ADELNIA || 17

4.8K 191 19
                                    

Happy Reading
.
.
.

Selamat membaca 🤗🤗🤗

------------

SELAGI suaminya tidur di sofa ruang tamu. Adel merapikan baju di koper dan disusun rapi di lemarinya. Dia duduk lesehan di bawah kasur. Baju milik Adel dan suaminya dipisah. Adel tak mau bajunya ikut berantakan karena Putra suka menarik asal baju. Sudah Adel lihat cara pria itu saat di apartement kemarin.

Setelah pakaiannya sudah rapi, Adel menutup lemari. Koper dia taruh diatas lemari beserta dengan ransel. Dia memanjat menggunakan kursi.

Lalu, Adel mengambil sapu dan mulai menyapu semua sudut ruangan. Perempuan itu menoleh pada Putra yang tidur nyenyak di-sofa. Mulutnya terkatup dengan wajah polos. Puas mengagumi ciptaan Tuhan sampai menyapunya pun tertunda, Adel melanjutkan pekerjaannya. Menyapu semua ruangan hingga teras rumah.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore lewat 10 menit. Dengan wajah lelah dan banjir keringat, Adel meraih gelas. Mengisi dengan air putih lalu meneguknya rakus. Perempuan itu duduk dengan napas terengah sambil meletakkan gelas ke meja.

Semua pekerjaannya sudah beres. Rumah yang tadi lumayan kotor, sudah bersih dan wangi. Jendela yang tadi berabu banyak, sudah bersih dan nampak kilat.

Menyadari sudah sore, Adel beranjak setelah dia sudah sedikit lega. Sambil berjalan menuju kamar, Adel menatap suaminya yang tidur menghadap punggung sofa. Pria itu sudah terlalu lama tidur, satu jam yang lalu sudah ingin Adel bangunkan. Namun, wajah polosnya membuat Adel tidak tega. Nanti saja Adel bangunkan setelah ia sudah mandi.

Pintu kamar mandi terbuka, Adel keluar dengan piyama pink. Asik melap rambutnya dengan handuk kecil. Adel terlonjak kaget ketika melihat Putra duduk di ujung kasur dengan kaki di panjangkan.

Putra menoleh saat mendengar pintu terbuka. Cowok itu menatap dingin istrinya. "Kenapa ga di bangunin?" tanya Putra datar.

"A-adel ga tega bangunin kakak. Niatnya tadi mau bangunin kakak pas Adel udah mandi." jawab Adel. Untung dia sudah berpakaian saat keluar dari kamar mandi. "Tapi, kakaknya dah bangun." cicitnya

Putra menghela napas, dia berdiri dan berjalan mendekati Adel. Mengambil handuk di tangan perempuan itu lalu masuk ke kamar mandi.

Adel memejamkan mata sesaat. Meskipun sudah sore namun wangi tubuh pria itu masih tercium meski sudah samar-samar.

Setelah Putra sudah selesai mandi, Adel bergegas menyiapkan makanan. Keduanya makan dalam diam, tanpa bersuara.

Perempuan yang memakai piyama pink itu memperhatikan Putra diam-diam. Saat makan pun muka pria itu terlihat datar. Bibirnya terkatup saat mengunyah.

Sadar ditatap, Putra yang menundukkan kepalanya sedikit menaikkan bola matanya keatas. Menatap Adel yang malam itu mengikat rambut panjangnya setengah dengan dingin.

Ketika Putra menatapnya Adel buru-buru menundukkan kepalanya. Jantungnya mencelos ketika netranya menatap netra hitam yang tajam itu.

-Adelnia-

MESKIPUN ini malam pertama mereka. Tapi, mereka tidak menerapkan itu. Putra akan melakukan itu jika keduanya sudah sama-sama siap. Meskipun Putra sadar saat melakukan itu, tapi Adel 'kan tidak.

Putra menutup ponselnya saat melihat jam. Dia baru sadar sudah hampir 3 jam memainkan benda pipih itu. Putra menoleh menatap sekitar, menatap mahluk yang baru beberapa jam dia nikahi. Tidak ada.

ADELNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang