? Lo yakin mau balik sama dia lagi engga? Meskipun kalian berdua temen baik gue, tapi gue juga nggak mau kalian saling menyakiti. Masa dulunya lengket banget kayak lem, sekarang justru jauh-jauhan kek kutub magnet samaan,"
Lo nggak tahu, Jin, kalau selama ini gue diem mendem semuanya sendiri. Yoongi pernah bermain api di belakang gue, Jin. Tapi gue nggak mau berbagi itu sekarang.Tok. Tok. Tok.
Mereka berdua saling berpandangan. Siapa malam-malam begini mengetuk pintu kamar Seokjin? Jimin sengaja menutup matanya untuk memberikan sinyal bahwa dia malas untuk membukakan pintu. Seokjin menggigit bibir bawahnya. Jantungnya berdegup dengan cepat. Dia berharap bahwa Jungkook yang mengetuk pintu kamarnya.
Ceklek.
Untuk sesaat laki-laki yang mengetuk pintu kamar Seokjin tersebut terdiam, mendapati ada makhluk yang diciptakan Tuhan sesempurna itu berdiri didepannya. "Mmm.. ada apa ya, Mas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Meet Again
RomanceMungkin dulu kalo gue setuju sama Appa buat ngga tinggal di kostan, gue ngga bakal ketemu sama dia. Kim Seokjin, mahasiswa baru yang bertemu dengan Jeon Jungkook mahasiswa seni rupa tahun ketiga yang menempati kamar disebelahnya. Jeon Jungkook yang...