Warn!!
sexual harassment!
.
.
.
.
.
.
.Name hanya bisa pasrah, salah satu gadis penghibur tsb memberi tau kan keberadaan Name pada anak buah Sanzu. Kini Name hanya bisa menatap Sanzu yg berada di atas tubuh Name
"Akan kubuat kau lumpuh sialan" umpat Sanzu lalu mulai melakukan hal tak senonoh pada Name, padahal tubuh Name sudah terluka parah akibat dipukuli oleh Sanzu,. Kini keperawanannya malah direngut oleh adik nya, Sanzu Haruchiyo.
Name tidak berhenti menjerit kesakitan kala Sanzu menghentakkan miliknya dengan keras pada selangkangan Name, Bagian bawahnya berdenyut kesakitan begitu juga dengan kakinya yg patah namun digenggam oleh Sanzu dengan keras.
Bercak bercak kissmark dan juga bekas gigitan memenuhi leher, Dada, perut, dan paha milik Name.
Rasanya ia ingin mati saja.,
Akibat kelelahan, ia berhenti menjerit ataupun menangis, membuat Sanzu mengernyit tidak suka. Ia pun kembali menghentakkan miliknya dengan kuat, namun tidak ada respon dari Name.
Muncul perempatan pada dahi Sanzu, ia menampar wajah Name dengan keras, mencoba untuk menyadarkan Name. Namun Name malah menatap Sanzu dengan tatapan yg tidak dapat dijelaskan
"Name.. berteriak lah!"
"...."
"Sialan, cepat buka suaramu!"
"..."
Sanzu menghela nafas kasar lalu menggaruk rambutnya dengan frustasi
"Hei, apa kuberi tau saja ya.."
Name masih terdiam sambil menatap Sanzu
"Shinichiro.."
Deg
"Yang membunuhnya itu aku"
Name terdiam, ia hendak menangis namun ia tahan dengan mengigit pipi bagian dalamnya
"Aku yg memerintahkan anak buahku untuk mengepung kalian disaat kalian sedang berkencan"
Nafas Name menggebu Gebu, matanya merah berkaca kaca. Reaksi ini lah yg ingin Sanzu liat pada wajah Name. Muncul rona merah muda pada wajah Sanzu lalu mencium bibir Name dengan kasar, mengakibatkan bibir Name bengkak.
"Bagaimana Name? Kau sudah tau sejak awal kan? Tapi kau menolak percaya kalau adikmu yg melakukan hal tsb"
Name masih terdiam, Sanzu pun memeluk tubuh Name dengan erat sambil membuat tanda baru pada ceruk leher Name
"Hei, katakan sesuatu Name. Kalau tidak aku akan menghabisi Kakucho"
Name masih diam, ia sudah tidak punya tenaga lagi. Air matanya kini sudah jatuh membasahi pipinya
"Sanzu.. hentikan ini" gumam Name yg akhirnya membuka suara. Sanzu melepas pelukannya lalu menatap Name yg masih menangis dalam diam
"Hentikan Sanzu.."
"Hentikan apa?"
"Aku tidak mau kau melukai orang orang yg kusayangi lagi" ujar Name dengan tubuh bergetar getar
"Aku akan mempertimbangkan nya jika mau menjadi milikku" ujar Sanzu sambil tersenyum sumringah. Name menarik nafas dalam dalam lalu menatap manik biru milik Sanzu.
"Perlakukan aku sesuka hati mu Sanzu, asal kau berjanji melepaskan Kakucho dan semuanya" ujar Name dengan senyumannya. Hati Sanzu sedikit sakit melihat wajah Name yg berpura pura kuat, namun mau bagaimana lagi? Ia sangat mencintai Name. Ia tidak mau melihat Name bahagia bersama pria lain selain dirinya, ia memeluk tubuh Name dengan erat
"Hum, ayo kita bangun kehidupan baru jauh dari sini" ujar Sanzu sedikit gemetaran karena menahan tangis harunya.
Name hanya mengangguk lemas dan membiarkan Sanzu kembali memperkosanya
'ini tidak apa apa, asalkan mereka semua selamat' batin Name
.
.
.
.
.
.
.
.
.Takeomi terduduk lemas melihat jenazah adiknya yg kini ditutupi dengan kain putih. Takeomi menangis sambil berteriak frustasi, ia gagal melindungi adiknya. Senju hanya terbaring lemas di ranjang nya kala mendengar Name ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Akira juga ikutan menangis menatap Jenazah sahabatnya yang hampir tidak dikenali karena sudah babak belur.
Sedangkan Izana hanya berdiri mematung di depan ruang mayat. Matanya tertuju pada kertas yg ada di genggaman tangannya
______________________________________
Aku akan hidup bahagia bersama Sanzu, aku menyadari kalau selama ini aku mencintainya, begitu juga dengannya. Kami akan memulai kehidupan baru. Yg lainnya pasti tidak akan suka melihat ini jadi sanzu sudah menyediakan mayat wanita yg mirip denganku, dan juga kambing hitam untuk dijadikan sebagai 'dalang' dibalik ini semua. berbahagialah Izana. Karena aku mulai sekarang juga akan hidup berbahagia bersama Sanzu sebagai pendamping hidupku
-tertanda dari Akashi Name
______________________________________
"Bohong.."
"Kau berbohong Name.. mana mungkin kau jatuh cinta padanya, kau tidak mungkin bahagia" gumam Izana dengan mata berkaca kaca sambil membaca sepucuk kertas tersebut
"Tunggulah Name, secepatnya aku akan menyelamatkan mu" gumam Izana sambil menangis meremas kertas tsb
KAMU SEDANG MEMBACA
absolutely mine
RomanceSanzu X Reader ⚠️Incest -tidak berhubungan dengan anime/manga "Kalau aku mengecat rambut ku bewarna hitam ,Kalau aku lebih tinggi, bulu mataku tidak selentik ini, dan rambut ku pendek apa kau akan menyukai ku??" Tanya nya masih dengan air mata yg me...