Ballroom hotel itu sudah dipenuhi pria dan wanita yang mengenakan baju-baju elegan buatan designer ternama yang hanya dengan sekali lihat saja mereka bisa tahu nama perancangnya. Mereka semua tengah duduk mengitari beberapa meja bulat cukup besar dimana diatasnya telah terdapat makanan ringan dan wine didalam botol yang msaih tertutup rapat. Mereka lebih memiliki bertukar cerita disertai tawa yang tak terdengar tulus. Cerita mengenai perkembangan bisnis dan prestasi yang telah dicapainya hingga seluruh keluarganya.
Jungkook hanya berdiri tak jauh dari pintu besar yang telah dilewatinya. Ia tahu, ia sudah memiliki tempat di meja paling depan. Bersama Hyun Bin dan Ye Jin yang sepertinya sudah duduk disana menempati meja bundar tertutup kain polos berwarna biru tua.
Ia masih takut. Masih ragu untuk bertemu dengan Hyun Bin setelah kejadian beberapa hari yang lalu karena ia dengan berani datang bersama mesin alat beratnya. Mendengar ucapan kecewa dari Hyun Bin waktu itu benar-benar membuatnya merasa bersalah dan dilanda cemas tanpa Seokjin ketahui.
Ia menghela berat. Ia melihat Seokjin yang keluar dari pintu belakang stage dengan penampilannya yang berbeda dari saat berangkat bersamanya. Mencium pipi Hyun Bin dan Ye Jin bergantian lalu duduk disamping mereka. Mendongakkan kepalanya dan menatap kearahnya sambil melambaikan tangan kanannya. Memberikan isyarat padanya untuk segera duduk bersama.
Sempat terpana, karena Seokjin cukup berubah karena penampilannya yang sekarang. Membuat jantungnya menggila. Membuat senyumnya merekah dan menghalau ragu di hatinya. Senyum dan binar mata yang begitu terang untuknya. Memintanya menghampiri penuh percaya diri dan segera.
Tepat ketika kaki kanannya hendak beranjak. Tiba-tiba sebuah tangan memegang pundak kanannya. "Seokjin benar-benar terlihat berkilau malam ini," Jungkook menoleh dan hampir saja memukul orang yang berani mengagumi Seokjin tepat dibelakangnya.
Ia menoleh dan mendapati Appanya yang sedetik kemudian menatapnya dengan sinis. "Kau ingin memukulku? Tapi aku harus menghajarmu terlebih dahulu," Jeon Yoo memicingkan matanya dan berkata begitu pelan bahkan mendesis.
"Kalian jika membuat keributan dan membuatku malu malam ini, akan aku pastikan untuk membuang kalian berdua ke Belanda besok pagi." Tiba-tiba Ji Hyun muncul tepat dibelakang Jeon Yoo dengan gaun putihnya yang panjang. Menoleh pada dua pria miliknya yang membuatnya kesal.
Jungkook mengatupkan bibirnya rapat ketika bermaksud untuk memprotes Jeon Yoo. Namun, tatapan Ji Hyun jauh lebih menakutkan dari Appanya itu. "Aku berhutang untuk memukulmu juga, Jungkook. Setelah apa yang telah kau lakukan kemarin." Ji Hyun menatap tepat pada kedua mata putranya itu dengan tajam.
GLEK.
Jungkook menelan ludahnya susah payah. Dan akhirnya mengikuti langkah kaki kedua orang tuanya yang berjalan lurus kedepan.
Percakapan dua keluarga itu berlangsung cukup hangat. Bertukar cerita dan candaan diserta tawa renyah yang keluar dari bilah bibir mereka. Jungkook hanya diam dan mendengarkan. Ia bingung harus memulai dari mana untuk meminta maaf pada Hyun Bin. Apalagi terlihat Hyun Bin yang menghindari kontak mata dengannya. Sungguh, membuatnya semakin gelisah dan tidak tenang.
Tiba-tiba Jungkook merasakan sentuhan pada tangan kirinya yang berada diatas paha. Ia melihat tangan Seokjin yang kini menggenggam tangannya erat tanpa menoleh dan terus berbincang dengan kedua orang tuanya dengan begitu senang. Membuat perasaannya sedikit ringan karena genggaman hangat itu tersalur sampai ke hatinya.
Hampir satu jam Jungkook menunggu di basement gedung hotel itu. Kali ini ia mendapat pesan bahwa Seokjin sudah beranjak pergi meninggalkan ballroom setelah berbincang pada rekan-rekan bisnis Appanya. Tidak-tepatnya sedikit berdebat dengan Ye Jin yang memintanya untuk pulang ke rumah malam ini. Ye Jin ingin tidur sambil memeluk putra semata wayangnya yang hari ini terlihat begitu tampan dan dewasa diatas podium. Membuatnya meneteskan air mata karena waktu berjalan begitu cepat untuknya. Untuk Seokjinnya yang kini sudah dewasa dan mewarisi Kim Corp secara resmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Meet Again
RomanceMungkin dulu kalo gue setuju sama Appa buat ngga tinggal di kostan, gue ngga bakal ketemu sama dia. Kim Seokjin, mahasiswa baru yang bertemu dengan Jeon Jungkook mahasiswa seni rupa tahun ketiga yang menempati kamar disebelahnya. Jeon Jungkook yang...