ADELNIA || 18

4.2K 200 14
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗🤗🤗

-----------

SEBUAH tangan menekan lehernya membuat perempuan yang memiliki wajah mungil itu terbangun. Adel membuka matanya, mengumpulkan kesadarannya termasuk tentang statusnya yang sudah menikah. Dia sekarang tau tangan siapa yang menimpa lehernya setelah tadi sempat menerka-nerka.

Menyingkirkan tangan itu, Adel duduk. Dia menoleh ke belakang dan menatap Putra yang tidur dengan anteng. Jam menunjukkan pukul 5 lewat 5 saat Adel turun dari ranjang sambil mengikat tinggi rambut panjangnya.

Adel menarik selimut menutupi setengah badan Putra. Lalu dia pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi setelah itu masak.

Adel hanya memasak yang simpel. Nasi goreng dengan sedikit cabai dan sosis goreng yang dipotong-potong kecil.

Setelah makanannya tersaji, Adel pergi ke kamar untuk membangunkan suaminya.

Adel berdiri disisi ranjang, menatap Putra yang sudah mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap. Selimut yang tadi menutupi tubuhnya sudah tidak di tempatnya, hingga tubuh bagian atas Putra yang telanjang terekspos jelas.

Adel menepuk pelan punggung putih itu. "Kak, bangun. Udah jam enam ini. Nanti telat loh." suara Adel terdengar lembut. Dia tidak munafik, Adel mengagumi kulit Putra yang putih bersih.

Suara Adel tidak membuat Putra terusik. Pria itu tidur nyenyak. Sebenarnya Adel tidak tega, namun waktu terus berjalan. Jika Putra tidur terus mereka akan terlambat, apalagi ini hari terakhir Putra sekolah di Sma Haga.

"Kak, bangun. Nanti lanjut lagi tidurnya kalau udah pulang sekolah." Adel menepuk lumayan kuat punggung Putra. Dan itu berhasil. Badan Putra bergerak. Cowok itu mengangkat kepalanya, dengan mata menyipit dia menatap Adel.

Sesaat Adel terkesima dengan wajah tampan itu. Apalagi poni yang biasa naik ke atas kini jatuh menutupi kening mulusnya. Ganteng banget, batin Adel.

"Udah jam berapa?" tanya Putra serak dan dalam. Cowok itu mengubah posisinya menjadi duduk, lalu memutar badannya ke kanan dan ke kiri hingga terdengar suara retakan.

"Ja-jam enam, kak. Yaudah, Adel mandi dulu, yah." dengan sedikit gugup, Adel berlalu dari hadapan Putra. Mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi. Adel menyandarkan punggungnya pada daun pintu. Tangannya memegang dadanya, berdetak kencang. Masa iya aku suka sama kak Putra? tanya Adel dalam hatinya.

Sementara Putra membereskan tempat tidur. Kemudian membuka jendela, Putra memejamkan matanya menikmati angin pagi lalu menarik napasnya dalam-dalam kemudian dihembuskan perlahan.

Dari sini, Putra dapat melihat aksi warga yang pagi-pagi sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada sebagian ibu-ibu yang baru pulang dari pasar. Sementara para bapak-bapak mengeluarkan hewan peliharaan serta kendaraan beroda 2 untuk dipanaskan. Sementara anak muda, ada yang lari pagi melewati setiap rumah.

Di ujung sana, seorang gadis bertubuh tinggi dan cantik tampak memperhatikan Putra. Keningnya mengerut karena ini pertama kalinya dia melihat sosok Putra.

"Siapa yah? Tetangga baru kah? Ganteng banget." monolognya. "Nanya Bunda, ah." dia masuk ke dalam rumah sambil berteriak memanggil Bundanya.

Pintu kamar mandi yang terbuka membuat Putra yang masih di posisinya menoleh ke belakang. Tampak Adel menyembulkan kepalanya keluar. Perempuan itu tersenyum bodoh pada Putra. Sementara sosok dingin itu menaikkan alisnya datar.

Adel mengutuk dirinya dalam hati. Bisa-bisanya dia lupa membawa seragam ke-dalam kamar mandi. Jadinya seperti ini, harus menahan malu meminta bantuan suami dinginnya itu.

"Kenapa?" tanya Putra dingin.

"Anu kak, Adel lupa bawa seragam ke kamar mandi. Jadi..." Adel mengerjapkan matanya, sengaja menggantung kalimatnya berharap Putra peka.

Putra mengerutkan keningnya, dia meniup poninya yang menutup kening. "Ngomong jangan setengah-setengah." sebenarnya dia tau maksud istrinya, namun Putra ingin Adel berkata secara langsung.

Adel mengulum bibir bawahnya, dia mencicit. "Minta tolong.. boleh kakak keluar dulu?" pinta Adel sesopan mungkin. Dia tidak mau, belum 24 jam tapi sudah berlaku tak sopan pada suami.

Putra mengepalkan tangannya, menahan gemas melihat tingkah Adel. Cowok itu membalikkan badannya, menutup jendela lalu berkata. "Gue gak bakal balik badan. Cepat, ambil seragamnya."

Mendengar itu, Adel yang hanya memakai handuk segera mengambil seragam yang digantung dari dalam lemari. Kemudian berlari terbirit-birit masuk kamar mandi.

Pintu yang tertutup membuat Putra mendorong kembali jendela yang dia tahan agar terbuka. Putra berjalan menuju nakas dan mengambil ponselnya yang beberapa hari ini ia abaikan. Sambil membaca pesan yang menurutnya tidak penting, cowok itu duduk dipinggir ranjang.

"Kak, udah siap."

Keasikan main ponsel, membuat Putra tak sadar Adel berdiri diujung ranjang sambil memperbaiki seragamnya.

"Hm." meletakkan ponselnya diatas nakas, Putra mengambil handuk yang disodorkan istrinya. Kemudian masuk kamar mandi.

-Adelnia-

"KALAU udah sampai kelas kabari gue. Dan buat lo.." Putra menghunuskan tatapan tajamnya pada laki-laki muda tukang Gojek yang akan mengantar istrinya. "Hati-hati bawa motor. Istri gue lecet dikit, habis lo." ancam Putra.

Ancaman itu membuat laki-laki pakaian serba hitam itu dengan helm yang menutup kepala, sampai menelan ludah ngeri.

"I-iya bang, aman itu aman."

"Naik sana." suruh Putra mengedikkan dagunya.

Adel mengambil tangan Putra dan menyalimnya. "Adel duluan yah, kak, Shaloom." pamit Adel lalu naik. Dia menerima helm yang disodorkan lalu memakainya.

Mesin motornya dinyalakan, laki-laki itu menatap Putra segan. "Permisi, bang."

"Shaloom.." gumam Putra, membalas ucapan istrinya. Mata tajamnya senantiasa menatap kepergian istrinya sampai hilang dari pandangan.

Putra masuk ke dalam rumah, mengambil tas di-sofa. Lalu, keluar dan mengunci pintu. Tak berapa lama menunggu, sosok Gaga muncul dengan motor besarnya.

Gaga menaikkan kaca helm, ditatapnya Putra. "Lo mau ke bengkel langsung atau nanti?" sebelum datang kemari, Putra me-WA dirinya mengatakan jika motornya sudah selesai diperbaiki dan bisa diambil hari ini.

"Bengkel. Biar nanti pulsek gue bisa bareng Adel." jawab Putra. Dia naik ke atas motor dan mengernyit samar. Posisi duduknya yang tinggi membuatnya tidak nyaman.

"Oke." Gaga menurunkan kaca helm-nya dan menaikkan gas. Meninggalkan kawasan rumah Putra.

"Dia udah nikah? Anjing banget! Padahal tadi mau gue gebet." gumaman itu terdengar kesal. Perempuan cantik itu menghentakkan kakinya kesal karena mengetahui status laki-laki itu yang ternyata sudah menikah. Bundanya sudah cerita. Mereka baru pindah kemari. Namun, sesuatu terlintas di kepalanya membuatnya perlahan tersenyum lebar. "Gapapa deh, udah nikah. Pokoknya dia harus gue dapetin. Apapun caranya. Enak aja itu cewek, bisa-bisanya dapat yang ganteng ples bening."

Rabu 8 Mei 2024

ADELNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang