Happy Reading
.
.
.Selamat membaca 🤗🤗🤗🤗🤗🤗
----------
KEHADIRANNYA menarik perhatian seluruh isi kantin. Bahkan, kantin yang tadinya sedikit lenggang itu kini ramai. Sebagian mengintip dari luar kantin karena didalam sudah semak.
Yang menjadi pusat perhatian malah duduk santai sambil mantengin hp menunggu kabar dari istrinya. Dia tidak mendengar suara-suara yang membicarakan dirinya karena otaknya sibuk memikirkan istrinya yang sampai saat ini tidak membalas pesannya dari pagi.
Sekarang jam 10:30, jamnya istirahat Sma Rajawali. Sama dengan Sma Haga. Itu artinya Adel sudah bisa membuka ponselnya, tapi bahkan wa-nya terakhir aktif jam 7 pagi setelah mengirim pesan padanya bahwa Adel sudah tiba di-sekolah.
"Udah ada pacar lo makanya hp nya di pantengin mulu." Fiko yang sedang membuka jajanan bertanya karena melihat Putra yang bolak-balik melihat ponsel.
Putra hanya melirik, tidak menjawab.
"Udah dong, rugi dong spek ganteng gini belum punya." Gaga menjawab.
Fiko manggut-manggut. Sikap Putra kan sudah dia bilang, Fiko udah khatam. Jadi, tidak akan dimasukkan hati.
"Btw, ceweknya orang mana?" tanya Fiko.
"Pasti cantik sih kalau kata gue mah. Gak mungkin Putra milih yang muka pas-pasan." Dean yang duduk diantara mereka dengan 3 meja digabungkan membuka suara.
Yang lain mengangguk setuju.
Putra mendengus dingin. "Dia ga secantik itu. Tapi lebih ke manis. Mukanya mungil. Itu yang bikin dia cantik." jawab Putra jujur. Istrinya itu lebih ke manis, apalagi wajahnya yang mungil membuat kesan manis terlihat. Belum lagi, kedua bola matanya agak condong ke-dalam dengan bulu mata yang lentik dan alis mata yang tebal. Jika ada yang memperhatikan Adel mungkin ada yang mengira dia memakai celak atau semacamnya karena bulu mata yang lentik itu lumayan lebat.
Pipi chubby-nya menambah kesan cantik. Spesies seperti ini jarang ditemukan. Tak heran, baru pertama bertemu Putra langsung jatuh cinta. Ah, membayangkan istrinya Putra mendadak kangen.
"Lo ngomong gini, gue penasaran yang mana ceweknya. Ada foto?" tanya Fiko.
"Private." jawab Putra datar.
"Ah, ga asik lu! Ngapain segala di private. Kita ga bakal gangguin dia kok." kata Saktan, salah satu teman dekat Fiko. Intinya, laki-laki yang berkumpul disana teman dekat Fiko semua. Sebagian ada yang berbeda kelas.
"Ntar lo tau sendiri." Putra tidak akan menyembunyikan identitas istrinya. Dia harus memastikan dulu teman-teman barunya ini bisa diajak kerja sama atau tidak.
"Gue kasih clue, ceweknya anak Sma Haga." tukas Gaga. Detik setelah ucapannya selesai, makanan mereka diantar oleh pihak kantin dibantu oleh dua teman mereka. Jeje dan Guma yang bertugas memesan makanan.
Sesaat mereka fokus makan, sebelum akhirnya Bima anak kelas 11 Ipa 3 angkat suara. "Gue ga ngerasa cewek yang disebutin Putra ada di Haga. Soalnya sepupu gue sekolah disana. Dan gue juga pernah masuk kesana. Gue ga nemu tuh."
Mendengar itu Jeje yang duduk di-sebelahnya mengetuk jidat Bima dengan botol saos. "Si paok! Haga luas ga kayak Rajawali. Siswanya banyak. Ya kali lu langsung nemu ciri-ciri yang disebut Putra."
Bima mengerucutkan bibir sambil mengusap jidatnya. "Iya sih." gumam Bima.
Salah seorang perempuan diantara orang-orang yang mengelilingi para pria itu mendatangi Putra setelah menguatkan mental dan mendapat dukungan dari teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELNIA
Teen FictionCerita ini bersifat konflik ringan, hanya fokus pada kehidupan rumah tangga mereka. Lain dari itu, hanya sebagai bumbu cerita saja "Kak, bisa jemput aku? Aku lagi di taman, bentar lagi hujan." "Siapa lu nyuruh-nyuruh gue?! Punya hak apa lo?!" "Ka-ka...