Kakucho

833 140 23
                                    

"Aku datang ke Tokyo utk menghabisi kurokawa, tapi aku sama sekali tidak menemukannya. Dan kini kau bilang bahwa kau kehilangan Name!? Bahkan kini aku menjadi buronan polisi!!" Teriak Sanzu pada lawan bicaranya, Kisaki.

"Mau bagaimana lagi, kami kesulitan mengejarnya karena Baji Keisuke membantu Name"

"Satu persatu lalat berkumpul menghalangi ku dan Name" gumam Sanzu namun masih dapat didengar oleh Kisaki melalui ponselnya

"Tenang lah sanzu, cepat atau lambat anak buah ku dan anak buah mu akan menemukan Name dan Baji, kau hanya perlu menghabisi Takeomi dan juga Senju"

"Ah.. kau benar, Mumpung lagi disini akan kuhabisi mereka, ingat ini Kisaki. Jika kau gagal mendapatkan Name, akan ku kuliti kau"

"Serem amat, yah.. semoga berhasil"

Pip

Sanzu menatap ponselnya dengan datar, lalu berjalan menghampiri kediaman Akashi. Sungguh nostalgia melihat bentuknya yg tidak banyak berubah sedari 12 tahun yg lalu. Padahal sudah terbakar habis setahun yg lalu, namun dibangun ulang dengan desain yg sama.

Masih teringat jelas oleh Sanzu bagaimana hangatnya Name memperlakukan Sanzu, selalu memeluk Sanzu dan menyuapinya ketika Sanzu masih kecil. Padahal selisihnya antara Name hanya 2 tahun, tapi Name memperlakukan Sanzu seperti anak 5 tahun.

.
.
.
.
.
.

Kakucho mengendarai motornya menerobos hujan yg masih mengguyur Yokohama dengan deras, pikiran Kakucho hanya tertuju pada Name yg berhasil kabur dari Hanma dan juga Kisaki

"Sial!! kau ada dimana Name?" Pekik Kakucho yg mulai frustasi memikirkan dimana Name sekarang.

Dirasa hujan semakin deras, Kakucho segera menghentikan motornya di salah satu bus stop. Berdesakkan dengan orang orang yg juga berteduh.

Mata Kakucho tertuju pada salah satu mobil dan juga pengendara motor yg berhenti ditengah jalan mengakibatkan macet pada lalu lintas.

Kakucho membelalakkan matanya tidak percaya melihat Name yg berada dibelakang seorang pria dengan penampilan mirip limbad.

"Apa dia diculik? Tidak tidak.. kalau dia diculik, harusnya dia sudah kabur saat pria itu tengah berbicara dengan Hanma dan Kisaki" Batin kakucho, detik berikutnya Name menghilang bersamaan dengan lajunya kendaraan bermotor milik Limbad kw.

Kakucho yg panik langsung mengejar mereka tidak peduli sederas apapun hujannya, matanya tertuju pada mobil yg ikut melaju mengejar Name.

Kakucho langsung mengebutkan motornya dan sengaja menabrakkan diri pada mobil tsb guna membiarkan Name kabur. Alhasil mobil milik Hanma kini masuk kedalam got akibat mencoba menghindari aksi tabrak diri dari Kakucho.

Kakucho kembali mengejar Name dan Baji dengan motornya yg dalam keadaan rusak parah akibat tabrakan tadi

'gapapa mah ini, tinggal bayar uang sewa + ganti rugi. Izana pasti akan membayarnya dengan ikhlas karena aku melakukan ini semua demi Name'

Batin Kakucho sambil tersenyum membayangkan reaksi Izana jika bertemu dengan Name.

.
.
.
.
.
.

Kini Kakucho menatap kearah motel, terlihat ada motor milik Baji yg diparkir di depan Motel tsb.

Wajah Kakucho merah padam memikirkan Name melakukan skidipapap uhuy uhuy dengan pria mirip Limbad tsb.Namun Kakucho menepis pikiran negatif itu dan segera menghubungi Izana yg sedari tadi berkeliling mencari Name.

Namun ia kaget melihat ponselnya yg tidak mau hidup sama sekali akibat kemasukan air hujan.

"Yah.. rusak., Yaudah deh nanti minta Izana beliin yg baru aja" gumam Kakucho lalu mulai masuk ke dalam Motel tsb.

Ia bertanya serta menyebutkan ciri ciri name pada resepsionis, namun resepsionis tsb enggan menjawab pertanyaan dari Kakucho guna melindungi privasi dari tamu nya. Kakucho hanya mengangguk pasrah lalu memesan 1 kamar.

Entah dirinya yg niat atau gimana, ia mengetuk satu persatu pintu kamar mencari Name dan juga Limbad kw

"Apasih yang enggak buat calon bini Izana, semangat Kakucho! Motel ini hanya ada 2 lantai dengan total 20 kamar" Ujar Kakucho menyemangati dirinya sendiri dan melanjutkan kegiatan mengetuk satu persatu kamar tsb

.
.
.
.
.
.

Kakucho kini berdiri tepat di pintu kamar Nomor 15 di lantai 2. Ia mengetuk pelan sambil berharap bahwa Name ada di kamar ini.

Ceklek..

"Mas bawa peyoung yakisoba nya kan?" Tanya Baji sambil menggaruk garuk perutnya

"Ketemu kau Limbad!" Pekik Kakucho kegirangan

"Hah? Limbad? Peyoung nya mana? Habis ya? Udah diganti jadi nasi goreng?"

"..."

"..."

"Aku kesini karena mengikuti mu"

"Hah?" Muncul urat urat pada dahi Baji, ia mengepalkan tangannya hendak memukul Kakucho, namun serangan tsb ditangkis oleh Kakucho

"Aku Hitto Kakucho, biar kutegaskan. Aku tidak punya keinginan untuk berkelahi denganmu"

"Eh? Oh.. babunya Izana toh, kirain babunya Kisaki.., mau ngapain lu ngikutin w?"

"Bjir, lu kenal Izana?"

"Hooh"

"Syukurlah kalau begitu, ini akan mempermudah ku. Apa Akashi Name ada bersama mu?"

"Kak Name? Tuh lagi bobok syantique, kenapa?"

Kakucho menghela nafas lega melihat Name baik baik saja, lalu kembali menatap Baji

"Syukurlah kau menemukannya., Apa kau bisa mengantarnya besok ke Shibuya?"

"Bisa sih., tapi Kenapa shibuya?"

"Kau tau, aku dan Izana sudah dari tahun kemarin mencari Name, dan baru kali ini kami menemukan lokasi yg tepat tentang keberadaan Name. Jadi aku dan Izana akan membereskan masalah ini dulu, kau bawalah Name ke shibuya utk berlindung. Jika dibawa langsung ke Tokyo aku khawatir dia kenapa Napa"

"Hooh, tapi apa kau bisa mengabarkannya ke Mikey tentang kak Name? Ponsel ku sudah ku jual"

"Sebaiknya hanya kita kita saja yang mengetahui fakta tentang Name yg masih hidup guna mencegah hal hal yg tidak di inginkan"

"Kau ada benarnya juga"

"Baiklah, ah lalu hubungi nomor ini jika kau sudah tiba di shibuya, gunakan lah telepon umum" ujar Kakucho lalu mengeluarkan kertas dari sakunya tanda bukti pembayaran saat check in di motel ini, sambil menuliskan nomor telepon dibalik kertasnya

"Ini apa? Nomor hp lon🍵?" Tanya Baji heran

"Itu nomor telepon Izana"

"CK cukup tau aja" ujar Baji lalu merampas kertasnya dengan kasar

"Yaudah kalau gitu, aku mau nyari Izana dulu. Kau bisa menggunakan kamar sebelah, aku tadi memesannya tapi tidak jadi memakainya" ujar Kakucho lalu melempar kunci kamarnya pada Baji

"Aku tidak mau kau khilaf lalu melakukan ehem, you know lah" ujar Kakucho dengan wajah seriusnya, namun telinga nya memerah hebat.

Dibalik wajahnya yg menyeramkan, Kakucho ttp lah softboy & juga anak Baek Baek + polos. G kek Sanzu

Baji hanya menghela nafas kasar sambil melihat Kakucho yg sudah pergi menuruni tangga

"Yaudah deh, daripada w khilaf" gumam Baji lalu keluar dari kamar tsb dan menuju kamar sebelahnya

absolutely mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang