ADELNIA || 28

3K 147 58
                                    

Follow me :)

******

ADEL berjalan tidak semangat menuju rumahnya sambil memanggul ransel dengan bahu merosot. Ini sudah pukul lima sore dan Adel baru pulang kerumahnya. Tidak ada alasan ia lama pulang selain menunggu Putra menjemputnya di-sekolah. Adel mengira Putra akan datang dan dia tidak mau membuat Putra kecewa karena dia sudah pulang duluan. Nyatanya disini Adel yang kecewa. Kecewa karena kebodohannya.

Saat sudah mendekati rumahnya dan Adel menatap halaman rumah, matanya langsung berbinar begitu melihat moge merah milik Putra. Perempuan itu berlari semangat dan dalam sekejap lelahnya hilang saat mengetahui kepulangan sang suami.

Adel berdiri didepan pintu rumah yang terbuka lebar, menatap seisi rumah yang hening. "Kak," panggil Adel sembari melepas sepatu sekolahnya.

Adel masuk, berjalan menuju kamar dan melihat Putra tengah berbaring dikasur dengan kaki menjuntai. Kedua lengan dijadikan sebagai bantal.

"Kak," panggil Adel pelan. Dia masuk dan meletakkan ranselnya keatas meja belajar. Lalu duduk disisi kasur, menatap Putra yang tengah memejamkan mata. Mungkin tidur.

Merasakan pergerakan seseorang, Putra mengerjapkan matanya dan melirik kesamping. Putra tersentak kecil, sejak kapan Adel didalam kamar?

"Kapan pulangnya?" tanya Putra datar beranjak duduk, membelakangi Adel.

"Barusan, kak." Adel menjeda, "semalam kakak kemana? Kenapa ngga pulang? Bahkan chatnya Adel ngga dibalas, padahal kakaknya online." suara Adel terdengar lembut. Dia tidak ingin menghakimi suaminya karena Adel tidak tau alasan dibalik itu semua. Siapa tau Putra memang lagi ada masalah, kita tidak tau.

Putra memalingkan mukanya kesamping sampai Adel tidak dapat melihat sisi wajahnya. Putra tidak mungkin menjawab jika ia tidak mau diganggu apabila sedang bersama dengan gadisnya. Bahkan, ia harus menghapus nomor Adel di kontaknya agar Alexa tidak curiga. Dan saat Adel mengirim chat, nomornya Putra arsipkan. Dan telpon dari Adel, hpnya sengaja disenyapkan.

Putra tidak bermaksud melakukan hal itu, tapi dia terpaksa karena tidak ingin membuat Alexa meninggalkan dirinya untuk kedua kali. Putra tidak sanggup.

Putra tidak menjawab. Pria itu hanya diam sambil merasakan detak jantungnya. Dan Putra tidak merasakan debaran itu ketika saat dia bersama Alexa. Tanpa sadar Putra tersenyum, berarti hatinya masih untuk gadis itu.

'Kangen lagi kan' batin Putra.

"Kak," panggil Adel.

"Hm, gue laper. Tolong masakin makanan buat gue." Putra mengatakan itu tanpa menatap Adel. Pria itu beranjak menuju kamar mandi dan menyandarkan punggungnya didaun pintu. Putra memejamkan matanya, menggunakan aku-kamu dengan Adel membuatnya merasa mengkhianati Alexa. Jadi dia putuskan untuk memanggil lo-gue lagi seperti pertama kali Putra bertemu dengan Adel.

Sikap Putra membuat Adel merasa sesak. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Namun, Adel mencoba menepisnya. Mungkin Putra lagi ada masalah atau mood pria itu sedang tidak baik, makanya dia bersikap mengacuhkan Adel.

Adel mencoba tersenyum, perempuan itu pun membuka seragamnya menggantinya dengan baju rumahan. Setelah itu menyiapkan makanan untuk suaminya.

Adel hanya memasak seadanya karena memang Putra tipikal orang yang tidak memilih-milih. Nasi goreng dengan telur dadar. Sebelum memanggil suaminya Adel melepas apron dan mencuci tangan sebelum melangkah kekamar.

Wanita itu terdiam dipintu kamar melihat Putra senyum-senyum sendiri didepan layar ponselnya. Pria itu tidak pernah seperti itu didepannya. Selalu datar dan dingin. Hanya bersikap hangat pada waktu tertentu.

ADELNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang