Brum.
Brum.
Brum.
Sebuah suara bising ditimbulkan oleh mesin alat berat berwarna kuning yang terus bergerak masuk ke area gedung yang menjulang tinggi yang bagian depan gedung itu dilapisi oleh kaca. Beberapa tim keamanan tidak mampu mengalahkan beberapa orang yang muncul dibalik mesin alat berat itu. Seseorang sedang mengemudikan mesin itu dengan hati dongkol luar biasa dan tatapan begitu tajam yang berusaha mencapai air mancur yang berada tepat didepan gedung bertingkat dimana banyak orang keluar masuk berlalu lalang didalamnya.
"Lo bisa bicarain baik-baik sama Seokjin, Kook." Seseorang berlari mengiringi mesin alat berat yang terus melaju tanpa henti dan tidak ada niat untuk berhenti sama sekali.
Brum.
Brum.
Brum.
Krak.
Ujung mesin alat berat itu berbentuk sebuah pengkeruk. Jungkook tengah menekan sebuah tombol diantara tombol yang lainnya yang berada tepat didepannya. Dengan otomatis ujung pengkeruk itu terangkat lebih tinggi keudara ketika tepat mencapai air mancur yang cukup besar didepannya.
KLAK.
Dengan cepat ia menekan tombol itu kembali. Membuat gerakan ujung pengkeruk itu seketika berhenti dan masih bertahan di udara. Beberapa orang tampak keluar dari gedung dan berkerumun disekitarnya. Mengambil foto, video, bahkan melakukan live streaming dengan mengarahkan ponsel mereka padanya.
"Jeon Jungkook, jika anda tidak berhenti. Aku akan menuntutmu!" sebuah suara menginterupsi lamunan Jungkook dan Yoongi yang masih berusaha menenangkan atasannya itu.
"Terserah." Tatapannya berkilat marah menatap lelaki yang kini berdiri di depannya dengan jarak tak terlalu jauh dari mesin alat berat yang ia tumpangi.
"Gue bisa panggil polisi sekarang." Ancam lelaki itu sekali lagi.
Yoongi menatap pria itu dengan tatapan tidak sukanya. Ada sesuatu dalam dirinya yang bergejolak dan berusaha untuk mengamuk. Menghela napas pelan ia berjalan mengitari mesin alat berat disampingnya, berjalan menuju pria yang masih menatap Jungkook dengan begitu kesal.
"Maafkan Jungkook. Saya akan membuatnya untuk meninggalkan tempat ini dengan tenang. Tolong jangan panggil polisi!" ucapnya sopan sambil mengepalkan kedua tangannya kuat dan sedikit membungkuk.
"Senang bertemu denganmu lagi, Min Yoongi-ssi."
"KIM NAMJOON!" sebuah teriakan lantang mengagetkan semuanya.
Jungkook turun dari mesin alat berat miliknya dan menoleh ke arah sumber suara di belakangnya. Ia melihat Jimin yang telah turun dari taksi dan berjalan cepat menghampiri ketiganya.
Yoongi merasakan jantungnya diremat ketika Jimin datang dan mengucapkan pria lain tepat didepannya. Membuat napas miliknya terjeda dan pandangan matanya hanya tertuju pada Jimin yang berjalan cepat melewatinya dan berdiri tepat didepan Kim Namjoon yang tidak ia kenal dengan baik.
"Setelah lo sebulan nggak bisa dihubungi, sekarang tiba-tiba jadi asisten CEO Kim Corp?! Lo nggak bisa sekedar bales pesan gue bilang kalau baik-baik aja, hah?!" kedua matanya berkilat marah. Melebihi Jungkook yang sekarang memijat pelipisnya pelan karena aksinya terganggu oleh sepasang kekasih didepannya.
"Jim, tolong jangan-"
"LO DIEM! Atau gue lindes pakai mesin alat berat lo!" hardiknya begitu kasar sambil menoleh kebelakang mendapati Jungkook yang melotot kepadanya.
Jungkook menghela napasnya panjang. Hal ini menghalangi rencananya, kemunculan Namjoon yang begitu tiba-tiba serta disusul Jimin yang meledak mengganggu urusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Meet Again
RomanceMungkin dulu kalo gue setuju sama Appa buat ngga tinggal di kostan, gue ngga bakal ketemu sama dia. Kim Seokjin, mahasiswa baru yang bertemu dengan Jeon Jungkook mahasiswa seni rupa tahun ketiga yang menempati kamar disebelahnya. Jeon Jungkook yang...