[15] RIBUT

282 21 0
                                    

──────⊹⊱✫⊰⊹──────

Happy Reading

──────⊹⊱✫⊰⊹──────











Keadaan kelas saat ini sedang berisik. Bahkan Anya sudah pusing mendengar bacotan Ayu melawan Tobi dan juga Marko yang sedari tadi bertengkar hanya karena uang kas.

Yah tidak heran si kenapa ayu selalu mengamuk. Karena kedua manusia itu tidak membayar uang kas. Sama halnya dengan Vika. Namun ayu tidak berani menagih kepada Vika.

"Yu.. Nih punya gue sama Vika" panggil Anya sembari memberikan uang dua puluh ribu. Kepada ayu.

"Makasih Anya yang cantik dan baik hati..." Ucap ayu dan langsung mengambil uang tersebut dan berjalan pergi untuk menangih uang kas lagi.

Anya melirik ke arah bangku milik Vika. Entah kenapa sahabatnya itu tidak masuk hari ini.

"Tobi! Marko bayar gak lo berdua!" Teriak ayu sang bendahara kelas. Membuat Anya menutup kedua telinganya.

"besok yuu... Besok...." Ujar Marko sembari tersenyum dan langsung berjalan ke arah Anya

"Nya... Vika kemana?" Tanya Marko,karena ini sudah jam istirahat kedua namun Vika belum muncul juga.

"Yahh kalau gue tau Marko! Gak mungkin dari pagi sampe sekarang gue nyari dia!" Balas Anya sewot. Sudah tau Vika tidak ada masih ditanya kemana gadis itu pergi.

Brak!!

"TOBI!!!!!!" Teriak Naura sang ketua kelas. Meja yang di duduki Tobi patah. Bagaimana tidak patah orang tubuhnya saja Segede itu.

anya menghembuskan nafasnya berat dan pergi keluar kelas. Meninggalkan mereka yang tengah membantu Tobi berdiri.

Entah kenapa tidak ada Vika terasa sunyi. Mungkin karena mereka berdua sudah sering pergi bersama-sama dari sewaktu Vika pindah sekolah.

"Duh Anggika!! Lo kemana si? Di telfon gak di angkat! Chat gue juga gak di balas" Bingung Anya. Dan duduk di kursi yang ada di koridor.

Ia pun mencoba menghubungi Vika. Namun tetap saja tidak di angkat oleh gadis itu. Bahkan chat dari tadi pagi saja tidak di balas.

"Tuh kan!! Gak di angkat!"

Sedangkan di tempat lain. Yaitu di rumah Vika. Gadis itu terbaring lemah di kasur miliknya. Bibir yang pucat.

"Non makan dulu yahh" suruh bi Mumu asisten rumah tangga mereka.

"Iya bi... Makasih yahh" ucap Vika dan berusaha bangun.

"Yaudah bibi ke bawah dulu yahh... Di makan yah non abis itu minum obat terus istirahat" Vika menganggukkan kepalanya mengerti menanggapi ucapan bi Mumu.

"Makasih bi" ucap Vika lagi ketika melihat bi Ina sudah keluar dari kamarnya.

Vika menatap bubur di hadapannya tidak selerah. Namun ia harus tetap memakannya. Walaupun terbilang terpaksa.

"Ukhukk ukhukk... Panass!!" Ujar Vika sembari mengipas ngipas lidahnya yang kepanasan.

°°°°

Di kantin Anya duduk sendirian sembari mengaduk aduk baksonya tanpa selera.

Tobi dan Marko yang melihat Anya seperti itu. Langsung menghampiri gadis itu. Namun di dahului oleh Amanda.

FUCKGIRL CENDANA ( REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang