Follow me :)
******
DENGAN tangan kanan diperban Adel keluar dari uks. Kepalanya menoleh menatap kanan kiri. Sudah lumayan sepi. Adel berjalan dilorong menuju kelas untuk mengambil tas. Saat sampai dikelas, sudah tidak ada orang. Bagus. Adel jadi tidak harus menjadi pusat perhatian dan berujung membully dirinya.
Adel berjalan menuju bangkunya paling belakang, mengeluarkan ransel dari laci beserta botol minum dengan tangan kiri. Adel memasukkan botol minumnya kedalam ransel dengan susah payah karena dia menggunakan satu tangan. Lalu memakai ranselnya sambil meringis saat menggerakkan tangan kanannya untuk memakaikan tali tas ke bahunya. Setelah itu Adel keluar dan menutup pintu.
Kedua kakinya melangkah pelan dilantai koridor. Adel menatap lapangan, beberapa anak laki-laki sedang bermain bola disana, ditemani beberapa gadis-gadis duduk dipinggir lapangan. Adel tersenyum miris sebelum memalingkan wajahnya kedepan.
Gerbang sekolah sudah terlihat, Adel melangkahkan kakinya lebih cepat. Namun sebuah motor melintas didepannya dan hampir mengenainya membuat langkah Adel memelan dan mundur beberapa langkah.
Adel menatap sosok suaminya dengan seorang perempuan diboncengannya. Harusnya Adel yang duduk disana. Memeluk Putra dari belakang.
Sebelum menjauh, Alexa yang wajahnya tertutup helm full-face menatap kebelakang. Salah satu sudut bibirnya tertarik keatas. "Akhirnya kita ketemu." bisik Alexa sebelum menatap kedepan dan mengeratkan kedua tangannya diperut Putra.
Menghembuskan napas yang terasa sesak, Adel melanjutkan langkahnya dan duduk di halte. Tidak menunggu lama, bus datang dan Adel bersama siswa yang lain langsung masuk dengan tertib.
Moge merah itu berhenti disusul seseorang yang dibelakang turun dari motor dengan bantuan pundak orang didepannya. Melepas helm, Alexa merapikan rambut pirangnya dengan anggun hingga Putra menatap terkesima kekasihnya dari balik helmnya.
"Kamu ngga mampir dulu?" tanya Alexa sembari memberikan helm ke tangan Putra.
Putra menaikkan kaca helmnya sebelum menerima helm yang disodorkan Alexa lalu berkata. "Nanti aku kesini. Tangan kamu udah gapapa 'kan?" Putra melirik tangan kanan Alexa yang terdapat kemerahan tapi tidak separah Adel yang tangannya diperban. Putra melihatnya saat akan melewati Adel digerbang sekolah tadi.
Alexa melirik tangannya sebelum menggeleng tersenyum. "Ga, sayang. Besok udah sembuh kok."
Putra mengangguk datar. "Yaudah aku pergi, yah." Putra menurunkan kaca helm, memutar motornya kesamping lalu pergi setelah membunyikan klakson dua kali.
Alexa melambaikan tangan dengan senyum tipis, namun senyumnya perlahan luntur seiring dengan punggung Putra yang menjauh.
Merogoh kantung roknya, Alexa berjalan kesamping rumah sambil menempelkan benda itu ke telinganya. Dia akan lewat dari belakang.
"Gue udah nemuin dia." Alexa bersuara detik dimana telponnya diangkat. Kepalanya menatap kanan-kiri saat tidak menemukan seseorang sebelum berjalan menuju kulkas untuk mengambil botol minum.
"Bagus. Cepat temuin dia dan lancarkan rencana kamu. Kita ngga punya banyak waktu." sahut orang diseberang sana.
Alexa meneguk air dari botol itu sebelum menjawab. "Lo kayak panik banget. Ada apa?" tanya Alexa menarik kursi lalu duduk.
"Daddy kamu.." suaranya menggantung, tapi cukup membuat badan Alexa yang tadinya rileks dan wajahnya bersemangat karena sudah berhasil menemukan seseorang, badannya berubah tegang dengan muka yang kaku.
"Kenapa sama Daddy?" bisik Alexa. Matanya menyorot tajam kulkas dihadapannya, sementara tangan kanannya meremas botol minum yang terbuat dari kaca itu.
Terdapat helaan napas sebelum menjawab dengan rasa tak enak hati. "Daddy kamu sedang mengurus harta warisan. Kamu sudah tau bagian siapa yang paling banyak tanpa harus saya jelaskan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELNIA
Teen FictionCerita ini bersifat konflik ringan, hanya fokus pada kehidupan rumah tangga mereka. Lain dari itu, hanya sebagai bumbu cerita saja "Kak, bisa jemput aku? Aku lagi di taman, bentar lagi hujan." "Siapa lu nyuruh-nyuruh gue?! Punya hak apa lo?!" "Ka-ka...