Part 35 GV🏍️

1.6K 58 2
                                    

-Happy Reading-

"Apa kalian tidak bisa melarangnya untuk memanjat?" ucap Pria itu.

Daven merasa marah kepada para sahabatnya. Jika sesuatu terjadi kepada istrinya, maka siapa yang akan bertanggung jawab.

Melani membuka mata, melihat Daven yang menggendong dirinya.

"Gue sendiri yang mau manjat ke atas." ucap Melani yang masih berada digendongan Daven.

"Gue?" tanya Daven tak terima jika Melani masih menggunakan embel-embel lo-gue.

Melani mendengkus kesal, hanya karena itu saja Daven sudah merasa kesal, "Maksudnya aku bukan gue." jawab Melani.

"Pulang dari kampus, kalian bertiga langsung ke markas." ucap Daven kepada Bryan, Reyfan, dan Reyhan.

"Gue mau fitting baju pernikahan hari ini." ucap Bryan.

"Gue juga, Ven." ucap Reyfan.

"Malam ini aja ke markas, bisa kan?" tanya Daven.

"Bisa, bisa." jawab mereka cepat, aura Daven terlihat berbeda hari ini.

"Kau turunkan aku, Ven." ucap Melani, meminta Daven agar menurunkannya, dirinya sangat malu jika diliat dalam keadaan seperti itu.

Bukan Daven jika tidak mematuhi ucapan Melani. Daven menurunkan Melani dan langsung melingkarkan tangannya di pinggang Melani.

"Sifat posesif yang terlihat sangat jelas." sindir Reyhan.

Daven tidak memprdulikan perkataan Reyhan, dan lebih memilih untuk pergi dari sana. Daven mengambil jacket dan tas Melani, lalu pergi menuju taman tempat Reyfan dan Sintia tadi.

Saat mereka sudah sampai di taman, Melani duduk dengan jarak yang cukup jauh dari Daven.

Daven menghembuskan nafasnya kasar, "Pertama, kau menyuruhku tidur di luar kamar. Kedua, kau pergi ke kampus tanpa memberitahu diriku. Ketiga, kau memanjat pohon tanpa memperdulikan keselamatanmu, jika aku tidak datang tepat waktu entah apa yang akan terjadi kepadamu. Dan yang terakhir, kenapa kau duduk begitu jauh dariku?" ucap Daven panjang sambil menatap Melani.

Melani melihat Daven sekilas sebelum menjawab perkataan suaminya, "Pertama, kau bilang pergi sebentar dan bertemu Reyfan, tapi kau berbohong kepadaku. Kedua, aku tidak ingin mengganggu tidurmu. Ketiga, jika aku jatuh ke bawah mungkin saja aku akan pingsan. Dan ya, apa aku harus duduk dipangkuanmu agar lebih dekat?" ucap Melani tidak kalah panjang.

Jujur saja, Melani masih kesal dengan Daven yang membohonginya, terlebih lagi Daven tidak menjawab apa yang dia lakukan bersama Mark dan Michelle.

Daven mendekatkan diri kepada Melani, dan dengan mudahnya Daven mengangkat tubuh Melani dan mendudukkan Melani di pangkuannya.

"Apa yang aku lakukan adalah hal yang terbaik untuk kita berdua." ucap Daven, sambil menghirup aroma tubuh Melani yang sudah menjadi candu untuknya.

Melani dapat merasakan deru nafas Daven yang menerpa lehernya, "Apa kau memiliki hubungan yang lain dengan Athala?" tanya Melani, seketika ucapan Athala kemarin masih terlintas dipikirannya.

"Apa kau bertemu dia?" ucap Daven bertanya balik.

Melani menganggukkan kepalanya, "Aku bertemu Athala kemarin." jawab Melani.

Daven memalingkan wajahnya kearah lain, "Bocah ini suka membuat masalah denganku." ucap Daven pelan.

Melani menyentuh wajah Daven agar menatapnya, "Apa kau mengatakan sesuatu?" tanya Melani.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang