Happy Reading
.
.
.Meskipun komennya belum sampe target padahal cuma minta 50 komen, yaudah kita gasken
Selamat membaca 🤗🤗🤗🤗🤗
----------
SESUAI janji di-wa Putra membawa Adel ke tempat bakso yang ada di persimpangan jalan arah rumah mereka. Warung bakso itu sedang ramai saat Adel turun dari atas motor besar Putra dan menatap warung itu dengan berbinar. Sementara Putra memarkirkan motornya di depan warung bakso yang dijadikan sebagai tempat parkir.
Dengan outfit kaos putih polos dan celana panjang biru jins dilengkapi dengan jaket jis hitam model robek, Putra melepas helm full-facenya kemudian turun dari motor.
Penampilannya yang keren dan tinggi menarik perhatian orang yang ada disana. Terutama para gadis, mereka menatap Putra dengan takjub.
"Ayo." Putra yang sudah berdiri disebelah Adel merangkul istrinya masuk kedalam warung itu. Suasana yang ramai membuat Putra sedikit mengerutkan keningnya. Putra tak suka kebisingan.
"Duduk di sana yah, kak." dengan suara yang lumayan keras Adel menunjuk tempat duduk paling ujung.
Putra menatap sekilas sebelum mengangguk, tapi Adel tidak melihatnya karena posisinya berada didepan Putra.
Mereka duduk disana, Putra melepas jaketnya dan meletakkannya diatas meja. Melihat itu Adel langsung merampasnya, membuat Putra menatap Adel dengan mata membola kecil dan bibir terkatup rapat.
"Mejanya kotor tau, kak. Nanti jaketnya ikutan kotor. Jaketnya biar Adel pegang aja."
Perhatian kecil tapi mampu membuat hati Putra berbunga-bunga. Diam-diam Putra mengulum senyum.
Seorang perempuan berambut pendek mendatangi meja mereka. Sosok Putra yang memang memiliki aura pemikat menarik perhatian perempuan itu. Ia menatap Putra dengan terpesona. Model poni yang naik keatas sungguh membuatnya tampan dan berkharisma.
Sementara yang ditatap, duduk bersandar sambil melipat tangan. Matanya menatap Adel dalam.
"Kak."
"Hah? Iya, kak? Pesen apa?" dia tersentak pelan saat perempuan yang duduk didepan laki-laki yang ia kagumi menepuk lengannya pelan.
"Bakso biasanya dua yah, kak. Kakak mau minum apa?" perempuan yang rambutnya dicepol asal itu menatap suaminya.
"Jeruk dingin." jawab Putra dingin.
'wih, dingin amat cok. Spek-spek yang ga bisa di dapetin. Kagak jadi dah' batin perempuan berambut pendek itu.
"Jeruk dinginnya dua, yah, kak."
Perempuan yang bernama Lisa itu tersenyum ramah. "Iya, kak. Kalau gitu tunggu pesanannya datang yah." kata Lisa pamit pergi setelah Adel mengangguk sambil tersenyum ramah.
Suasana di-antara mereka yang hening membuat Adel mencoba untuk memulai hal kecil guna membangun komunikasi dengan Putra yang dinginnya bikin elus dada. Misalnya, dengan obrolan ringan.
"Ehem, kapan kakak masuk sekolah ke Rajawali?" tanya Adel menatap suaminya.
Putra yang sedang menunduk memainkan ponsel dan dengan kaki kanan terangkat ke atas paha kiri dengan posisi menyilang, mengangkat kepalanya ketika kupingnya mendengar suara istrinya.
"Besok udah masuk." jawab Putra, tadi saat di-rumah, Seto mengirim pesan bahwa mulai besok Putra sudah masuk sekolah ke Rajawali. Semua sudah ditangani Seto dan Putra tinggal terima beres.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELNIA
Teen FictionCerita ini bersifat konflik ringan, hanya fokus pada kehidupan rumah tangga mereka. Lain dari itu, hanya sebagai bumbu cerita saja "Kak, bisa jemput aku? Aku lagi di taman, bentar lagi hujan." "Siapa lu nyuruh-nyuruh gue?! Punya hak apa lo?!" "Ka-ka...