Name hanya menatap datar kue dengan berbagai hiasan yg terletak di meja makan.
"Haruchiyo... Kue ini untuk apa?"
"Nikah" gumam Sanzu namun masih dapat didengar oleh Name
"Nikah?"
Sanzu mengangguk lalu memeluk Name yg membelakangi Sanzu
"Aku ingin menikahi mu,. Tapi aku tidak mau acara besar besaran. Gapapa kan?" Tanya Sanzu dengan rona di kedua wajahnya.
"Hum" balas Name singkat. Sebuah cincin manis dipasangkan di jari manis. Lalu Sanzu pun mengecup singkat jari manis name yg sudah terpasang cincin pernikahan.
Netra Name berkaca kaca
'sial Name, jangan menangis. Anggap saja yang didepan mu ini Izana" batin Name
Sanzu yang melihat Name tengah menahan tangis tersenyum haru, ia mengira Name menangis terharu karena akhirnya Sanzu resmi menjadi suami Name
"Name, jangan menangis. Mulai sekarang dan seterusnya aku akan menjaga mu dan juga anak kita,. Aku berjanji akan menjadi suami & ayah yang baik" ujar Sanzu dengan girang
Name menggigit bibir bawahnya, ia benar benar tidak tau harus bagaimana. Lagi lagi Name menjawab ucapan Sanzu dengan deheman.
.
.
.
.
.
.Kini Name tengah berbaring dengan tubuh yang tidak tertutupi oleh Kain apapun selain selimut. Terlihat jelas bercak bercak merah bahkan biru dan juga bekas gigitan pada sekujur tubuh Name. Sedangkan Sanzu tertidur sambil memeluk Name dengan keadaan tidak berpakaian. Sama seperti Name.
Bagian bawah Name berdenyut dengan hebat, air mata Name menetes dengan pelan menahan rasa sakit pada bagian bawahnya. Padahal ini bukan sekali dua kali Name bercinta dengan Sanzu.
Sanzu yang terbangun menatap Name dengan lekat lalu mengecup pelan punggung Name
"Sakit ya?"
Name tidak menjawab pertanyaan Sanzu, ia hanya menangis dalam diam sambil meremas kuat selimut yang menutupi tubuh nya.
"Sanzu.., aku tidak mau lagi" gumam Name
Sanzu hanya terdiam, masih menunggu lanjutan dari perkataan Name
"Aku tidak mau lagi seperti ini Sanzu.., aku tidak mau berhubungan intim lagi., Aku juga mau keluar menghirup udara segar. Aku tidak suka menyusahkan mu" gumam Name.
Sanzu hanya menatap Name yg memunggungi nya
"Yasudah kalau itu maumu. Tapi kau tidak boleh menolak ketika aku mengajakmu melakukan ini lagi. Dan aku akan memikirkannya lagi tentang membiarkanmu keluar." ujar Sanzu lalu menaiki tubuh Name dan memaksa Name menatap Sanzu
"Aku akan sebisa mungkin menahan nafsu ku, tapi jika ada kalanya aku ingin melakukannya, kau harus bersedia oke?"
Name mengangguk lemas, lebih baik seperti ini daripada setiap hari bercinta dengan Sanzu
Saat Sanzu hendak melakukan ronde kedua, suara dengkuran halus terdengar di telinga Name. Sanzu hanya mendengus lalu mengelus pelan wajah Name dan ikut berbaring di sebelah Name.
.
.
.
.
.
.
.
."Izana.. tenanglah" ujar Kakucho hendak menghentikan Izana yg memukuli anak buahnya
"Hah?! Lepasin aku Kakucho!!"
"Kalau begini terus dia bisa mati!"
"Peduli amat? Aku sudah bilang bukan siapa pun yang tidak bisa menemukan informasi tentang Name akan kuhajar sampai mati.."
"Kau terlalu obsesi Izana... Akashi Name sudah mati!!" Teriak salah satu anak buahnya yg sudah babak belur akibat dihajar oleh Izana
"NAME MASIH HIDUP!!!!" Teriak izana tidak terima
Sebuah pukulan mendarat di wajah Izana, pelakunya tidak lain adalah Kakucho yg tidak suka melihat Izana menggila seperti ini
"Kakucho brengsek"
"Izana, aku tau kalau kau khawatir pada Name.., bukan hanya kau, aku juga Izana.. oleh karena itu tenanglah" ujar Kakucho sambil mencengkram bahu Izana
"Bos. Kami sudah mendapatkan informasi tentang Sanzu Haruchiyo" ujar salah satu anak buah dari Izana
"Apa saja informasi nya?"
"Diketahui kalau ia kerap beberapa kali terlihat di Yokohama, ia juga sering bulak balik di salah satu apartemen di Yokohama. Setelah kami selidiki, ia tinggal bersama seorang wanita. Namun wanita itu tidak pernah keluar dari ruang apartemennya"
"Pasti itu Name.. selidiki lebih lanjut. Aku akan menanyakan hal ini pada Mucho"
.
.
.
.
.
."Izana" gumam Name yg masih tertidur di dalam dekapan Sanzu, Sanzu hanya mengernyit tidak suka melihat Name menyebut nama pria lain selain Sanzu.
Ia melepas pelukannya lalu beranjak dari ranjang menuju dapur, ia meneguk habis 2 botol alkohol. Ia benar benar kesal melihat Name menyebut nama Izana.
Sekitaran 15 menitan, Sanzu kini sudah benar benar mabuk. Ia berjalan kembali menuju kamar dan menatap Name yg masih tertidur dengan wajah datar. Tangannya mulai bergerak mendekati Name dan mencekik Name dengan kuat.
Name yg tengah tertidur sontak terbangun dan menatap Sanzu dengan ketakutan
"Le-lepas" ujar Name yg kesulitan bicara akibat di cekik dengan kuat oleh Sanzu. Sanzu tidak merespon ucapan Name, ia malah semakin mengencangkan cekikan nya sehingga membuat leher Name mulai lebam.
"Kurokawa.. matilah" gumam Sanzu yg kini benar benar berada di pengaruh alkohol. Name yg mendengar Marga Izana keluar dari ucapan Sanzu hanya bisa melotot dan sekuat tenaga menendang Sanzu
"Haru- UHUK! LE-LEPAS!" Teriak Name yg mulai kehabisan nafas, wajah nya benar benar memerah, bukan karena blush. Melainkan karena susah bernafas, Mata Name berkunang kunang, tendangannya kian melemas.
Detik berikutnya Name tidak sadarkan diri, Kakinya yg semula masih menendang Sanzu pun terhenti dan terjatuh lemas diatas ranjang.
Nafas Sanzu menggebu gebu begitu juga dengan penglihatan nya yg sudah mulai terlihat jelas, Tangannya bergetar hebat. Keringat dingin pun bercucuran deras dari Sanzu kala melihat Name terbaring lemas dengan tangannya yg berada di leher Name.
Sanzu melepas cekikan nya dan menatap leher Name yg sudah lebam.
"Na-Name" gumam Sanzu dengan nada bergetar
"Ap-apa yg telah ku perbuat? Nam-Name!? Bangun? Bangun Name!" Pekik Sanzu sambil mengguncang guncangkan tubuh Name namun masih tidak ada respon.
Saking paniknya Sanzu, ia segera membungkus tubuh telanjang Name dengan selimut dan menggendongnya keluar dari apartemen menuju rumah sakit.
"Bertahan lah Name!!" Pekik Sanzu masih dengan tangannya yg menggendong Name yg sudah lemas, saking lemasnya bahkan kini kepala Name mendongak keatas membuat Sanzu semakin panik, air matanya bercucuran deras kala merasakan tubuh Name melemas, bahkan tubuhnya mulai mendingin
"Name! Jangan mati, maaf, maafkan aku Name, tolong jangan mati!" Teriak Sanzu masih menangis sambil berlari yang hanya membuat orang orang yg lewat kebingungan dan berbisik bisik. Bahkan sedari mereka ada yang merekam kejadian tsb dan menyebarkannya melalui sosial media.
KAMU SEDANG MEMBACA
absolutely mine
RomanceSanzu X Reader ⚠️Incest -tidak berhubungan dengan anime/manga "Kalau aku mengecat rambut ku bewarna hitam ,Kalau aku lebih tinggi, bulu mataku tidak selentik ini, dan rambut ku pendek apa kau akan menyukai ku??" Tanya nya masih dengan air mata yg me...