salam dua jari, jangan lupa pilih Jokowi

1.6K 255 24
                                    

"ada sesuatu yg baik terjadi padamu?" Tanya Senju karena merasa heran melihat kakak ketiganya tersenyum senyum sambil memainkan ponselnya.

"Hm? Ya begitulah. Bukan urusan anak kecil sepertimu"

"Hah!? Aku sudah berusia 12 tahun loh! Aku sudah besar!!"

"Hah? 12 tahun sudah besar? Pfft, kau itu masih kanak kanak"

"Hentikan perdebatan kalian, kalian berdua masih tergolong anak anak" jawab Takeomi yg baru saja selesai menjemur baju.

"Kalau aku masih anak², bearti kau sudah bapak²!!" Jawab Senju tidak terima

"Enak saja! Usia ku masih 19 tahun, masih tergolong anak remaja!"

"Sebentar lagi 20 tahun, dan kau akan menikah lalu menjadi bapak² perut buncit! Wleee" ujar Senju sambil menjulurkan lidah, Sdgkn Takeomi hanya melempar keranjang bekas baju tadi ke arah Senju, namun Senju menangkisnya dengan tendangannya, lalu keranjang tsb malah melayang ke arah foto keluarga mereka yg terletak di meja album, menimbulkan suara pecahan, foto mereka kini retak pas di bagian Name yang sedang berpose peace ke arah kamera.

"Hayo loh Takeomi, kak name pasti akan marah!"

"Jangan lari Senju! Kau bereskan ini!!"
Teriak Takeomi kepada Senju yg berlari cekikikan ke arah luar rmh.
Sedangkan Sanzu langsung memungut bingkai tsb

"Kak name sudah 1 minggu tidak pulang, apa segitu senangnya dia meningap di rmh temannya?" Tanya Sanzu sambil menatap foto Name

"Ya begitulah, dia pasti butuh refreshing, ia lelah mengurus kalian berdua" jawab Takeomi sambil menghisap rokok ditangannya

"Sanzu, kau bereskan itu. Ganti bingkainya agar Name tidak tau" titah  Takeomi sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya. Sdgkn Sanzu hanya menatap foto Name lalu tersenyum

"Ternyata ia menghindari ku"


















- name kini sedang menahan malu, karena Akira kini sedang berteriak² di depan rumah sang doi nya Akira.

"KENAPA LANGIT WARNANYA BIRU!? BENAR! KARENA AKU MENCINTAI TSUKI KUN! JIAKKKHHH" pekiknya yang hanya di balas dengan geplakan dari Name

"Hentikan Akira! Ini memalukan sekali" gumam name sambil menatap ke bawah, ia tidak berani menatap lurus karena penghuni di perumahan ini sedang berbisik bisik menatap mereka berdua.

"Dek, kalian nyari Kei Chan ?" Tanya seorang ibu ibu menghampiri Akira Dan name.

"Hooh! Tsukishima kei, bibi kenal? Dia anaknya selalu memakai kacamata, ia adalah calon masa depanku!" Jawab Akira sambil tersenyum menatap sang ibu² tsb.

"Begitu..,pacarnya kei chan ya?"tanya nya yg dibalas anggukan cepat dari Akira, sedangkan Name hanya menggeleng² kan kepala karena malu melihat kelakuan temannya ini, pdhl mah udh ditolak sama si Tsukishima sebanyak 3 kali, namun ia tetap kekeh mengejar cintanya.

"Begini dek..., Kei Chan sudah pindah rumah., Dia tidak memberi tahumu?"

Sedangkan Akira hanya membeku di tempat, kini wajahnya memerah padam karena sedari tadi ia meneriaki rmh yg sudah ditinggali oleh org lain.

Sebuah suara pintu terbuka berbunyi, menampilkan sosok lelaki dengan rambut pirang dan luka bakar di wajahnya, ia hanya menatap Name dan Akira dengan wajah kebingungan.

Inui Seishu

Name mengenal Inui karena pernah beberapa kali melihat Inui  yang selalu mengekori Shinichiro dan juga Takeomi, namun sepertinya dia tidak mengenal Name.

Sedangkan Akira hanya menatap bengong Inui yg juga menatap Akira Dan name secara bergantian.

"Kalian siapa? Temannya kak Akane?" Tanya Inui

"K-KAMI HANYA INGIN MEMINTA IZIN MENEMPELKAN POSTER PILKADA! JANGAN LUPA PILIH KANDIDAT NOMOR 2 YA!!" Teriak Akira yg langsung menempelkan selebaran kertas bertulisan "DISKON 50%!! HANYA BERLAKU PADA TGL 29/31 OKTOBER!" yg ia dapat dari Hypermart tadi.

Kini Akira berlari meninggalkan Name yg masih berdiri di depan rmh Inui

"Bersama pak Samsudin membangun Masa depan yg indah!!" Pekik Name sambil berpose 2 jari, lalu membungkuk pada sang ibu ibu yang masih berdiri didepan rmh Inui, lalu berlari sekencang kencangnya menyusul Akira.

"Oh? Ternyata mempromosikan pak Samsudin, Enaknya zaman muda, aktif berpolitik hohoho" ujar sang ibu tadi sambil tertawa

Sedangkan Inui hanya menatap Name yang masih berlari

"Kek pernah liat deh" gumam Inui







- "AKIRA BANGSATTTT!!" teriak Name, karena ia dan Akira sepertinya mengambil arah jalan yg berbeda.

"Malu maluin aja bangsat! Gimana nanti kalau Inui ceritain ke Shinichiro san!? Duhhh!?" Pekik Name sambil memukul mukul pipinya, namun tiba² sebuah tangan muncul menghentikan Name yg masih memukul mukul pipinya.

"Kenapa kalau aku tau?hm?"

Name membeku, suara lembut ini, siapa lagi kalau bukan Shinichiro, ia mendongak dan melihat Shinichiro yg hanya menggunakan kaos putih dan celana sepanjang lutut dengan sendal jepit.

"Sh-shinichiro san!?"

"Kau sudah sembuh? Tidak demam lagi kan? Kenapa memukuli pipimu? Tuh kan merah" tanya nya sambil mengelus elus pipi name yg merah, dan semaki merah akibat bertemu sang pemilik hatinya, Shinichiro

"Loh? Kok makin merah???"

"Shi-shinichiro san, tolong anggap saja kau tidak bertemu denganku hari ini!" Pekik Name dengan tangan menutupi wajahnya.

"Name?? Kamu kenapa? Ada yg sakit!??" Tanya Shinichiro dengan wajah panik lalu berusaha melepaskan tangan name yg menutupi wajahnya.

"Bukan!! Ini-, ini memalukan sekali" gumam name yg kini dipaksa menatap Shinichiro

"Kenapa???loh, lehermu kenapa dipakai kan hansaplast?"

Kini wajah name semakin merona, ia mengenakan hansaplast dengan maksud menutupi bekas haram dari Sanzu

"Duh kenapa sih nanya Mulu! Malu tahu!!" Teriak name yg kini udah kayak kepiting rebus

"M-maaf! Aku hanya khawatir" ujar Shinichiro sambil menggaruk tengkuknya.

"Mau main ke rumahku? Di belokan sana ada rumahku, kita bicara sambil minum teh?"  Tanya nya yg hanya diangguki oleh name.

"Yaudah, yuk?" Shinichiro mengulurkan tangannya, berharap bisa menggandeng tangan name. Namun name tidak peka, ia malah jalan mendahului Shinichiro.





"Dah lah"- Shinichiro

absolutely mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang