Part 2 GV🏍️

12.7K 870 162
                                    

-Happy Reading-

"Gue ga---" belum sempat Melani melanjutkan perkataannya. Melani dan Daven dikejutkan dengan teriakan seseorang dari balik pohon.

"ARRGHH, REYHAN GOBLOK!" teriak Fiqiara. Dirinya tiba-tiba terjatuh dan menimpa tubuh Reyhan dari belakang.

"GAK USAH TERIAK, TUBUH GUE REMUK, BANGUN CEPAT!" ucap Reyhan tak kalah berteriak.

Fiqiara langsung bangun, menjulurkan tangannya untuk membantu Reyhan.

"Lo lemah banget sih!, gitu aja jatuh." cibir Fiqiara.

"Enak aja, lo bilang gue lemah. Gue jatuh gara-gara lo, pake acara bertumpu di belakang gue lagi." ucap Reyhan memenangkan dirinya.

"Tubuh gue nggak terlalu berat, sampai-sampai kita bisa jatuh."

"Tubuh lo emang kecil, yang berat itu dosa lo."

"Heh, mulut lo tu penuh do---."

"Ngapain kalian disini?" ucap Melani memotong ucapan Fiqiara.

"Eh, ada lo disini, Mel." ucap Fiqiara cengengesan.

"Eh, ada Daven juga. Gue kira lo udah balik ke kelas." ucap Reyhan ikut menimbrung.

Reyhan menarik lengan Fiqiara, agar mendekat kepadanya.

"Lo mau selamat dari amukan singa jantan dan betina gak?" bisik Reyhan ditelinga Fiqiara.

"Gimana caranya?" tanya Fiqiara ikut berbisik.

"Kita bilang aja kalo kembaran gue sama teman lo yang ngajak kesini. Setuju gak?"

"Setuju!"

"Siapa yang nyuruh kalian kesini?" tanya Daven membuka suara. Menatap dingin empat orang yang ada di hadapannya.

Empat orang yang dimaksud adalah Reyfan, Reyhan, Sintia, dan Fiqiara.

"Reyfan yang ngajak." ucap Reyhan menunjuk Reyfan yang ada disampingnya.

"Iya, Reyfan sama Sintia yang ngajak kita." ucap Fiqiara ikut menimbrung.

"Astagfirullah, tu mulut banyak banget dosanya. Itu rencana kalian berdua bukan kita. Dasar mental yupi!." ucap Sintia kesal, enak saja dirinya dijadikan kambing hitam.

"Iya sih, rencana gue sama Reyhan. Tapi kalian ikut nguping juga kan?" tanya Fiqiara kepada Sintia.

"Nah, tu kan ngaku dia yang buat rencana." ucap Sintia, memancing Fiqiara berkata jujur itu sangat mudah.

"Lo kenapa pake jujur segala sih?!" ucap Reyhan kesal. Dirinya sudah mempunyai ide untuk terhindar dari amukan Daven dan Melani. Malah mulut Fiqiara yang membocorkannya.

"Ihh gue lupa, Han. Sintia tu mancing-mancing gue buat berkata jujur." ucap Fiqiara.

"Bukan kite berempat aja kok yang nguping, TUH ADA BRYAN SAMA DEVIANA NGUPING JUGA DI POHON SANA." ucap Reyhan berteriak menunjuk arah pohon yang terdapat Bryan dan Deviana disana.

"Mulut teman lo tu ya nggak bisa diam apa?, jadi ketahuan juga kita kan." ucap Deviana kesal, terpaksa Bryan dan Deviana harus keluar dari persembunyian, dan berjalan menghampiri sahabat-sahabat mereka.

"Sorry, brother. Sebagai sahabat sejati susah senang harus bareng-bareng." ucap Reyhan cengengesan, merangkul pundak Bryan.

"Susah bareng-bareng sih, it's okay. Tapi tu Deviana bakal marah sama gue." ucap Bryan menatap Reyhan kesal.

"Gak papa, noh teman dia juga ikutan kok." ucap Reyhan menunjuk Fiqiara dan Sintia.

"Biar gue yang ceritain semuanya." ucap Sintia tiba-tiba, membuat mata Reyhan dan Fiqiara melotot.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang