Time skip

1.3K 224 18
                                    

"apa kabarmu? Shinichiro san? Kau pasti sudah tenang Disana"

"Aku baik baik saja disini, walaupun terkadang.. Aku merindukan mu"

"Aku baru saja pulang dari Paris, aku sudah bilang bukan sebelumnya? Aku mendapatkan beasiswa untuk kuliah Disana"

"Aku sudah wisuda. Dan aku sempat berkerja di Paris selama beberapa saat, tapi tahun ini kuputuskan untuk pulang ke jepang"

"Aku sudah mendapatkan pacar baru, yah... Kau mengenali nya. Dia adalah Izana kun, kau tidak akan cemburu bukan? Ahahaha"

"Aku yakin, kau pasti kesal. Tapi... Kau senang juga., Karena aku tetap melanjutkan hidupku.., walaupun dirimu tidak ada lagi di sisiku., Dan juga aku yakin kau mengenali Izana kun dengan baik, jadi aku akan baik baik saja jika bersamanya"

"Manjiro kini sedang menjalin hubungan dengan Senju, jika mereka memang jodoh, aku tidak bisa membayangkan anak mereka akan sekuat apa"

"Emma dan Draken juga masih bersama, lalu Kak Takeomi sudah bertunangan dengan Akira, siapa sangka bukan? Kita semua saling terhubung seperti ini"

"Benkei san masih jomblo, sepertinya karena wajahnya yg kelihatan tua dan mengerikan membuat tidak ada yg mau dengannya hahaha, tapi aku yakin suatu saat dia akan bertemu belahan jiwanya"

"Oh iya! Wakasa san sudah menikah lalu mempunyai 1 anak perempuan! Wajahnya imut sekali haha"

"Lalu Sanzu.., aku belum bertemu dengannya selama 11 tahun ini. Dia memutus hubungan dengan semua orang, dia juga resmi mengganti nama marga nya menjadi marga mendiang ibunya"

"Tapi., Ku harap dia baik baik saja"

"Hehe, aku kebanyakan bicara ya? Kalau gitu aku pamit dulu ya Shinichiro san, aku akan datang lagi di lain hari, dan juga Selamat Ulang tahun mentari ku"

Saat hendak berbalik meninggalkan batu nisan bertulisan Sano shinichiro, ia mendengar suara sosok yg dirindukannya dengan jelas

"Syukurlah kau bahagia Name"

Sang pemilik nama lantas menoleh ke asal suara tersebut, namun tidak ada ada siapa², sebuah senyuman terukir di wajah manis Name dengan air mata yang membasahi pipinya

"Iya, berkat mu Shinichiro san"

______________________________________

"Sudah selesai ngobrolnya?" Tanya Izana dengan lembut yang hanya dibalas dengan anggukan dari Name

"Kau tidak mau berbicara sebentar dengannya? Aku yakin dia juga merindukanmu"

"Kemarin, aku dan anggota Tenjiku lainnya sudah mengunjungi Shinichiro, jadi hari ini tidak perlu. Bisa bisa dia mengamuk di surga karena bosan melihat wajahku"

"He... Jadi? Sekarang kita mau ngapain?"

"Hum? Kau pasti lelah bukan? Kau baru saja tiba di Jepang lalu langsung berkunjung ke makam Shinichiro,. Pulang lah dan istirahat yang cukup" ujar Izana lalu menepuk nepuk kepala Name.

Name tersenyum, ia pun menggandeng lengan Izana lalu menuntunnya ke arah parkiran

"Iya, sebelum itu aku mau berkunjung ke makam kakek"

"Kakek? Baiklah, tapi setelah itu langsung pulang ya?"

"Iya"

*****

"Ketemu! Akhirnya kau pulang kemari Name!" Ujar Seorang pria sembari memegang ponsel yang menunjukan foto Name dan Izana yang sedang berbicara di depan parkiran

"Lalu pria ini... Kurokawa?"

"Cih. Selalu saja ada serangga yg menganggu ku, padahal sudah ku bunuh 1 serangga, namun malah muncul serangga lain"

Ujar sosok pria berambut mullet berwarna pink, ia menatap ke arah jendela, menunjukan pemandangan Tokyo dari atas gedung pencakar langit

"Yah.. kurasa selanjutnya nyawamu yg akan kuhabisi. Kurokawa Izana"

"Siapapun yang mendekati milikku akan mati di tangan ku"





Name sedikit merinding, lalu ia mengusap pelan tengkuknya lalu melihat sekitarnya

"Rasanya ada yg mengawasi, hanya perasaan ku saja kah?" Gumam name yg kini sudah berada di kediaman Akashi, ia tengah menonton televisi sembari menunggu kepulangan adik bungsunya.

"Senju masih belum pulang? Apa dia tidak melihat jam!? Sebentar lagi sudah malam"

"Kak Takeomi, biarkan saja Senju bersenang senang dengan Manjiro"

"Name! Senju sudah pergi dari pagi, dia harus membatasi waktunya"

Name hanya tersenyum kikuk, lalu mendengarkan semua kekesalan Takeomi semenjak Name pergi ke Paris. Mulai dari Takeomi yg harus membangunkan Senju, membuatkan sarapan, dls.

"Hadeh.. padahal Senju sudah berusia 22 tahun. tapi kenapa sifatnya masih kekanakan?" Tanya Takeomi heran

"Mau bagaimana lagi? Sepertinya kita terlalu memanjakannya"  jawab name sambil menepuk nepuk punggung Takeomi. Pasti sulit sekali bagi Takeomi mengurus Senju dan juga Sanzu.

"Lalu name, kenapa tidak bilang padaku?"

"Apanya?"

"Kau dan Izana berpacaran?!"

"Yah.. aku mencari timing yg pas hehe"

"Apa kau tau siapa itu Izana?"

"Hm, adik tiri Shinichiro san bukan?"

"Kau sudah tau? Jangan jangan kau menganggap Izana sebagai pengganti Shin!?"

"Bukan begitu!! Kau tau.. sebelum Aku dan Shinichiro san dekat, aku sudah menyukai Izana, namun hanya sebentar saja"

"Tunggu.. kalian saling mengenal?"

"Iya, kami pernah bertemu di panti asuhan. Waktu itu sekolah ku sedang ada kegiatan amal, lalu disitulah aku bertemu dengannya. Usia kami hanya berbeda 1 tahun. Lalu dia juga sering menghubungi ku disaat aku sedang tertekan dengan tugas kuliah. apa kak Takeomi tidak suka dengan Izana kun?"

Takeomi hanya menggeleng pelan, lalu kembali menghisap rokoknya

"Tidak. Aku mendukung kalian, Izana itu kuat, jadi pasti dia bisa melindungimu"

"Aku juga kuat loh! Semenjak aku di Paris aku belajar bela diri Muay Thai! Jadi bukan hanya Izana kun yg akan melindungi ku, namun aku juga yg akan melindungi Izana kun"

"Ya ya ya, terserah. Dasar bucin" ledek Takeomi lalu mengacak acak rambut name dengan berantakan, sedangkan name hanya menatap Takeomi dengan wajah malas

"Bukannya kau juga? Siapa sangka bahwa kau akan bertunangan dengan Akira, jadi? Kapan kalian akan nikah?"

"4 bulan lagi, apa kau bisa menolong Akira memilih gaun?"

"Tentu, aku akan membuat Akira menjadi mempelai wanita tercantik didunia!"

"Hahaha, mohon bantuannya Name"

absolutely mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang