Berkunjung

1.8K 298 40
                                    

Suara rintikan hujan terdengar jelas di telinga name, ia kini sedang berjalan berdua dengan 1 payung bersama Takeomi sambil bergandengan tangan.

"Name, apa kau membenci ibu?" Tanya Takeomi membuka pembicaraan

"Huh? Entahlah., Aku tidak tau"

"Dia sudah meninggalkan kita sejak kita kecil, apa kau sungguh tidak membencinya?"

"Hm..., Entahlah. Aku membencinya, tpi dilain sisi aku menyayanginya. Ah! Tpi rasa sayangku padamu lebih besar daripada rasa sayangku padanya, apa itu bearti aku membencinya?"

"Bwahahaha!! Apa apaan itu!!" Tawa Takeomi setelah mendengar jawaban dari Name, kini mereka berdua tertawa dibawah payung yang sedang mencoba melindungi mereka dari rintikan hujan., Kini mereka menghentikan langkah kakinya, mereka sudah sampai di tempat yang sedari tadi mereka tujui,

Rumah sang nenek.

"Takeomi, Name, duduklah. Kalian mau teh?" Tanya nonya Sachiko, nenek dari Name dan Takeomi

"Ah nek, tidak usah merepotkan, kami datang kemari hanya ingin menjenguk bibi Sora sekaligus merayakan ulang tahunnu" jawab Takeomi sambil membantu nyonya Sachiko berjalan dengan tongkatnya.

Sedangkan Name masih melihat² sekitar, banyak yg tidak berubah., Lalu ia berjalan menuju dapur dengan niat untuk memasakkan makan siang untuk Nenek dan bibi²nya. Name terkejut bukan main, ia dipeluk tiba tiba oleh sepupu laki²nya yang bernama Akashi Yukasa

"Yuchan!?"

"Name chi! Lama tidak bertemu, kau semakin cantik saja, Takeomi ni dimana?"

"Ah, kak Takeomi mungkin sedang berbincang² dengan nenek dan juga bibi Sora"

"Hm, Sou ka., Ngomong² Name., 'Mereka' tidak ikut bukan?"

"Huh? Sanzu dan Senju akan menyusul nanti sore"

"Hm.. kau tau kan? Bibi Sora tidak menyukai mereka berdua? Yah.. bukan hanya bibi Sora, aku dan ibu pun tidak menyukai mereka, anak² har-"

"Cukup Yuchan! Kau berisik! Pergi sana, aku ingin memasak dengan tenang" bentak mu sambil menyodorkan pisau daging

"Woah woah!! Tenang dong! Aku hanya mengatakan fakta, dua parasit itu seharusnya dititipkan di tempat para pelacur itu, mereka mungkin bisa bekerja Disana terlebih lagi Haruchiyo itu sangat cantik utk seorang laki², aku yakin seorang duda kay-"

"Kalau begitu kenapa tidak dirimu saja yang menjadi gigolo? Yukasa?" Tanya Takeomi yg tiba² muncul begitu saja dengan tatapan dingin

"T- Takeomi ni!?" Keringat dingin bercucuran dari pelipis sang empu, Dimata Takeomi, Yukasa tidak lebih dari serangga yang akan mampus jika diinjak, Yukasa pun berlari terbirit² keluar dari dapur

"Jangan dipikirkan Name, buah tidak jauh dari pohon bukan? Dia dan ibunya sama saja, tidak bisa menjaga omongan" ujar Takeomi sambil menyalakan sebatang rokok

"Hmh, kau benar. Apa aku racuni saja makanan untuk bibi Masahiko dan Yuchan?"

"Boleh tuh"

Mereka berdua pun tertawa, kini mereka berdua sedang memasak bersama, dibantu sang nenek, ia tersenyum bahagia melihat kedua adik kakak ini akur ketimbang Yukasa dan adiknya

Waktu sudah menunjukan pukul 16.35, Sanzu dan Senju sudah datang sekitaran 5 menit yg lalu dengan pakaian basah kuyup.

"Kasihan sekali cucu ku, yah, hujan nya memang deras sekali" ujar sang nenek sambil mengelap rambut Senju

"Nenek, aku tadi melihat ada seekor anjing yg kebasahan di jalan tadi, ia mengingatkan ku dengan anjing nenek yg sudah lama mati, Hachi"

"Hoo? Mungkin saja Hachi bereinkarnasi menjadi anjing yang tadi?"

absolutely mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang