CHAPTER 01

19.9K 480 13
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

--------

"Brak!"

"Mana Adel!" teriak seorang cowok bertubuh tinggi setelah menendang pintu dengan kuat membuat semua satu kelas tersentak kaget. Mereka menahan napas melihat wajah Regal yang merah total karena emosi dengan urat-urat leher yang amat terlihat jelas. Tatapan mereka berpindah pada kedua tangan Regal disisi tubuh yang mengepal erat sampai urat punggung tangan cowok itu terlihat jelas.

Tidak ada jawaban membuat Regal berang. Dengan emosi yang kental dia memukul kuat papan tulis menggunakan kepalan tangan kanannya. Membuat semua orang lagi-lagi tersentak kaget kemudian diam ketakutan.

Pukulan Regal itu sampai terdengar dari luar membuat murid-murid yang berlalu lalang berhenti dan melihat dalam diam apa yang sedang dilakukan oleh Regal. Mereka tidak berani menegur Regal yang membuat keributan sampai suaranya terdengar kearah lapangan. Cowok yang dijuluki devil itu sungguh menakutkan apabila sedang marah. Bahkan teman-temannya hanya diam saja didepan pintu kelas tanpa mau turun tangan karena alasannya, takut.

"JAWAB GUE SIALAN! MANA ADEL ANJING ITU!" teriakan Regal menggema membuat kuping semua orang berdengung, tapi mereka tak berani menutup kuping atau mengusap kuping jika kejadian yang lalu tidak mau kembali terjadi dimana seorang cowok menutup kupingnya karena teriakan Regal membuat Regal tanpa perasaan mengambil kursi dan melempar orang itu. Sampai kini orang itu masih berada dirumah sakit karena cedera pada kepalanya.

Semua tidak berani menjawab, tentu saja siapa yang berani menjawab jika Regal dalam keadaan seperti ini. Mereka akan kaku duluan ketika sudah ditatap tajam oleh Regal yang bagai ingin membunuh mereka.

Regal lagi-lagi berang. Darahnya berdesir emosi menatap semua orang yang hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Tangan cowok itu semakin terkepal hingga buku-buku jarinya memutih.

Melihat sahabatnya yang ingin mengambil kursi dan akan melempar benda itu pada salah satu siswa. Gaveon maju dan menahan tangan Regal membuat cowok bermata tajam itu menatap Gaveon sengit.

"Lepasin-tangan-lo-dari-bahu-gue!" Regal mendesis menatap tangan Gaveon dibahu kirinya kemudian menatap Gaveon semakin tajam.

Gaveon menatap Regal datar meski dari lubuk hatinya ada sedikit ketakutan melihat tatapan Regal yang begitu mematikan. Rahang cowok itu semakin mengeras, wajah tampannya memerah sarat akan emosi namun ditahan membuat Gaveon tanpa sadar menelan ludah.

Dengan jantung bertalu, Gaveon membuka mulutnya yang bergetar pelan dan berucap. "Ja-jangan, Gal. Kalau sampe lu lempar mereka lagi, bokap lu bakalan marah."

Ucapan Gaveon itu dibalas Regal dengan senyuman sinis membuat kaki Gaveon bergetar. Tak sadar ia melepas tangannya dari bahu Regal kemudian mundur selangkah ketika Regal menurunkan kursi yang sudah sempat ia angkat sembari terus menatapnya.

"Lu pikir gue takut?" bisikan maut itu menyapa rungu semua orang. Mereka menatap Regal dengan jantung berdetak cepat karena takut yang kini berjalan mendekati Gaveon.

Keringat dengan perlahan membasahi pelipis, leher dan telapak tangannya. Gaveon merasa jantungnya akan ditarik paksa melihat tatapan mematikan Regal. Badannya mati kutu, kakinya terus melangkah mundur ketika Regal terus melangkah maju.

Melihat badan sahabatnya yang bergetar ketakutan, Regal menyunggingkan senyum sinis. Ia berhenti melangkah, melipat tangan didada, matanya menatap Gaveon dingin.

"Cari cewek anjing itu! Terus bawa ke-depan gue! Gak lo dapat dia dalam waktu lima belas menit! Kaki tangan lu gue patahin!" ancam Regal mematikan. Ia meninggalkan kelas setelah menabrak kuat bahu kiri Gaveon membuat sang empu meringis.

ADELNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang