Follow me :)
*****
ASAP itu keluar dari bibir tipis seorang perempuan membentuk o. Mata birunya yang tajam menatap gambar seorang gadis yang tertempel di dinding, gambar yang dia silang menggunakan spidol merah.
Di atas meja di hadapannya terdapat berkas yang dia dapat dari anak buahnya tentang kekasihnya. Beberapa foto polaroid berserakan di atas meja. Foto Putra bersama Adel dengan tema pernikahan.
Alexa menghisap dalam rokoknya, kemudian dihembuskan dengan wajah tenang. Berbanding terbalik dengan rahangnya yang sudah mengeras. Warna mukanya pun berubah merah karena sedang menahan emosi yang meletup-letup di dadanya.
Putra. Kekasihnya ternyata sudah menikah. Dia menikah dengan perempuan yang sama sekali tidak Alexa sangka. Adel. Perempuan yang sudah dia targetkan untuk dibunuh karena sebuah dendam.
Seperti tidak cukup mengejutkan Alexa. Adel sedang hamil, buah cintanya bersama dengan Putra. Tentu hal itu membuat darah Alexa mendidih. Dia kecolongan. Menjadikan Putra sebagai suaminya, ternyata dia sudah kalah start dari Adel.
Menggunakan tangan kirinya, Alexa meraih satu foto. Mengamati dua orang di dalam gambar itu dengan tajam. Walau datar namun ada kebahagiaan di manik dingin Putra.
Mereka berdua berpose menghadap kamera, terlihat Adel tersenyum bahagia dan Putra tersenyum tipis sambil memamerkan cincin keduanya beserta dengan akta nikah.
Menjepit rokok di antara bibirnya, Alexa merobek gambar itu menjadi dua. Hingga gambar Adel terpisah dari gambar Putra. Alexa meletakkan gambar Putra diatas meja, meraih pisau kecil kemudian menusuk-nusuk penuh dendam mata Adel di foto itu hingga bolong.
"Dasar perusak! Gue ngga akan biarin lo hidup tenang. Lo udah rebut Daddy dari gue. Dan sekarang, lo rebut Putra juga dari gue. Bangsat! Mati lo!" Alexa semakin brutal menusuk gambar Adel hingga foto di bagian wajah Adel hancur, tak berbentuk.
Alexa tersenyum puas melihatnya. Hancurnya gambar itu akan ia realisasikan sebentar lagi. Dia hanya menunggu waktu yang pas.
Alexa tidak mau gegabah, membunuh Adel tanpa berpikir matang. Apalagi fakta suami Adel adalah Putra membuat Alexa memutar ulang rencananya. Jangan sampai kekasihnya itu tau masalah ini sebelum dia berhasil merusak wajah Adel menggunakan pisau mungilnya yang selalu dia bawa kemana-mana. Pisau yang berbentuk pena hitam itu.
Meletakkan gambar Adel yang sudah hancur itu ke atas meja. Alexa bersandar pada sandaran kursi sambil terus merokok. Kepalanya terus berpikir bagaimana caranya memulai dari awal. Alexa sudah tidak sabar mendengar kematian Adel, sebelum Daddynya berhasil menemukan gadis itu.
Lelah berpikir sampai kemudian senyum misterius tercetak di bibir tipisnya. Amat menyeramkan. Di tambah lagi mata birunya menggelap, aura tubuhnya membuat siapapun akan merinding.
"Permainan di mulai." Alexa berbisik lirih, menatap gambar Adel di dinding dengan penuh nafsu ingin membunuh.
-Adelnia-
"ADEL."
Adel yang sedang mencatat di buku tulis mendongak. "Iya, Bu." sahutnya sambil mengangkat tangan.
Guru Bahasa Indonesia itu mengisyaratkan Adel untuk mendekat, dia berdiri di sebelah kursinya.
Adel mengangguk, dia menutup bukunya sebelum maju ke depan. "Kenapa, Bu?" tanya Adel berhenti di depan guru itu, tepat disisi meja.
"Ibu minta tolong, tolong bawa kursi ini ke gudang. Udah rusak. Kakinya sudah mulai rapuh." dia menunjuk bagian kaki kursi yang memang sudah menunjukkan tanda kerusakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELNIA
Teen FictionCerita ini bersifat konflik ringan, hanya fokus pada kehidupan rumah tangga mereka. Lain dari itu, hanya sebagai bumbu cerita saja "Kak, bisa jemput aku? Aku lagi di taman, bentar lagi hujan." "Siapa lu nyuruh-nyuruh gue?! Punya hak apa lo?!" "Ka-ka...